"Siapa yang sudah rusakin pintu ruangan cctv?" teriak Pak Handoko dengan suara lantang.
"Mampus lo Rey!" bisik Kevin.
"Diem! Lo juga ikut dobrak tuh pintu," ujar Reyhan lirih.
"Jadi, tidak ada yang mau mengaku?" tanya Pak Handoko seraya menatap muridnya tersebut.
Reyhan dan Kevin saling bertatapan seperti memberi kode untuk tetap diam, sementara Rita dan Lia sudah cemas.
Siswa yang lain bahkan bingung dan tidak tahu jika pintu ruangan cctv itu rusak.
"Baik, jika kalian tidak ada yang mau mengaku, saya sumpahin yang sudah rusakin pintu itu akan jomblo seumur hidup, nasibnya buruk, dan-"
"Reyhan Pak," celetuk Kevin yang membuat Reyhan, Lia dan Rita menatap tajam kearah Kevin.
"Sorry Rey, gue nggak mau kena kutukan Pak Handoko," ujar Kevin.
"Kevin juga ikutan pak, saya dan dia yang udah rusakin pintu itu," sahut Reyhan seraya tersenyum miring menatap Kevin.
"Sialan lo Rey!" umpat Kevin.
"Salah siapa mulut lo ember," sahut Reyhan.
Kalian berdua ikut Bapak ke ruang BK!" titah Pak Handoko.
Sesampainya di ruang BK, Reyhan dan Kevin mendudukkan dirinya di depan Pak Handoko.
"Kenapa kalian rusakin pintu itu?" tanya Pak Handoko menatap dua orang yang berada didepannya s cara bergantian.
"Karena kita dobrak Pak, jadi pintunya rusak," sahut Reyhan santai.
"Kenapa kalian dobrak? Emangnya kalian mau belajar jadi maling apa, pake dobrak-dibrak pintu segala?" tanya Pak Handoko lagi.
"Karena kita mau masuk, tapi pintunya dikunci, jadi kami dobrak," sahut Kevin.
"Terus ngapain kalian mau masuk ke ruangan itu?"
"Kita cuma mau lihat rekaman cctv kemaren Pak," sahut Reyhan.
"To the point!" titah Pak Handoko.
"Bapak aja nanyanya berbelit-belit, kenapa nggak Bapak aja yang langsung nanya to the point?" ujar Kevin.
"Jadi?" tanya Pak Handoko tidak jelas.
"Kita cuma mau nyelametin Zyzy sama Zidan Pak, mereka tuh terkunci di gudang dari kemaren, untung aja kita cepet temuin mereka," sahut Reyhan menjelaskan.
"Maksudnya?" tanya Pak Handoko tidak mengerti.
"Nih, Bapak lihat sendiri," sahut Reyhan seraya menyodorkan rekaman cctv yang sudah Reyhan copy di ponselnya.
"Ini bukannya kemaren waktu Bapak hukum Zyla sama Zidan buat beresin gudang?" tanya Pak Handoko memastikan.
"Nah betul tuh, kalo amsampe mereka kenapa-kenapa kan Bapak juga pasti terlibat," ujar Kevin.
"Kamu panggil Kinan kesini, ini sudah termasuk kejahatan dan sangat membahayakan orang lain," ujar Pak Handoko menyuruh Kevin untuk memanggil Kinan.
"Dia emang sudah sering membahayakan nyawa adik saya Pak, apa dia nggak bisa dikeluarkan dari sekolah ini?" tanya Reyhan setelah kepergian Kevin.
"Bapak nggak berhak buat ngeluarin murid Rey, nanti Bapak coba bicarain ini sama kepala sekolah dulu," sahut Pak Handoko.
"Beruntung orang tua saya nggak tahu masalah ini karena mereka sedang pergi ke rumah nenek saya, kalo sampe mereka tahu, mungkin sekolah ini juga akan kena imbasnya," ujar Reyhan, karena memang keluarga Zidan selalu membantu sekolah ini dan sangat berpengaruh besar terhadap sekolah ini.
"Saya sebagai kakak Zyzy, saya mohon keadilan dari sekolah ini dan tolong sampaikan juga kepada Kepala Sekolah tentang masalah ini. Saya nggak mau anak itu terus-menerus celakain adik saya," sambung Reyhan.
"Kita pasti akan buat keputusan yang tepat Rey, jadi saya mohon kamu jangan bicara dulu tentang masalah ini ke orang tua kamu, biar sekolah yang akan selesaikan ini semua," sahut Pak Handoko.
-----------------------
Zidan membawa Zyla menuju taman yang dekat dengan LE Cafe. Mereka mendudukkan tubuh mereka pada bangku yang berada disana.
"Mau ngomong apaan sih? Pake bawa gue ke Taman segala," ucap Zyla dengan wajah cemberut.
"G-gue dijodohin," ujar Zidan.
Deg!
Zyla seketika menatap cowok disampingnya itu dengan raut wajah terkejut. Ia memang belum mengingat apapun, tapi entah kenapa hatinya benar-benar tidak rela saat mendengar Zidan akan dijodohkan.
"Ya bagus dong," sahut Zyla secara tersenyum palsu.
Flashback on
Zidan pulang dari sekolah, setelah mengantarkan Zyla pulang ke rumah.
"Baru pulang?" tanya Meli yang sedang duduk di ruang tengah seraya menonton tv.
"Darimana aja?" tanya Meli lagi,"
"Apartemen," sahut Zidan berbohong.
"Semalem Rey cariin kamu, emang dia nggak tahu kamu di apartemen?" tanya Meli.
"Tadi udah ketemu, semalem hp Zidan mati," sahut Zidan.
"Terus kenapa kamu baru pulang sekarang? Emang nggak ke sekolah atau mau bolos?" tanya Meli curiga.
"Zidan pusing Bun, udah di ijinin juga sama Kevin," sahut Zidan beralasan.
"Alasan kamu, bilang aja mau bolos," ujar Meli.
"Zidan mau mandi dulu Bun," ucap Zidan mengalihkan pembicaraan.
"Habis mandi langsung kesini! Bunda sama Ayah mau ngomong penting sama kamu," ucap Meli setengah berteriak.
"Ayah nggak berangkat ke kantor?" tanya Zidan.
"Enggak, Ayah ambil libur tiga hari, buat ngurusin sesuatu," sahut Meli.
"Tiga hari? Emang ngurusin apaan? Nggak biasanya," gumam Zidan seraya melanjutkan langkahnya.
Setelah mandi dan bersiap, Zidan langsung menuju ruang tengah, tempat dimana Ayah dan Bundanya tengah duduk disana.
"Hubungan kamu sama Zyla gimana Zid?" tanya Geno membuka percakapan.
"Baik," sahut Zidan datar.
"Bunda denger kalian udah putus?" tanya Meli.
"Siapa bilang?"
"Kevin yang bilang sama Bunda, katanya Zyzy juga hilang ingatan? Iya?" tanah Meli lagi seraya memastikan.
"Iya," sahut Zidan lirih.
"Baguslah kalo kamu sama Zyzy udah putus," sahut Meli yang membuat Zidan semakin bingung.
Karena setahu dia kedua orang tuanya sangat menyukai Zyla, terutama Meli.
"Ayah sama Bunda mau jodohin kamu sama anak rekan kerja Ayah, kalo kamu sudah putus sama Zyla, jadi bagus dong, biar dia nggak terlalu sakit hati nantinya," ujar Meli menjelaskan.
"Tapi Bun-"
"Ini semua demi keluarga kita Zid, perusahan kita mengalami penurunan drastis, juga kebocoran data pada perusahaan, sehingga mengakibatkan banyak masalah," sahut Geno menjelaskan.
"Zidan nggak mau," sahut Zidan ketus.
"Kami sudah rencanakan ini semua Zidan, mau tidak mau kamu harus menuruti kemauan Kami. Kami juga sebenarnya terpaksa lakuin ini, tapi mau gimana lagi Zid? Nggak ada lagi yang bisa bantuin kita," ujar Geno.
"Ini foto calon tunangan kamu, kalian akan tunangan lusa, karena semua sudah dipersiapkan baik-baik," sambung Geno.
Deg!
Zidan menatap foto tersebut lekat-lekat. Ia benar-benar mengenai sosok yang ada pada foto itu. Sosok gadis yang sering mengganggunya dan membuatnya risih.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIZY (Zidan&Zyla)
Ficción GeneralZylavya Adeline Kencana Putri Arthawira, gadis cantik yang terkenal akan sikap matrenya, bar-bar, kere dan juga pemilik jiwa gratisan. Namun dibalik sikap matrenya, ternyata ia adalah seorang anak dari pengusaha terkaya dan tersukses, hanya saja tid...