Part 25

29.1K 2.6K 29
                                    

"Sumpah, kaki gue pegel banget, serasa mau copot nih kaki gara-gara berdiri berjam-jam," ucap Zyla saat mereka telah sampai di kantin.

"Salah lo sendiri telat," sahut Kevin.

"Lagian lo udah telat, pake mancing emosi pak Dani segala lagi," ucap Rita.

"Udah tau Pak Dani kalo ngasih hukuman suka nggak ngotak, masih macem-macem aja lo Zy" ujar Lia.

"Heh Lia, lo pake ngomong Pak Dani nggak ngotak segala, mau gue bilangin sama orangnya?" ucap Kevin.

"Ya jangan dong Vin, bisa diceramahin lima jam gue,"

"Takut kan lo?" ejek Kevin.

Tiba-tiba Zidan menyodorkan sebotol air mineral dingin diden Zyla, hal itu sontak membuat Zyla menatap kearah Zidan.

"Perhatian banget sama pacar," celetuk Kevin.

"Emangnya lo, jomblo akut!" ejek Lia.

"Gue jomblo, lo jomblo, kenapa kita nggak pacaran aja?" tanya Kevin kepada Lia seraya menaik turunkan alisnya.

"Ogah!" ketus Lia.

"Pelan-pelan minumnya Zy," ucap Arga saat Zyla melihat Zyla meminum minuman itu dengan tergesa-gesa.

"Rey mana ya? Kok belum kelihatan," tanya Rita entah kepada siapa.

"Palingan juga sama si uler," sahut Lia.

"Kalian kenapa manggil Cika uler sih? Gue jadi penasaran," tanya Kevin yang benar-benar penasaran.

"Kepo lu!" sinis Lia.

Setelah beberapa menit, akhirnya Rey datang bersama dengan Cika dan Kinan. Mereka bertiga mendekat kearah meja yang Zyla tempati.

"Hai guys, kenalin, ini temen baru gue, namanya Kinan," sapa Cika yang membuat mereka menoleh serempak kearah Kinan, begitu juga dengan Zidan.

Deg!
Zidan nampak terkejut melihat kedatangan gadis itu, gadis yang dulu pernah mengisi hatinya.

"Hai, gue Kinan, senang bisa berkenalan dengan kalian, semoga kita bisa berteman baik," sapa Kinan dengan ramah.

"Hai juga Kinan, gue Kevin, ini Arga, Lia, Rita, Zyzy dan yang terakhir-"

"Zidan," ucap Kinan memotong ucapan Kevin.

"Kok lo tau sih? Kalian udah saling kenal? tanya Kevin.

"Iya, kita udah saling kenal," sahut Kinan apa adanya.

"Hai Zidan, lama nggak ketemu," sapa Kinan pada Zidan, namun Zidan hanya tersenyum kecil.

"Gue kangen deh sama lo," sambung Kinan seraya mendudukkan dirinya disamping Zidan.

"Siapa sih nih anak, genit amat," batin Zyla.

"Jangan gitu Kin, nanti pacarnya Zidan cemburu loh," ucap Reyhan seraya melirik Zyla.

"Lo udah punya pacar Zid? Kenalin ke gue dong," sahut Kinan.

"Lo udah kenalan," sahut Zidan yang membuat Kinan semakin bingung.

"Pacarnya Zidan itu Zyzy," sahut Rita.

"Oh, lo pacarnya Zidan?" tanya Kinan kepada Zyla dan hanya dibalas deheman oleh Zyla.

"Udah berapa lama kalian pacaran?" tanya Kinan lagi.

"Bukan urusan lo!" ketus Zyla.

"Zid, nanti bisa pulang bareng nggak?Gue masih pengen ngobrol bareng sama lo, sekalian melepas rindu,"

"Rindu pala lo peang!" sahut Zyla dalam hati.

"Dia pulang bareng gue," bukan Zidan yang menjawab, melainkan Zyla.

"Oh, tapikan kalian naik mobil, gue bisa nebeng dibelakang kan?" sahut Kinan tak mau kalah.

"Boleh ya Zid," pinta Kinan memasang puppy eyesnya.

"Iya," sahut Zidan seraya melirik Zyla sekilas, sehingga membuat Zyla kesal.

