28 - WAKTU TELAH BERLALU

16 1 0
                                    

Happy reading!

Hari ini merupakan hari paling bahagia bagi Basha, selepas liburan bersama Parikesit. Sedari tadi, matanya nampak melebar. Jantungnya berdebar. Dan, sesekali melompat-lompat melihat Yaqiong dan Victor duduk di pelaminan. Gaun pengantin dan jas hitam pasangan itu membuat penampilan mereka lebih muda dari usia keduanya.

Ya, hari ini adalah hari pernikahan pengacara kondang dan pengacara sukses untuk kedua kalinya. Banyak sekali media yang menyorot dan berita mengenai Basha Gouw merupakan putri tunggal keduanya telah menyebar luas. Alhasil, gadis itu ikut terkena imbasnya. Terbukti, Basha terlihat beberapa kali menghindar, ketika para wartawan hendak mewawancarainya. Melihat hal itu dari atas pelaminan, Yaqiong hanya bisa tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala.

"Lihatlah, dia selalu saja menghindar dari keramaian sepertimu," ucap wanita itu, yang telah menautkan lengannya pada Victor.

Victor terkekeh. "Cause, she is my daughter."

"She is my daughter, too."

"Okay, Mrs. Zheng." Victor mengakhiri aksi jahilnya. "Basha!"

Terpanggil, gadis itu menoleh. Rambutnya nampak digerai panjang, aksesoris rambut bermodel daun dan mutiara terpasang rapi di puncak kepala, dan gaun bressmaide off-shoulder biru mudanya membuat kecantikan Basha menambah dua kali lipat.

"Ya, Baba," balasnya berlari kecil menaiki penampilan.

"Kau menghindari para wartawan, hm?"

"Ya. Karena, aku suka dengan kesendirian."

"Baiklah. Setelah foto keluarga ini, kita kembali ke hotel. Aku yakin kalian berdua pasti sudah lelah," tutur Victor pada Yaqiong dan Basha.

"T-tapi, Victor ..." Mendapati Victor menatapnya tajam, Yaqiong menghentikan ucapannya. "Baiklah."

Sesi fotopun dimulai. Basha berdiri di tengah-tengah, di hadapan Yaqiong dan Victor. Ketiganya tersenyum lebar menghadap kamera hingga kilatan cahaya menyilaukan keenam pasang mata itu

***

5 tahun kemudian...

"Bye!"

Liburan semester telah berakhir. Basha tersenyum melambaikan tangan pada kedua orang tuanya. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Rasanya baru saja ia datang ke Cina kemarin dan mengalami berbagai hal. Dan, kini ia harus meninggalkan Cina kembali dan bertolak menuju Inggris untuk menyelesaikan pendidikan S2 bermodalkan beasiswa di Oxford University.

Usai mengucapkan salam perpisahan, Basha melanjutkan langkahnya menuju pintu check-in dan melakukan berbagai pemeriksaan.

"Dia sudah besar," komentar Victor memandangi punggung putri semata wayangnya yang perlahan lenyap dari pandangannya sembari mengelus-elus bahu Yaqiong yang berada dalam dekapannya.

Yaqiong mengangguk. "Ya. Sayangnya, kita tidak bisa memantau perkembangannya."

"Maaf."

"Kenapa?"

"Karena Ibuku, kita tidak bisa menyaksikan bagaimana Basha mempelajari semua hal."

"Ssstt." Yaqiong menempelkan jari telunjuknya tepat di bibir merah Victor. "Tidak apa-apa. Itu masa lalu. Yang penting, sekarang kita bisa berkumpul meski virtual."

Victor terkekeh. Ia mengelus-elus rambut Yaqiong, memberi kecupan pada kening wanita itu.

***

Parikesit turun dari taksi. Membuka pintu gerbang pagar dan melangkah masuk ke dalam rumah. Rasa lelah itu ia sembunyikan di balik wajah dinginnya ketika menginjakkan kaki di ruang tamu. Seragam dinas TNI Angkatan Udara yang masih pria itu kenakan mengalihkan perhatian sang Ibu yang nampak sibuk mengurusi katering bersama para karyawan lainnya.

Ya, Parikesit ditugaskan di Lanud Halim Perdanakusuma dan menjadi penerbang pesawat tempur di sana usai menjalani pendidikan militer di Akademi Angkatan Udara selama empat tahun lamanya, kemudian dilantik menjadi Perwira TNI di Istana Merdeka, dan terakhir menjalani beberapa tes penjurusan yang menentukan dirinya akan menjadi apa di TNI Angkatan Udara nantinya.

Dan selepas melakukan penerbangan dari Lanud Iswahjudi dua hari yang lalu, ia memutuskan mengambil cuti begitu tiba di Lanud Halim Perdanakusuma kembali. Sekadar melepas rasa penat. Dan, mengecek kondisi rumah Basha sebenarnya. Tetapi adanya larangan dari Sarah, membuat pemuda itu mengurungkan niat dan diam-diam menyuruh seseorang membersihkan rumah minimalis-industrial itu selepas ditinggal oleh sang pemilik.

"Aku pulang," sindir Sarah sekaligus bergurau, mengingatkan kebiasaan Parikesit ketika masih duduk di bangku SMA dulu. Mendekat ke arah Parikesit dan membiarkan tangannya dicium oleh putra semata wayangnya itu. "Akhirnya, lo pulang. Gimana tugasnya? Lancar?"

Parikesit tak menjawab. Ia berlalu dari hadapan Sarah dan berlari kecil menuju kamarnya, mengistirahatkan tubuh selepas melakukan penerbangan dari Lanud Iswahjudi kemarin.

"Sampai kapan lo kayak gini, Ri?" gumam Sarah mengelus-elus dadanya, mencoba bersabar lebih banyak lagi sembari menatap nanar pintu kamar Parikesit yang baru saja ditutup oleh sang penghuni. "Mama harus gimana lagi, biar lo bisa balik kayak dulu. Parikesit yang selalu nurut sama omongan Mama."

Di dalam kamar, Parikesit membiarkan shower mengguyur tubuhnya. Segarnya air membuat rasa penatnya menghilang selepas menempuh perjalanan lumayan panjang. Tapi tidak dengan bayangan Basha. Itu tidak berlaku dan takkan hilang sampai sekarang, meski sudah lima tahun berlalu. Dan, smirk pria itu tercetak jelas di bibirnya setiap kenangannya bersama Basha menghantui pikirannya.

Usai membersihkan diri, Parikesit bersantai-santai sejenak di balkon kamar sembari memetik gitarnya. Menikmati suasana senja yang menenangkan sekaligus menyejukkan hati sekaligus menyanyikan lagu Know Me Too Well dari New Hope Club dan Danna Paola.

I spend my weekends tryna get you off

My mind again, but I can't make it stop

I'm tryna pretend I'm good, but you can tell (good but you can tell)

You're right, I shoulda text you goodnight

I shoulda given more time

I wish I had've known this before

Now I'm replaying our goodbye

But it wasn't a goodbye

And I still hear you slamming the door

Try to hit you up, but you've had enough

You're screaming down the phone

'You don't know what you lost"

I say, "I'm fine," I didn't care that much

But I realize when you hang up, I messed this up

I spend my weekends tryna get you off

My mind again, but I can't make it stop

I'm tryna pretend I'm good, but you can tell (uh)

'Cause you know me too, you know me too well


PARIBASHA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang