Chapter 63

51 16 84
                                    

"JI YU!"

Tersentak, menoleh sudah Ji Yu ke asal seruan. Akan tetapi, bukan Hui Yan yang memenuhi pandangannya, melainkan Mo Shan yang saat itu pula mencekik pun kemudian mendorong kuat hingga sepasang tungkai tak mampu lagi berpijak. Tersudutkan sudah pada dinding berpermukaan tak rata yang menghantam punggungnya ini, mulut seketika mengerang.

"Kau pikir bisa melukaiku dengan cambuk lemahmu itu!"

"Lantas kau pikir bisa mendapatkan apa yang kau inginkan!" Kian pula Mo Shan mencekik, menutup habis saluran pernapasannya kala di mana urat-urat menyembul sudah dari wajah memerah Ji Yu yang tak lagi berdaya melawan. Sedikit saja tidaklah mampu, bahkan cambuk hitam yang dibawanya pun hampir saja terlepas dari genggaman. "K-k-au ... me-nye-dih-kan ... k-au ta-tahu?"

Hanya saja, alih-alih kesal, Mo Shan malah menunjukkan seringaian memuakkan. Dihadapkan pula wajahnya kian mendekati Ji Yu, ada semacam kepuasan dari balik sepasang netra menajam penuh kekelamannya ini. "Entahlah siapa yang menyedihkan, karena aku merasa kau, istrimu dan dua temanmu-lah yang justru paling menyedihkan kini." Terkekeh, api lilin ataupun obor yang menggantung dalam gua ini seketika bergoyang dalam embusan angin. Sebagian besar padam dan sebagiannya lagi masihlah bertaruh untuk padam atau tidak.

Namun, bukannya kian menggelap, gua ini malah mendapat suatu jenis penerangan terang. Sukses menghentikan pertarungan di antara Tang Yuan dan A'Gui, bahkan Mo Shan sendiri dibuat melepaskan target cekikannya. Berbalik kemudian, menyaksikan akan bagaimana asal dari cahaya terang yang memancar ke seluruh area termasuk pula sudut-sudut dari gua ini.

Ji Yu yang sibuk mengatur pernapasannya, mau tak mau mulai membangunkan sepasang tungkainya kembali. Kala di mana ia tak mampu mengalihkan sedikit pun pandangan dari pusat cahaya penerang ini, tepatnya cahaya berkilauan berwarna keunguan yang ada pada tengah area gua. "Hui Yan ...." lirihnya, khawatir.

Pasalnya, tubuh Hui Yan mulai terangkat naik. Mata terpejam, semacam tak sadarkan diri. Atau barangkali berada di bawah pengaruh energi besar tersebut. Entahlah, kala Kwan Mei yang berposisi paling dekat dengannya terus berseru, meminta Hui Yan untuk mengendalikan diri segera. Tatkala Mo Shan, makhluk kegelapan ini mulai menjatuhkan pandangan pada Kwan Mei. "Waktunya tiba," gumamnya.

Ji Yu yang mendengar, lantas bagaimana bisa masih mampu terus-terusan memerhatikan Hui Yan, bukan? Meskipun benar kekhawatiran itu besar dirasakan, tapi melihat Mo Shan yang taklah berbuat apa-apa, tampaknya untuk saat ini Hui Yan akan aman. Namun, berbeda dengan Kwan Mei. Kala lihatlah Mo Shan yang terus memandanginya, melemparkan pandangan yang seakan siap menangkap istri Tang Yuan tersebut.

Oleh karenanya, tanpa menanti-nanti ataupun menunda-nunda, Ji Yu kembali melontarkan cambuk. Celetar suara yang dihasilkan sukses membangunkan semua orang dari keterpakuan mereka pada Hui Yan. Mendapati akan bagaimana Ji Yu yang kembali bertarung dengan Mo Shan, tepatnya Mo Shan yang kemudian terlepas dari jeratan cambuk untuk bergegas mendekati Kwan Mei. Memperlihatkan pula akan keadaan Ji Yu yang telah terkapar, yang mana Tang Yuan sendiri tak bisa mendekat berkat A'Gui yang menghalangi.

Pertempuran di antara belati dan pedang pun dilanjutkan kembali.

Ting! Ting! Dan ting! Begitulah suara yang memenuhi gua ini, seakan menjadi musik latar dari momen berharga akan pengharapan Mo Shan yang akan segera terpenuhi. Lihatlah pula akan ketidaksadaran Kwan Mei, terpaku kosong semacam terhipnotis yang memudahkan Mo Shan mendekatinya, berhadap-hadapan. "Lihatlah aku ... lihat sepasang netraku ini," ucapnya, menitah. Dan Kwan Mei, dengan begitu patuh menuruti sudah.

Terlihat sepasang netra kekelaman Mo Shan menyala merah, tubuh pun mengeluarkan luapan cahaya kemerahan dan kehitaman. Hanya saja, cahaya yang menguar tersebut malah bergerak-gerak dalam perputaran mengelilingi mereka berdua. Sebelum akhirnya, masuk sudah ke dalam tubuh Kwan Mei yang mengejang, wajah menengadah sembari sepasang netra dipejamkan.

The Village : Secrets Of Past Life (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang