Deritan pintu terdengar jelas, menampilkan ia yang membawa masuk seraya menurunkan barang bawaan. Menantikan pria muda bangsawan ini adakah sesuatu yang masih membutuhkan bantuannya. Biar kata memanglah benar, Tuan Muda Da Lin ini membawa serta pelayan pribadinya yang belum diketahui apa namanya.
"Afeng, buka semua jendela dalam ruangan ini. Jangan biarkan udara dari pelayan rendahan sepertinya tertinggal."
"Baik, Shaoye."
Mendengar hal demikian tidak mengenakkan, Ji Yu sama sekali tidak bereaksi seakan sama sekali tidak mendengar ucapan tersebut. Entahlah, barangkali sudah kebal akan jenis ucapan-ucapan menyinggung demikian di kehidupan pelayan yang dijalaninya selama ini. Selain itu, apa juga yang bisa dilakukan olehnya, bukan? Melawan juga tidak akan ada hasil, yang ada malah hanya menyerahkan dan berakhir mengantarkan nyawa saja.
"Kalau begitu aku permisi dulu. Jika ada yang ingin diminta, maka panggil saja aku atau pelayan lainnya." Masih menurunkan pandangan, pun tidak lupa Ji Yu merendahan sedikit tubuhnya sebelum berakhir menarik diri.
"Hidupmu memanglah sulit, Ji Yu. Bahkan sehari saja aku tidak akan tahan akan perbedaan kasta ini."
Namun, kenapa pula tuan muda bangsawan ini menyergah? Mau tidak mau Ji Yu menghentikan langkah untuk kemudian berbalik menghadapkan wajah tertunduknya pada pria bangsawan yang kian pula mendekat, menajamkan pandangan.
"Kau ... angkat kepalamu."
Jika sudah seperti ini, tidak mungkin Ji Yu menolak, bukan? Dan jikalau pandangan mereka berakhir bertemu pun, harusnya tidak akan menjadi masalah. Akan tetapi, pandangan macam apa yang diperoleh tuan muda ini? Berani-beraninya seorang pelayan rendahan memandangnya tanpa kegentaran sama sekali, semacam tidak mengenal rasa takut sedikit pun.
Apa yang Hui Yan sukai dari seorang pelayan rendahan tidak tahu tempat seperti ini?
"Apa yang kau perlukan, Shaoye?"
Shaoye? Kian pula Da Lin tidak suka, mulut pelayan ini boleh saja memanggilnya tuan muda, tapi bagaimana akan menjelaskan maksud dari pandangan yang ada? Lantas, apakah semua pelayan di kediaman Sekretaris Kerajaan ini memiliki sifat-sifat demikian? Munafik.
Tidak heran pula jikalau pelayan rendahan sepertinya berani memendam perasaan pada nona muda dari kediaman ini. Jika dibiarkan terus, mau jadi apa kehidupan para bangsawan, bukan?
Oleh karenanya, Da Lin mengikis jarak lebih lagi.
"Menjauh dari urusanku jika tidak ingin berakhir mengenaskan, hentikan pula harapan palsumu itu. Jelas tahu tidak akan pernah mendapatkannya, lantas buat apa repot-repot memikirkan? Akan lebih baik menjauh ... sejauh mungkin, bukan?" Bertindak seolah-olah ada semacam kotoran ataupun debu yang menempel pada bahu kanan dari pakaian Ji Yu. "Hanya dengan begitu, bukan hanya dirimu yang aman melainkan semua pun akan damai. Apa kau mengerti?"
Namun, bukannya menjawab langsung. Ji Yu malah menghentikan pun menjauhkan tangan tuan muda bangsawan ini seakan kotoran itu sendiri tak lain adalah Da Lin itu sendiri. "Aku tahu dengan betul posisiku, tapi aku hanya mendengar apa yang dimintai Hui Yan Xiaojie. Jika dia bersedia menikahimu ... aku akan diam, tapi akan lain halnya jika dia memintaku menghentikan pernikahanmu."
"Ji Yu, kau sungguh berani. Pria bangsawan sepertinya memang pantas mendapat perlakuan seperti ini."
"Lancang!" seru Afeng. "Beraninya seorang pelayan sepertimu mengatakan hal-hal demikian, apa kau lupa sedang dengan siapa kau bicara?!"
Pun Da Lin menghentikan, yang mana Afeng serta merta membungkam mulutnya, tapi ketidaksukaan dari pelayan pribadinya ini terhadap Ji Yu jelas saja kian terlihat. Sedangkan Ji Yu sendiri, bertindak seakan tidak peduli apalagi mendengar kicauan dari pria yang sama-sama seorang pelayan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Village : Secrets Of Past Life (END)
FantasyAmazing cover by @hayylaaa Kehidupan masa lalu masih belumlah berakhir. Malah kini menghampiri dalam wujud mimpi demi mimpi, menyampaikan pesan. Yang mana mereka, orang-orang yang saling terikat benang merah pada akhirnya dipertemukan kembali hanya...