"Gue nggak salah, jadiin dia alat bales dendam gue," batin Cika seraya tersenyum miring.

"Sama aja kek si uler ternyata," bisik Lia kepada Rita.

"Ho-oh, yang satu uler, yang satu lagi ulet bulu, kegatelan mulu," ucap Rita lirih.

"Rey!" lirih Zyla menatap tajam Reyhan.

Reyhan yang mengerti akan maksud dari tatapan adiknya itu, mencoba untuk membela adiknya.

"Kin, mending nanti lo pulang bareng gue sama Cika aja deh, soalnya nanti kita mau jalan-jalan, biar Cika ada temennya kalo lo ikut," ucap Reyhan.

"Oh ya? Kalian mau jalan-jalan kemana? Ya udah, kalau gitu, gue ikut kalian aja deh,"

"Lain kali kita pulang bareng ya Zid,"

"Iya Kin," sahut Zidan.

Hari demi hari terasa begitu singkat, hubungan Zyla dengan Zidan entah jadi seperti apa sekarang.

Setiap kali Zyla dekat dengan Zidan, entah kenapa Kinan selalu muncul dan mengacaukannya, bahkan sekarang Zidan lebih dekat dengan Kinan, daripada Zyla.

Entah kenapa rasanya seperti ada yang hilang di hati Zyla, ia merasa tidak rela jika melihat Zidan dengan Kinan, namun ia sadar, hubungannya dengan Zidan hanya sebatas pura-pura.

Zyla berusaha untuk tidak memikirkan apapun tentang Zidan, karena ia tahu jika Kinan ternyata adalah mantan dari Zidan.

Lia dan Rita, kedua sahabat Zyla itu tahu persis perubahan yang terjadi pada diri Zyla semenjak kedatangan Kinan.

-----------------

Saat ini Zyla tengah berada di halaman belakang, duduk sendiri di bawah pohon yang rindang dan menikmati angin yang berhembus pelan, sebelum gadis yang selama ini mengganggu pikirannya menghampirinya.

"Hai Zy," sapa Kinan sok ramah.

"To the point!" sahut Zyla yang malas basa basi.

"Apa yang lo mau dari Zidan?" tanya Kinan langsung.

"Maksud lo?" tanya Zyla tak mengerti.

"Lo pasti ngincer hartanya Zidan kan? Makannya lo pacaran sama dia," ucap Kinan.

"Gue nggak nyangka, kok Zidan mau ya pacaran sama cewek kek lo gini," ejek Kinan dengan senyum miringnya.

"Kalo dibandingin sama gue mah nggak ada apa-apanya," sambung Kinan seraya meneliti penampilan Zyla dari atas hingga bawah.

"Oh ya? Buktinya dia mau sama gue tuh," sahut Zyla santai.

Jika dilihat-lihat, penampilan mereka berdua memang sangat berkebalikan. Kinan yang anggun, dengan Zyla yang bar-bar, Kinan dengan rambut panjangnya yang selalu ia gerai, sementara Zyla hanya mengikat rambutnya asal, namun Zyla selalu tampil apa adanya.

"Gue denger-denger, lo itu cewe matre, yang selalu minta-minta sama cowok," ucap Kinan dengan nada mengejeknya.

"Dasar cewek murahan! Lo itu cuma manfaatin Zidan kan? Jadi, gue mau lo jauhin Zidan!" ucap Kinan lagi.

Plak!
Zyla yang mendengar ejekan dari Kinan pun tak mau tinggal diam, ia menampar pipi kiri Kinan dengan keras, sehingga membuat gadis itu meringis kesakitan.

Tak hanya itu, Zyla mencengkram pipi Kinan dengan kuat sehingga membuat gadis itu sulit untuk bicara.

"Gue ingetin sama lo, jangan main-main sama gue, kalo lo nggak mau nyesel nantinya!" ancam Zyla.

"Zyzy stop!" ucap Zidan yang datang bersama dengan Cika, sehingga Zyla langsung menghempaskan cengkeramannya pada pipi Kinan secara kasar.

"Gue nggak nyangka lo tega nampar Kinan, dan kasar sama dia, emang salah dia apa hah?" bentak Zidan kepada Zyla.

ZIZY (Zidan&Zyla)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang