Pernahkah kalian berada di situasi yang membuat kalian ingin sekali memutilasi mahkluk hidup tapi takut, itulah yang dirasakan Wilona saat ini. Ia ingin sekali memutilasi dua pengusaha dunia perhewan di hadapannya ini.
Bagaimana ia tidak emosi saat membuka mata hal pertama yang ia lihat adalah kamar yang penuh dengan bangkai binatang mulai dari rusa, macan, harimau, bahkan saat ia membuka jendela kamar ia melihat setumpuk buaya yang menghiasi balkon bukan satu atau dua tapi SETUMPUK.
Bagaimana ia tidak emosi saat hal mengerikan itu adalah hal pertama ia lihat saat membuka matanya bahkan ada seekor buaya yang besarnya seperti pintu.
"Non Wilona jangan cemberut" Anna saat mereka ada di taman untuk minum teh pagi Anna masih berusaha menghibur Wilona yang sejak pagi terus memasang wajah cemberut.
Pipi yang mengembung, wajah yang memerah serta bibir yang dimajukan bukan menapakkan raut wajah kesal malah membuat para pelayan berusaha untuk tidak mencubit gemas wajah nona muda mereka saat ini.
" Wilo kesal kak dua binatang bodoh ini" tunjuk Wilona pada dua binatang buas yang sejak tadi saling beradu tatap dengan wajah yang menurut Wilona menyebalkan
"Bagaimana bisa memberikan hadiah yang mengerikan seperti itu. Coba kalo mau memberikan hadiah yang masih hidup atau binatang imut kenapa mesti bangkai binatang buas" lanjut Wilona dan melempari dua binatang tersebut dengan daun dan rumput yang ia cabut kerah dua hewan tersebut
"Sabar nona. Sebentar lagi kamar nona akan kembali bersih para pengawal juga sudah mengangkut hadiah dari bintang pelihara nona" kata Nana mencoba menenangkan Wilona yang wajahnya seperti akan meledak
"Jangan sebut mereka peliharaan mereka sudah aku anggap sahabat wilo, ya... Walaupun menyebalkan mereka cukup imut terutama Chester Wilona baru meninggalkan nya selama sebulan tapi badannya sudah sangat besar" kata Wilona masih melihat kearah dua binatang buas yang sejak tadi saling tatap
" Nona makanan telah siap. Tuan besar beserta ke tiga tuan muda telah menunggu nona" kata seorang pelayanan yang baru saja datang
"Baik. Chester, snow kalian mau ikut atau tetap disini" tanya Wilona
"Ikut nona" jawab mereka serempak
Sepanjang perjalanan banyak pelayan yang secara terang-terangan membicarakan Wilona entah itu karena kagum tau karna mereka yang tidak suka dengannya bahkan ada yang mencibirnya secara langsung.
Wilona hanya mengabaikan ucapan para pelayan tersebut berbeda dengan kedua makhluk yang sejak tadi mendengarnya mereka sudah menggeram Sepenjang jalan. Wilona menghentikan langkahnya ketika geraman kedua makhluk itu makin menggangu paginya yang sudah buruk
" Bisakah kalian berhenti, suara kalian mengganggu pendengar ku" kata Wilona kepada keduanya semetara pelayan Yang sejak tadi mengikuti Wilona berusaha menahan tawa. Bayangkan saja mahluk yang besarnya seperti motor sport dengan wajah menyeramkan dimarahi seorang gadis kecil bukan kah itu sangat lucu
"Jika aku masih mendengar suara kalian jangan harap kalian berdua masih punya bulu" lanjut wilona sebelum meninggalkan dua makhluk raksasa dengan wajah yang memucat.
***
Entah dosa apa yang iya buat di kehidupannya yang lalu hingga ia ada di posisi seperti ini, posisi yang cukup membuat orang salah faham. Seorang gadis kecil yang bahkan ketika duduk tingginya tidak Sampai di atas tapi di kedua sisinya sudah ada makhluk buas yang selalu menatap penghuni ruang makan dengan tatapan siap membunuh belum lagi dengan para pelayan yang gemetaran setiap meletakkan makanan dihadapannya.
