- 01 -

165 30 13
                                    

AMOREVOLOUS(chapter 1)— 𝐀𝐫𝐣𝐮𝐧𝐚 𝐒𝐢 𝐏𝐞𝐫𝐚𝐲𝐮 𝐝𝐚𝐧 𝐍𝐚𝐧𝐚 𝐒𝐢 𝐏𝐞𝐦𝐚𝐥𝐮 —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AMOREVOLOUS
(chapter 1)
— 𝐀𝐫𝐣𝐮𝐧𝐚 𝐒𝐢 𝐏𝐞𝐫𝐚𝐲𝐮 𝐝𝐚𝐧 𝐍𝐚𝐧𝐚 𝐒𝐢 𝐏𝐞𝐦𝐚𝐥𝐮 —

Sore yang indah, begitu sempurna bagi Arjuna, cocok sekali untuk melepas penat sehabis bermain voli di lapangan perempatan kompleks

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore yang indah, begitu sempurna bagi Arjuna, cocok sekali untuk melepas penat sehabis bermain voli di lapangan perempatan kompleks.

Bagaimana tidak? Saat ia hendak berbelok masuk ke rumahnya, matanya mendapati sang pujaan hati baru keluar rumah, Aluna Naishilla alias Nana.

Gadis itu sungguh cantik, begitu bersinar layaknya mentari, bahkan saat sedang mengupil pun ia akan terlihat indah di mata Arjuna. Nana begitu sempurna bagi Arjuna.

Lalu sekarang melihat Nana dengan rambut kucir kuda kesukaan Arjuna, pemuda itu langsung membelokkan vespa merahnya dan berhenti di depan pagar kayu setinggi pinggang depan rumah Nana. Ingin lebih dekat dengan gadis pujaannya yang hendak menyiram bunga-bunga.

Dengan senyum merekah, Arjuna membunyikan klakson guna mendapat perhatian.

Tin tin ....

"Hai, Nana!" sapa Arjuna.

Namanya juga gadis pemalu. Arjuna bisa melihat kegugupan Nana ketika menoleh ke arahnya.

"Halo, Ar!" balas Nana.

Arjuna menstandarkan vespa merahnya lalu memandangi cewek itu yang sibuk sendiri dengan tanamannya. Dia suka cara Nana memanggilnya—panggilan sayang, pikirnya, karena panggilan Nana berbeda dari panggilan-panggilan orang lain kepadanya. Itu membuat hatinya menghangat.

"Dah mandi belum?"

Sebenarnya tak jarang kalau Arjuna sering bertanya hal-hal sepele yang ia sebut perhatian. Lagipula Nana cukup penyabar ketika meladeni cowok itu.
Nana masih menyirami tanamannya menggunakan selang air. "Belum, Ar, nanti kalau ini udah selesai."

Arjuna mengangguk. "Dah sholat?"

"Libur, Ar."

"Yah, nggak bisa ke musholla bareng, dong." Cowok itu menekuk bibir, rautnya dibuat sedih.

AMOREVOLOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang