- 08 -

41 22 3
                                    

AMOREVOLOUS( chapter 8 )- 𝐍𝐚𝐧𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐒𝐮𝐚𝐬𝐚𝐧𝐚 𝐇𝐚𝐭𝐢 -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AMOREVOLOUS
( chapter 8 )
- 𝐍𝐚𝐧𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐒𝐮𝐚𝐬𝐚𝐧𝐚 𝐇𝐚𝐭𝐢 -

AMOREVOLOUS( chapter 8 )- 𝐍𝐚𝐧𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐒𝐮𝐚𝐬𝐚𝐧𝐚 𝐇𝐚𝐭𝐢 -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Air di dalam panci sudah mulai mendidih. Nana menuangkan sebungkus kopi bubuk instan yang biasa Ayahnya minum ke dalam cangkir.

Membuat kopi memang mudah. Hanya tinggal menuang air panas dan mengaduk kopinya sebentar saja. Nana sudah berjanji akan membuat kopi yang paling enak untuk ayahnya.

Ada kebahagiaan tersendiri dalam hati Nana sekarang. Nana tak mengelak kalau dia juga ingin pergi bersama Arjuna. Dia masih tak menyangka Ayahnya akan mengizinkannya pergi dengan pemuda itu setelah ini.

Nana hendak menuangkan air panasnya ke dalam cangkir, namun tanpa disengaja, tangannya malah menyenggol cangkir tersebut sampai jatuh ke lantai hingga menimbulkan kebisingan.

Nana menjerit seketika merasakan tumpahan air panas di tangannya saat ia menghindari pecahan kaca. Segera, gadis itu menghampiri keran air dan membasuh tangannya yang panas.

Mendengar jeritan Nana dan juga pecahan kaca di dapur, sang Ibunda yang tengah menonton televisi sambil mengelus-elus Tutu segera menghampiri dengan wajah khawatir. "Kenapa?"

Nana menggeleng. Suaranya terdengar bergetar, dia takut ibunya marah karena ia memecahkan cangkir. "Nggak papa, salah tuang aja."

"Kok bisa, sih?" Maya segera membereskan kekacauan yang terjadi lalu mengeringkan lantai dan meja yang basah karena tumpahan air Nana.

Maya tidak tahu kenapa anaknya tiba-tiba ingin membuat kopi untuk sang suami. Lagipula Nana juga bukan anak yang ceroboh sampai bisa membuat kekacauan seperti ini.

Nana menekan tangannya yang memerah, panas masih ia rasakan. Bundanya yang melihat itu langsung melotot.

"Gusti ... Gusti ...." Maya segera mengambil handuk kecil dari almari, membasahinya, dan mengompreskannya ke tangan Nana.

Nana hanya diam. Bunda terlihat begitu khawatir, namun perasaannya kini malah jadi aneh. Ada yang mengganjal dan rasanya tidak enak sekali.

Jika hanya tersiram air panas, Nana tak mungkin sampai ingin menangis. Tapi air matanya menggenang tiba-tiba. Nana tak tahu apa penyebabnya, yang jelas ia mulai resah sekarang.

Mendadak keramaian terdengar di luar rumah mereka. Mengherankan juga karena ini sudah malam.

"Kok tiba-tiba ramai banget?" Maya mengernyit bingung, ia segera keluar guna memastikan apa yang terjadi.

Nana menunduk menatap handuk kecil di tangannya. Kopi yang seharusnya tersaji dengan sempurna pun kacau. Dia mengusap air matanya sebelum ikut keluar melihat apa yang terjadi.

Nana tak paham dengan suasana hatinya sekarang. Kegelisahan semakin menguasainya saat ia mencapai pintu depan.

Rumah Arjuna terlihat ramai, ada mobil polisi yang terparkir di depannya. Tetangga sekitar pun mulai keluar, ingin ikut melihat apa yang terjadi.

"Kenapa?" Maya bertanya pada suaminya yang berdiri di pintu pagar kayu.

Imam masih memproses keadaan. Ia pun penasaran kenapa bisa ada polisi yang bertandang ke rumah tetangganya malam-malam seperti ini.

Nana menelan ludah, dia tak ingin mendekat, tubuhnya terlalu kaku untuk menghampiri orang tuanya.

Jantungnya berdetak semakin cepat ketika melihat dua polisi yang keluar dari rumah Arjuna diikuti dengan wajah khawatir Tante Ayu yang terlihat menahan tangis.

Apa yang terjadi?

Ayah Nana yang penasaran pun bertanya pada salah satu polisi tersebut. Setelah mendapat jawaban, raut wajah pria itu berubah.

Nana masih memantau dengan cemas. Mobil polisi itu pun pergi meninggalkan orang-orang yang tengah berbisik-bisik dengan raut wajah tak terbaca.

Tak lama Tante Ayu dan Om Edi juga bergegas pergi. Di mana Arjuna? Apa pemuda itu sudah pulang? Kenapa orang tuanya tidak pergi dengan Arjuna?

Sebenarnya apa yang terjadi?

Barulah ketika ayahnya kembali dengan raut wajah tak terbaca, ketakutan Nana semakin besar setelah mendengar beliau berucap, "Arjuna kecelakaan motor."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AMOREVOLOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang