Seraya mulut mengucapkan keterpukauan akan keindahan yang terpampang di depan sana, menggantung begitulah nan bebas sebagai pemilik langit gulita yang ada. Hui Yan, wanita yang kabur dari rumah ini mengulurkan sebelah tangan seolah berusaha meraih sang ratu malam yang seakan menyambut tersebut.
Tak tahu pula apakah ini hanya sekadar perasaan saja ataukah memang betul adanya, karena tidak pula ada yang bisa ditanyakan di sini, kecuali pepohonan dan semak-semak sekitaran yang menari-nari oleh embusan angin memampukan untuk diajak bicara. Namun yang pasti, sang ratu malam terlihat tidaklah biasa dari posisi Hui Yan kini berada. Bukan hanya pancaran sinar mendamaikan saja yang terang, melainkan dari segi ukuran pun tak biasa seakan dua kali lipat lebih besar dari purnama yang pernah ada-ada sebelumnya.
Akan tetapi, tempat apa ini? Apa ini suatu tempat yang akan dijadikan Hui Yan untuk menenangkan diri akan permasalahan yang ada? Jikalau memang benar adanya, lantas haruskah ke tempat tinggi, dikelilingi hutan pun angin berdesau kencang cukuplah menciptakan suatu jenis siulan nan bergema seperti ini?
Tidakkah Hui Yan, wanita ini merasa takut? Di kala suara lolongan serigala mulai terdengar jauh di sana, menolehkan wanita ini ke belakang hanya untuk kemudian mendapati suara patahan ranting begitulah jelas, seakan ada seseorang bersembunyi di balik pohon besar tersebut, mengintai.
"Siapa?" Dan keheningan yang menjadi jawaban, tidak peduli berapa kali kata 'Siapa' itu dikeluarkan. Pun barulah rasa takut serta waswas dirasakan oleh Hui Yan, tapi tetap saja wanita ini menggerakkan sepasang tungkai secara bergantian untuk mendekati area yang menjadi kecurigaannya.
KRAK!
Lagi? Kembali suara patahan ranting terinjak itu terdengar, bahkan dari posisi yang sama seperti suara patahan sebelumnya. Lantas, benarkah ada seseorang di sana? Apa pula kiranya yang sedang dilakukan dengan bersikap misterius begini? Di jam malam begini pula.
"Tunjukkan dirimu, keluarlah!"
Yang mana justru anginlah yang berdatangan, seolah sengaja menyerang pandangan waswas Hui Yan agar berpaling. Namun, bagaimana bisa Hui Yan berpaling dengan begitu mudahnya, bukan? Yang ada seseorang itu barangkali akan menjadikan kelengahan sebagai kesempatan untuk berbuat jahat atau yang tidak-tidak, atau mungkin saja malah kabur.
Tidak, tentu Hui Yan tidak bisa membiarkan hal itu. Setidaknya ia harus tahu benarkah ada seseorang yang mengintai, dan jika memang benar adanya kenapa dan siapa pula orang tersebut. Tidak mungkin orang suruhan Da Lin, bukan? Atau parahnya lagi suruhan sang ayah?
Tidak mungkin, jelas-jelas tadi aku sudah memastikan jikalau tidak ada siapa pun yang mengekori. Lantas ... Ji Yu, 'kah? Dan atas dasar pemikiran itu, wanita ini sukses tersenyum kecil sembari menurunkan kewaspadaan yang ada. Yang mana embusan kencang angin tidak lagi menyerang pandangan, melainkan sebagai gantinya justru meninggalkan sebuah keterbelalakkan di sepasang netra Hui Yan. Mendapati sepasang netra merah nyalang terang tepat berada di balik pohon yang dicurigai sedari tadi.
DEG!
Koakan demi koakan dari hewan-hewan bersayap hitam kabur seakan merayakan sesuatu, ditemani pula akan ributnya hutan semacam tidak terima akan kejadian ini. Pun keributan ini bergema, menampilkan jurang nan dalam dari tempat di mana Hui Yan tadi berada hanya untuk kemudian mempertunjukkan kegelapan pekat nun jauh di sana. Yang mana berakhir sudah kini adegan berpindah pada suara ringkikan, memperlihatkan ia yang tak lain Ji Yu menghentikan lajuan kuda, turun kemudian hanya untuk menghampiri seekor kuda yang diyakini milik Hui Yan sedang asyik menikmati santapan malam didekat semak-semak yang ada.
Terburu-buru sudah, pria pelayan ini menerobos masuk semak-semak. Terus mengambil langkah mendaki seraya ditemani dengan kekhawatiran teramat akan apa tepatnya yang Hui Yan lakukan di sini. Lantas ... apakah mungkin terkait jurang abadi yang disinggung-singgung kemarin sore itu? Sungguhkah Hui Yan akan melakukan kegilaan itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Village : Secrets Of Past Life (END)
FantasiaAmazing cover by @hayylaaa Kehidupan masa lalu masih belumlah berakhir. Malah kini menghampiri dalam wujud mimpi demi mimpi, menyampaikan pesan. Yang mana mereka, orang-orang yang saling terikat benang merah pada akhirnya dipertemukan kembali hanya...