Silaunya sinar mentari yang masuk melalui jendela terbuka sukses sudah membangunkan mereka, mengerjap-ngerjapkan sepasang netra terpejam ini untuk kembali menyesuaikan penglihatan ke sebagaimana harusnya. Meskipun betul masih belum bisa sepenuhnya melihat jelas, tapi Ji Yu telah lebih dahulu membangunkan diri untuk kemudian duduk menyenderkan punggungnya pada dinding, seraya sebelah tangan dibiarkan menyentuh bagian belakang dari lehernya yang barangkali masihlah merasakan nyeri efek dari pukulan Pak Tua kemarin malam.
Namun, berbeda lagi dengan Hui Yan. Alih-alih berfokus pada rasa sakit akibat pukulan di area yang sama dengan sang suami. Ia malah sibuk mengedarkan pandangan, mendapati ruangan ini masihlah benar di rumah Pak Tua. Hanya saja, ke mana semua orang pergi? Kala lihatlah sendiri bagaimana pintu tertutup rapat, dan masih teringat jelas jikalau semalam, tepat di luar sana mereka semua merayakan perayaan pernikahan. Lalu berbagai jenis obrolan dibicarakan, tapi setelahnya ... setelahnya apa yang dibicarakan? Semacam ada sesuatu yang penting, tapi tak teringat apa itu.
Pun Hui Yan menyentuh kepalanya, merasakan sakit berdenyut-denyut layaknya seseorang di bawah pengaruh alkohol sebelumnya. Namun, bagaimana bisa? Kala ia ingat dengan jelas jikalau semalam hanyalah meminum teh.
"Kau baik-baik saja?"
Mengangguk, jelas Hui Yan baik-baik saja. Akan tetapi, ada apa dengan Ji Yu? Yang mana beringsut sudah wanita berdarah bangsawan ini menghampiri sang suami. "Kau terlihat begitu lemah dan sedikit pucat, Ji Yu." Menyeka peluh sang suami dengan kain dari lengan pakaiannya, tak peduli bagaimana pria ini mengatakan baik-baik saja. Hui Yan taklah buta sampai tak tahu bagaimana kondisi pria yang bukan lagi dikenal setahun atau bahkan dua tahun ini. Dan Ji Yu, pria ini malah tersenyum, merapikan pula anak rambut Hui Yan yang turun.
Hanya saja kenapa wanita yang telah menjadi istrinya ini malah menghindar, menghentikan pula tindakannya? Terpasang sudah raut keterkejutan sembari ia meraih dan menyentuh tangan kanan Ji Yu yang terbalutkan kain ini. Bahkan lihatlah noda darah yang ada, masihlah segar. Bukankah menandakan luka baru? Kala Ji Yu sendiri barulah tersadarkan, jikalau kapan luka tersebut pernah didapatkan sebelumnya? Yang mana jelas-jelas saja kemarin semua membaik, sama sekali tak ada ingatan apa pun yang merujuk dari mana asal lukanya ini datang.
"Ada apa dengan tanganmu?"
Mencoba keras mengingat kembali, malahan rasa sakit yang menyerang kepalanya. Lantas bagaimana harus menjawab pertanyaan Hui Yan barusan? Tentu hanya gelengan yang bisa diberikan, memerhatikan pula luka di telapak tangannya ini yang bagaikan luka sayatan. "Apa semalam kita mendapat serangan dari musuh? Kenapa tak ada ingatan apa pun yang kuingat setelah kita bersulang bersama semalam?"
"Aku juga tidak ingat." Yang mana bersamaan dengan itu, pintu terbuka sudah. Meskipun benar cukuplah menyilaukan, tapi tak bisa dipungkiri kalau yang datang adalah pasangan Kwan Mei dan Tang Yuan. "Kebetulan kalian datang, tepatnya apa yang terjadi semalam?" Bergantian memandangi pasangan suami-istri ini, tapi keterdiaman yang didapatkan. Bahkan Kwan Mei menyodorkan jeruk ajaib, diberikan pula pada Ji Yu yang mencari-cari sesuatu. "Pak Tua, di mana dia? Dan juga Yue Ming, ke mana dua orang itu pergi?" tanyanya sembari menerima jeruk pemberian Kwan Mei.
"Apa benar telah terjadi sesuatu? Kalian benar-benar mencurigakan." Hui Yan menambahkan, bangun dari duduknya kemudian bersamaan dengan Ji Yu. Jujur saja, keterdiaman Kwan Mei dan Tang Yuan sukses mengingatkan Hui Yan kembali pada masa-masa lalu. Di mana saat itu Kwan Mei masihlah merupakan wanita aneh, begitu pula dengan Tang Yuan pastinya. Lantas sekarang, kenapa pula mereka bertindak seperti ini? Apakah sedang memainkan suatu candaan atau apalah itu?
"Kalian hanya mabuk semalam, setelahnya tertidur," ucap Tang Yuan akhirnya. "Tidak ada serangan musuh atau apa pun, para penjaga desa pasti sangat sibuk karena purnama malam ini. Jadi ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Village : Secrets Of Past Life (END)
FantasíaAmazing cover by @hayylaaa Kehidupan masa lalu masih belumlah berakhir. Malah kini menghampiri dalam wujud mimpi demi mimpi, menyampaikan pesan. Yang mana mereka, orang-orang yang saling terikat benang merah pada akhirnya dipertemukan kembali hanya...