BRAK!
Serbuan angin menerobos begitu saja, memadamkan api lilin yang menguarkan uap putih, menggelapkan ruangan yang hanya bermodalkan pencahayaan dari rembulan di luaran sana. Menyisakan pemilik rumah, Xiao Zhi, seorang diri menyambut dua tamu yang sangat tak diinginkan hadir. Pembunuh suaminya.
Pun karena kebencian itu pula, ketakutan dari wanita berusia awal 30 tahun ini taklah begitu dirasakan. Berbeda sekali dengan mereka yang bersembunyi pada sudut ruangan, memanfaatkan kegelapan pun memanfaatkan keberanian Xiao Zhi yang dengan beraninya pula membentak, mengungkapkan betapa lancangnya telah mendobrak masuk seperti ini.
"Itu aku pula yang dengan sukarela menyerahkan nyawaku pada tuan kalian, tidakkah seharusnya kalian menunjukkan rasa hormat padaku?!" Namun, alangkah bermurah hatinya dua penjaga desa ini. Tidak sama sekali memedulikan apa yang Xiao Zhi katakan, terus saja mengedarkan pandangan ke ruangan sederhana ini. "Hidupku hanya tinggal beberapa hari saja, tidak bisakah kalian lebih menunjukkan tata krama?"
Serta merta, satu penjaga desa menyudahi sesi pencariannya, menjatuhkan pandangan menajam yang dimiliki lurus pada Xiao Zhi. Belum lagi, jarak yang ada terus saja dikikiskan, memakukan sepasang tungkai Xiao Zhi sembari mulut terus saja bertanya 'ada apa dan kenapa'. Lantas sekiranya, akankah penjaga desa ini memberi tahu? Kala di mana melewati Xiao Zhi begitu saja, menelusuri ruangan yang ada.
Selangkah demi selangkah, terus saja diarahkan pada area dapur. Mendebarkan ketegangan tak karuan ke sekujur tubuh dari mereka yang bersembunyi, bahkan meneguk saliva saja tidaklah berani dilakukan seraya tangan mendekap mulut masing-masing pun netra dibiarkan tertutup.
Ketahuan, benarkah ketahuan? Hui Yan sontak menggenggam lebih erat lagi lengan Ji Yu, dengan jelas pula menangkap suara langkahan yang kian mendekati mereka berdua. Mungkinkah lima langkah lagi? Ataukah sialnya masih tiga langkah lagi? Dan bertepatan dengan itu pula, Hui Yan membuka sepasang netranya, mendapati kalau bayang-bayang hanya cukup melangkahkan selangkah saja maka permainan petak umpet ini berakhir sudah.
Apanya yang berusaha kabur dari desa? Bahkan mendapatkan informasi secara lengkap saja masihlah belum usai, tapi sudah tertangkap duluan untuk dijadikan santapan roh jahat langsung. Tidakkah lucu? Tidakkah menyedihkan?
Karena aku merasa hal ini lucu sekaligus sangatlah menyedihkan. Sebulir air mata meluruh, menapaki wajah mulus dari seorang wanita bangsawan bernama Hui Yan ini, menetes pula dari dagu untuk kemudian menghantam permukaan lantai tanah yang ada. Hanya untuk ... kemudian ....
BRAKK!
"Belum berakhir, Hui Yan. Lihatlah, penjaga desa menjauh."
Bagai terpanggil oleh Xue Jing, Hui Yan memberanikan diri untuk kembali memerhatikan. Dan benar saja, tak lagi ada bayangan dua penjaga desa mendekati area persembunyian ia dan Ji Yu ini, bahkan suara langkahan yang tadinya terdengar jelas mendekat kini telah menjauh.
Namun, ke manakah penjaga desa tersebut pergi? Tidak mungkin Kwan Mei dan Tang Yuan ketahuan, bukan? Atau, apakah itu Xiao Zhi yang mengecohkan?
Hanya saja, tampaknya tidak demikian adanya. Jelas-jelas Xiao Zhi masih mematung di tempat, sepasang tungkai goyah mengharuskan wanita itu berpegang pada kursi kayu didekatnya. Menyaksikan pula bagaimana dua penjaga desa itu sibuk memasuki kamar tidur yang mengeluarkan suara deritan demi deritan dari jendela kayu yang terbuka.
Tak menemukan apa-apa, penjaga desa berakhir mendekati kembali pemilik rumah. "Jangan memancing kecurigaan kami jika kau tidak ingin ada yang tewas karena ulahmu ... camkan untuk tidak melakukan apa pun, hiduplah seperti kau adalah mayat untuk beberapa hari ini." Tatapan kejam, penuh ancaman dan mengintimidasi, itulah yang dilemparkan pada Xiao Zhi yang menahan amarah, mengatup rapat mulutnya dengan mata berair.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Village : Secrets Of Past Life (END)
FantasiaAmazing cover by @hayylaaa Kehidupan masa lalu masih belumlah berakhir. Malah kini menghampiri dalam wujud mimpi demi mimpi, menyampaikan pesan. Yang mana mereka, orang-orang yang saling terikat benang merah pada akhirnya dipertemukan kembali hanya...