Part 06

38.2K 3.3K 6
                                    


"Buset, lo gak makan berapa minggu Zy, sampe pesen makanan segitu banyaknya?" tanya Lia menatap Zyla yang tengah menikmati makanannya.

"Gwue lawhper," jawab Zyla dengan mulut yang penuh makanan.

"Telen dulu Zy," titah Rita yang dibalas anggukan kepala oleh Zyla.

Saat ini ketiga gadis itu tengah berada di kantin dan menyantap makanan mereka masing-masing.

Lia dan Rita hanya pesan Bakso dan jus jeruk, sedangkan Zyla, gadis itu memesan banyak makanan. Bakso, mi ayam, kentang goreng, beberapa snack dan dua gelas jus mangga.

----------------

"Buset dah Zy, lo kerasukan apaan?" tanya Kevin yang baru saja datang dengan Zidan, Arga dan juga Reyhan.

"Kenapa?" tanya Zyla menaikkan alisnya.

"Lo kelaparan atau gimana? Rakus amat makan segitu banyaknya?" sindir Reyhan.

"Iri aja lo pada, kalo mau itu bilang, gak usah sok nyinyirin gue," sahut Zyla.

"Kalian mau juga? Pesen aja yang banyak, nanti gue yang bayarin semua," ucap Zyla tersenyum lebar.

Semua yang berada dimeja itu sontak kaget dengan penuturan Zyla, kecuali Zidan, cowok itu sama sekali tidak terkejut sama sekali.

Pasalnya, Zyla tidak pernah mentraktir siapapun, termasuk kedua sahabatnya, bahkan seringkali Zyla kekurangan uang untuk membayar makanannya.

Kevin dan Reyhan yang mendengar perkataan Zyla langsung memesan makanan mereka. Arga memilih untuk membayar pesanannya sendiri, sedangkan Zidan tidak memesan makanan apapun. Ia hanya duduk menatap Zyla yang tengah lahap memakan makanannya.

"Bayarin makanan gue sekalian ya Zy," pinta Lia menatap Zyla.

"Punya gue juga Zy," sambung Rita.

"Hm, kalian tenang aja," jawab Zyla menganggukkan kepalanya.

"Dapet duit darimana lo hah? Ngrampok lagi?" tanya Reyhan menatap Zyla penuh curiga.

"Emang Zyla pernah ngrampok?" tanya Lia polos.

"Kalian lupa? Dia kan biasanya ngrampok Arga," ejek Reyhan tersenyum miring.

"Enak aja, Gaga itu suka sedekah ke gue, bukan gue rampok! Iya kan Ga?" ujar Zyla kesal.

"Iya Zy," sahut Arga tersenyum manis kearah Zyla dan mengelus pucuk kepala Zyla.

"Iya kita tau, kalo lo itu miskin Zy, makannya si Arga suka sedekah ke lo," ucap Kevin dengan mengejek.

"Kalian gak tau aja kalo gue itu sebenernya kaya, cuma gue gak sombong aja," sahut Zyla menyombongkan diri.

"Kaya monyet kali," celetuk Zidan.

"Monyet teriak monyet, dasar!" kesal Zyla.

Setelah beberapa menit, pesanan Kevin, Arga, dan Reyhan datang. Mereka langsung melahap makanan mereka masing-masing. Berbeda dengan Zidan yang hanya memainkan ponselnya.

"Zid, lo gak pesen?" tanya Reyhan menatap Zidan yang masih sibuk dengan ponselnya.

"Lumayan, makan gratis. Kapan lagi coba Zyla mau bayarin makan kita?" celetuk Kevin.

"Nah loh, bener tuh. Biasanya kan Zyzy krisis keuangan terus," timpal Rita.

"Gue makan ini aja," ucap Zidan yang langsung mengambil semangkok mi ayam milik Zyla yang belum tersentuh, dan langsung memakannya.

"OMG, heh kulkas! Itu mi ayam gue kenapa lo makan hah? Lo kan bisa pesen sendiri," ucap Zyla kesal saat menyadari mi ayamnya dimakan oleh Zidan.

