Bukan hanya Azhuang dan Yue Ming yang menemani, melainkan peluh pun ikut serta menemani ia yang meregangkan tubuh sembari menengadahkan pandangan ke bersihnya langit nan membiru. Merasakan embusan angin yang berdatangan, menyeka pergi peluh yang bercucuran dari wajah menengadahnya. Menyaksikan pula betapa jernih, bersih dan indahnya langit membiru yang menjadi atap dari keseluruhan desa cukuplah ramai ini. Terlebih akan aktivitas dari warga yang kini sedang bekerja di ladang sayuran, menyiram sejumlah benih yang baru berkecambah ini dengan begitulah ceria seraya bercengkerama dengan warga lainnya.
Pun hutan yang mengelilingi seakan ikut serta meramaikan suasana, menyumbangkan sejumlah nyanyian yang berdesau seirama akan datangnya angin. Menentramkan pikiran dan hati bagi si pendengar, atau barangkali hanya Ji Yu seorang saja yang mendengarkan? Di kala warga lain tampak biasa-biasa saja, semacam pendengaran mereka taklah menangkap suatu jenis suara apa pun. Mungkinkah telah terbiasa? Ataukah lagi dan lagi mereka mengabaikan?
Namun, bagaimana bisa sejumlah warga ini mengabaikan? Saat di mana nyanyian hutan tak lagi menenangkan, melainkan meresahkan. Tak mengherankan jikalau Ji Yu sontak menghentikan aktivitas menikmati suasananya, menurunkan tengadahan wajah sembari mengedarkan pandangan ke area hutan yang dicurigai. Hutan Malam Abadi.
Jenis suara macam apa ini? Benarkah suara desauan hutan, ataukah .... Memajukan langkah, keseriusan mengambil alih. Hutan sedang berbicara? Ataukah sedang tertawa? Dan jawaban yang didapatkan Ji Yu tak lain keterkejutan, menolehkan pandangan seketika ke asal suara yang memanggil dirinya. Mendapati Azhuang-lah si pemanggil barusan.
"Ji Yu, abaikan saja. Mari fokus dengan apa yang kau curigai tadi. Di sana! Hutan Malam Abadi, bukan?"
Akan tetapi, pandangan Ji Yu kini telah jatuh pada hal lain. Tak pula mendengarkan apa yang sedang dibicarakan Azhuang, melainkan terus memerhatikan seorang pria penyendiri, berjongkok sibuk membersihkan rerumputan yang menjadi parasit pada tanaman sayuran. Tidak ada pula warga yang tampak berinisiatif mendekati ataupun menegurnya, semacam pria penyendiri yang tak lain Xiao Tang Yuan ini adalah sumber penyakit atau apalah itu yang mampu membahayakan nyawa banyak orang.
"Kenapa kau tampak tertarik dengannya?" Yue Ming menanyakan, menyudahi pandangan berfokus Ji Yu dari Tang Yuan untuk jatuh kepadanya. "Apa karena Tang Yuan tetangga depan rumahmu?" tanyanya lagi.
"Kenapa semua orang memperlakukannya seperti itu? Seolah ada diskriminasi."
"Memang terlihat demikian, tapi percayalah tidak ada hal-hal seperti itu di desa ini," timpal Azhuang, mencoba mencari jawaban pastinya dari Yue Ming yang serta merta mengangguk, membenarkan. "Baiklah, Ji Yu. Berhenti memikirkan hal-hal itu, mungkin memang benar Tang Yuan jenis orang yang berkepribadian sedikit aneh."
"Aku hanya ingin tahu alasan pastinya kenapa orang-orang bersikap seperti itu padanya. Bahkan istrinya, Kwan Mei, bukankah mengalami hal serupa pula?" Dan Azhuang mengangguk, tapi tidak dengan Yue Ming yang malah bergeming sembari mengikis jarak lebih lagi pada Ji Yu.
Mungkinkah, ada sesuatu yang ingin Yue Ming beritahukan? Melihat wajah pria ini tampaklah berkata demikian. Namun, hanya untuk bicara saja haruskah bereaksi semencurigakan ini? Yang mana Yue Ming berkali-kali melihat sana-sini seakan takut dan khawatir jikalau ada yang memerhatikan. Memangnya siapa pula yang akan memata-matai, bukan?
"Menurut informasi yang kudapat selama hampir dua tahun tinggal di sini. Tang Yuan dan Kwan Mei sudah bergabung dengan desa ini sekitar 5 tahun lamanya, dan sikap mereka sudah aneh dari sebelum kedatanganku," ucap Yue Ming, mulai menjelaskan. "Tidak banyak orang berani membicarakan mereka atau mungkin saja tidak ada yang tahu ceritanya, tapi beberapa orang yang sudah lebih dahulu tinggal di sini sebelum Tang Yuan dan Kwan Mei bergabung pernah mengatakan ...." Yue Ming mendekatkan diri lebih lagi pada Ji Yu ataupun Azhuang yang juga sangatlah ingin tahu. "Pasangan itu dulunya tidaklah bersikap begitu, mereka sama cerianya dan juga pandai bergaul dengan semua orang, bahkan terbilang ramah. Namun, semua mulai berubah sejak beberapa tahun lalu ... kudengar, mereka kehilangan anak mereka tepat tak lama setelah kelahiran."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Village : Secrets Of Past Life (END)
FantasiAmazing cover by @hayylaaa Kehidupan masa lalu masih belumlah berakhir. Malah kini menghampiri dalam wujud mimpi demi mimpi, menyampaikan pesan. Yang mana mereka, orang-orang yang saling terikat benang merah pada akhirnya dipertemukan kembali hanya...