Dear, Parikesit Mada Alister ...
Parikesit, aku sudah menyukaimu-bahkan mungkin mencintaimu-selama tiga tahun belakangan ini. Aku tahu, hal ini merupakan hal yang tabu di dalam keluarga dan adat-istiadat kita. Namun, dalam agama kita, hal ini sah-sah saja.
Dear, Parikesit Mada Alister ...
Awalnya, kukira perasaan ini sebagai rasa nyamanku padamu sebagai sepupu. Tapi, semakin lama, aku sadar jika aku telah mencintai sepupuku dekatku sendiri. Yaitu kamu, Parikesit.Kedatanganmu merupakan kabar baik bagiku. Apalagi, ketika aku bersamamu, aku merasa aman, nyaman, dan menyenangkan. Contohnya, ketika kita bermain bersama bersama keponakan Pakpo usai kita menonton anime Sword Art Online di laptop Mas Janar dengan saudara sepupu kita yang lainnya. Sebenarnya, aku tak begitu percaya dan yakin dengan ucapan Nadindra mengenai, jika keponakan Pakpo menyukaiku melalui tatapan matanya dan perilakunya. Jujur, aku merasa sangat risih. Tapi, untungnya, kamu selalu menyuruhku agar aku berada di dekatmu selama kita bermain. Dan, aku merasa aman kembali ketika aku berada di sisimu.
Perkataanmu ketika Kakek menghampiri kita dan marah-marah, karena kita tidak berpamitan untuk bersepeda sejenak, itu membuatku lega.
"Kalo Kakek marah, cuekin aja. Tutup pintu kamar, nonton tv, trus nyalain AC. Lagian, celotehannya unfaedah. Bikin orang berisik dengerinnya, tuh. Kalo bisa, pintunya dikunci. Mantap, kan?" jelasmu tanpa rasa bersalah sedikitpun, sembari merobek hijaunya daun pisang menjadi lembaran-lembaran panjang saat kita terduduk di undakan tangga rumah Mas Janar. "Kalo gak mempan, dengerin lagu aja lewat headset."
Memang sederhana. Tapi, itu berkesan bagiku. Sangat, sangat berkesan. Karena, yah, aku akhirnya menemukan solusi untuk masalah ini. Walaupun, sedikit tidak sopan dan benar adanya.
Dan, entah mengapa. Saat bersamamu, saat itulah aku merasa bahagia. Hidupku tidak terasa hambar lagi. Ada jutaan warna di dalamnya. Meski sedikit pahit di awal, karena tak ada topik untuk diperbincangkan.
Dan, mulai hari ini, detik ini. Kuberanikan diri untuk menyatakan perasaanku padamu. If I had loved my own close cousin. That's you, Parikesit Mada Alister.
Semoga, kamu bisa diterima di Akademi Angkatan Udara. Lalu lulus dan dilantik oleh Presiden di Istana Merdeka, mewujudkan impianmu menjadi Perwira TNI Angkatan Udara. Dan, kuharap, kamu bisa mendapatkan posisi yang kamu inginkan.
Tapi, maaf, jika aku tak bisa menghadiri acara kelulusanmu. Karena, aku sadar sudah saatnya aku pergi dari kehidupanmu. Menutup buku lama dan membuka halaman pertama di buku baru nantinya.
-Basha Gouw
KAMU SEDANG MEMBACA
PARIBASHA [TERBIT]
Teen FictionMencintai seseorang dalam diam bukanlah hal yang mudah. Begitupun dengan yang dialami oleh Basha Gouw. Semenjak kematian kedua orang tuanya, gadis bermultitalenta itu terpaksa harus berkomunikasi dengan sang Ketua OSIS SMA Dexterous, Parikesit Mada...