"Lo pikir lo mampu ngabisin semua makanan yang lo pesen hah?" ucap Zidan menatap Zyla tajam.

"Mampu kok," jawab Zyla yakin.

"Emang lo bawa uang Zy?" tanya Arga.

"Enggak sih," sahut Zyla cengengesan.

"Uhuk-uhuk, lo beneran gak bawa uang Zy?" tanya Kevin yang terkejut dan dibalas anggukan kepala oleh Zyla.

"Beneran Zy?" tanya Lia.

"Lo gak bercanda kan Zy?" timpal Rita.

"Terus ini siapa yang mau bayar woy? Mana banyak banget," tanya Reyhan.

"Lo aja Rey, lo kan anak orang kaya, gak kayak Zyla," ujar Kevin.

"Ck, yang kaya itu orangtuanya, bukan Reyhan," ujar Zyla tersenyum miring.

"Kalian tenang aja, yang bakal bayarin itu bukan gue," sambung Zyla.

"Siapa Zy? tanya Arga.

"Noh si kulkas," Zyla menunjuk kearah Zidan dengan dagunya.

"Ya kan El?" tanya Zyla tersenyum lebar.

"Hmm," Zidan hanya menjawab dengan deheman.

Seketika mereka menatap Zidan aneh. Sejak kapan cowok itu mau membayarkan makanan orang lain, terlebih lagi itu Zyla.

"Sejak kapan lo mau jajanin nih bocah?" tanya Kevin penuh curiga.

"Sejak tugas seni itu selesai, puas lo?" kesal Zidan.

------------------

"Heh Zyla, sini lo!" ucap Gina yang saat ini sedang bersama Fia didepan salah satu toilet.

"Kenapa?" tanya Zyla menghampiri kedua gadis itu.

"Gue gak suka ya kalo lo deket-deket sama Zidan dan sahabatnya," tegas Gina.

"Terus urusannya sama gue apaan?" sahut Zyla santai.

"Gue mau lo jauhin mereka, ngerti lo?" tanya Gina.

"Heh Gila, bilang aja lo iri gak bisa deket-deket sama mereka, ya kan? Ngaku lo!"

"Ya wajar sih, gue kan cantik, manis, rajin menabung, makannya mereka mau deket-deket gue, sedangkan lo kan jelek. Duh gimana dong?" sambung Zyla menyombongkan dirinya.

"Nama gue itu Gina, bukan Gila!" kesal Gina.

"Buta kali Gin," sambung Fia.

"Dasar cewek matre! Orang miskin aja belagu!" ejek Gina.

"Males banget gue ngeladenin orang gila kek kalian, bye!" ucap Zyla yang langsung pergi meninggalkan mereka berdua dan sengaja menabrak bahu Gina dengan keras.

"Sialan lo!"

----------------

"Hai Rey," sapa seorang gadis bernama Cika.

"Iya kenapa Cik?" tanya Reyhan.

"Nanti sore ada waktu gak?" tanya Cika.

"Bisa temenin gue jalan-jalan?" sambung Cika.

"Ok deh, nanti sore gue jemput," ujar Rehan.

"Sampai ketemu nanti Rey, bye!" ucap Cika yang kemudian meninggalkan Reyhan.

"Wah, ada yang mau jalan-jalan bareng gebetan nih," ucap Kevin yang sudah ada dibelakang Reyhan, bersama dengan Zidan dan Arga.

"Iri bilang bos!" balas Reyhan.

"Bener itu gebetan lo Rey?" tanya Arga yang hanya dibalas deheman oleh Reyhan.

"Makan-makan kalo udah jadian bro," ucap Kevin.

"Pasti," jawab Reyhan semangat.

Reyhan memang sudah dekat dengan Cika dari beberapa bulan yang lalu. Mereka seringkali jalan bersama.

Cika memang termasuk gadis yang cantik, dengan rambut panjangnya, dan tingginya yang tidak jauh dari Reyhan. Ia juga sekelas dengan Reyhan.

"Gue balik duluan," ucap Zidan angkat suara.

"Gue nebeng woy," teriak Kevin mengejar Zidan.

ZIZY (Zidan&Zyla)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang