Berselimutkan awan gelap yang kian menebal, atap dari keseluruhan desa bernama Desa Weiji ini sukses menelan sang surya yang seharusnya telah mengambil alih dunia sedari tadi. Gelegar petir atau gemuruh terus saja bersahut-sahutan, pun hutan yang mengelilingi desa semacam ikut andil dalam situasi buruk ini.
Tak mengherankan jikalau warga mulai membawa diri keluar rumah, keheranan sampai melupakan senyuman dan sapaan pagi yang biasanya sudah menjadi rutinitas harian. Yang mana wajah menampilkan sebuah tanda tanya besar, membawa pula sepasang tungkai ikut serta dalam rombongan orang-orang yang tak tahu akan ke mana. Tak terkecuali di dalamnya bergabung pula Hui Yan dan Ji Yu, bertanya-tanya pada beberapa warga didekat mereka. Namun, tidak ada jawaban memuaskan yang didapatkan.
Oleh karenanya, Ji Yu pun membawa Hui Yan keluar dari barisan rombongan, mempercepat langkah ke depan sana sembari pandangan akhirnya menangkap sudah teman-teman mereka. "Jing Shin! Xia Chia!" seru Hui Yan, melangkah lebih dekat lagi untuk kemudian masuk kembali dalam barisan rombongan yang ada. Pun Azhuang serta Yue Ming, ikut hadir mendampingi pasangan masing-masing. "Ada apa sebenarnya? Apa kalian tahu apa yang telah terjadi?" tanya Ji Yu.
Jawaban yang didapatkan dari Azhuang pun begitulah mengejutkan, mendiamkan seketika Hui Yan dan Ji Yu untuk saling bertukar pandang. Tidak pula ingin menyimpulkan, lagian bisa saja kejadian atau mungkin kematian seseorang ini tak lain karena suatu sakit bawaan atau apalah itu, bukan? Dan akan lebih baik jikalau segera ke lokasi kejadian saja, yaitu sebuah rumah yang tampaklah kurang terawat ini.
Kerumunan warga sudah bagaikan kerumunan lebah, begitulah padat dan juga berisik apalagi kala lima penjaga desa baru saja membawa keluar tubuh yang terselimuti kain putih masuk ke dalam gerobak kayu, terbujur kaku. Ketika embusan angin kembali datang, kain sempat tersingkap, seolah untuk menunjukkan bahwa mayat yang terbaring itu adalah seorang pria tua yang bahkan rambut saja sudah hampir memutih sepenuhnya.
"Orang-orang desa memanggilnya Tuan Meng, dia yang paling lama menetap di desa ini. Mungkin ... sudah hampir 20 tahun," beritahu Yue Ming, mengalihkan seketika fokus Ji Yu dan Hui Yan padanya. "Sepuluh tahun lalu, Tuan Meng kehilangan istrinya karena suatu penyakit. Setelahnya Tuan Meng mulai kehilangan kewarasannya, dan lebih banyak menghabiskan waktu seorang diri atau sekadar duduk di teras rumahnya ini," tambah Xia Chia kemudian.
"Itu benar," ucap Jing Shin, terkesan menyela. "Tuan Meng suka membicarakan hal-hal aneh dan tak masuk akal, dan karena hal itu pula ia perlahan mulai dijauhi para warga," lanjutnya.
"Hal-hal aneh apa maksudnya?" tanya Hui Yan, mengedarkan pandangan pada empat temannya ini. Setidaknya satu di antara mereka akan ada yang bersedia memberitahukan, bukan? Meskipun memang tampak suatu keengganan-lah yang melingkupi mereka. Namun, apa mungkin Hui Yan akan berhenti begitu saja? Terus ia mendesak, sampai pada akhirnya bertemu pandang dengan Azhuang.
Pun Azhuang malah menjatuhkan pandangan pada Yue Ming, semacam mencari persetujuan dari pria itu yang kemudian mengangguk. Akan tetapi, Jing Shin menahan begitu pula dengan Xia Chia.
"Biarkan mereka tahu, Ji Yu dan Hui Yan adalah teman kita, bukan? Karena itu mereka pantas tahu, lagian hal itu hanya berupa rumor tak benar. Lantas apa yang kalian takutkan? Di saat kalian juga percaya kalau hal itu cumalah ucapan dari orang yang sakit jiwa," ucap Yue Ming, mendiamkan seketika Jing Shin dan Xia Chia. "Azhuang, katakan saja."
Yang mana Azhuang mengangguk paham, melekatkan pandangan pada Hui Yan dan Ji Yu. Lagi dan lagi ucapan yang keluar dari mulut Azhuang kembali mengejutkan, harus bagaimana pula Hui Yan mengartikan ucapan tak masuk akal ini, bukan? Tak heran apabila wanita yang dulunya bangsawan ini malah berakhir tertawa-tawa kecil, tapi tidak dengan Ji Yu yang malah mendapati jikalau ucapan Azhuang tidaklah bisa diartikan bercanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Village : Secrets Of Past Life (END)
FantastikAmazing cover by @hayylaaa Kehidupan masa lalu masih belumlah berakhir. Malah kini menghampiri dalam wujud mimpi demi mimpi, menyampaikan pesan. Yang mana mereka, orang-orang yang saling terikat benang merah pada akhirnya dipertemukan kembali hanya...