" Emm.. ada yang ingin ayah bicarakan pada kalian" ucap Duke Razel memecah keheningan, membuat semua orang yang ada dimeja makan melihat ke arahnya
" Karna keberhasilan Wilona dalam menghadapi bencana ayah bermaksud untuk mengadakan pesta perayaan sekaligus merayakan ulang tahun Leon yang ke sepuluh Bagaimana menurut kalian" tanyanya
"Aku tidak masalah" kata Edward
"Aku juga " kata Wiliam dan Leon bersamaan
"Bagaimana denganmu Wilona" tanya Duke Razel pada Putri bungsunya
"Tidak ada yang keberatan jadi saya tidak masalah, kalau sudah tidak ada yang perlu di bicarakan saya permisi" ucap Wilona sebelum beranjak dari kursinya
"Dimana sopan santun mu" ucap Leon sedikit keras
"Saya tidak pernah diajarkan sopan santun saya permisi" wilona meningkatkan ruang makan tanpa memperdulikan teriakkan Leon yang menyuruhnya untuk kembali
"Apa nona tidak keterlaluan tadi" snow mengingatkan
"Aku hanya membayar sedikit sikap mereka kepadaku dulu"
"Tapi nona_
"Aku tau sikap ku sangat tidak sopan, aku berjanji akan mengubah sikap ku ini perlahan-lahan tidak bisa langsung memaafkan. hati ini masih sakit atas perlakuan mereka selama ini" terang Wilona saat mereka sudah berada di taman belakangan
" Rencana selanjutnya apa nona" tanya Chester saat mereka sudah sampai di taman
"Aku akan belajar pengobatan, bahasa benua lain setalah itu aku akan membuka usaha kecil-kecilan" terang Wilona dengan pandangan yang masih mengarah ke hamparan bunga di hadapannya
"Nona ingin belajar ilmu pengobatan dan bahasa benua lain" ujar Chester semangat
"Benar, aku ingin menjelajahi benua lain dan melihat tempat selain benua Asai aku yakin dunia ini masih punya tempat-tempat yang indah dan belum pernah dilihat oleh orang lain. Aku ingin melihatnya dengan mata kepalaku sendiri" terang Wilona dengan semangat yang mengembung-gebuh
"Apa nona tidak sayang meninggal kemewahan ini hanya untuk melihat dunia luar" tanya snow
"Kalau nona di perbolehkan pergi benua mana yang akan nona kunjungungi" tanya Chester merebahkan kepalanya dipangkuan Wilona
"Emm..benua timur aku ingin melihat budaya dan tradisi selanjutnya benua barat di sana aku ada bunga cahay yang hanya hidup di benua barat katanya bunga itu bisa hidup meskipun sudah dipetik" ucap Wilona dengan semangat
"Nona tidak perlu ke benua barat jika ingin melihat bunga cahaya saya bisa menumbuhkan nya sekarang jika nona mau" kata snow dengan penuh kebanggaan sementara Chester yang mendengarnya membuat gesture ingin muntah
"Tidak perlu aku ingin melihatnya ditempat aslinya"
" Lalu kenapa nona ingin membuat usaha kecil-kecilan? Bukankah nona berasal dari keluarga terpandang meski nona tidak membuka usaha nona masih dapat hidup" tanya Chester pasalnya selama ini nona nya itu selalu terlihat banyak menyimpan rahasia
"Suatu saat aku akan pergi meninggalkan kediaman ini. Aku tidak ingin menjadi beban bagi orang-orang dikediaman setalah aku pergi aku ingin menggunakan uang yang aku miliki tanpa harus memberi beban kepada ayah dan ketiga saudara ku " kata Wilona wajahnya menyiratkan kesedihan namun dengan cepat Wilona mengubahnya
Deg
Sementara orang yang sejak tadi mendengarnya pembicaraan Wilona dengan para binatang hanya bisa diam wajahnya menyiratkan penyesalan dan rindu ingin rasanya ia memeluk gadis yang tidak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.
"apa segitu bencinya kamu hingga ingin pergi meninggalkan kami de" gumam orang tersebut
.
.
.
Hai para pembaca yang Budiman ada yang kangen sama cerita ini menurut Kalian siapa yang curi dengar pembicaraan Wilona nih. Masih ada yang penasaran sama kelanjutan ceritanya kalo kalian penasaran buruan vote dan komen sebanyak-banyaknya,
Aku tunggu koment kalian sejujurnya aku senang banget baca komen kalian bisa penghibur aku saat lagi suntuk sama dunia nyata dan buat aku makin semangat untuk lanjutin cerita ini, btw aku bakal up chapter selanjutnya kalo vote sampe 200 dan komen 10 sampe nggak ya mudahan sampe deh hihi see you next chapter bay bay 💞 💞💞
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Lady
General FictionIngatan terakhir Airin tengah berada di kamar karna patah hati saat itu hujan tengah turun dan saat dia terbangun tiba-tiba saja dia menjadi Wilona Etma de Razel seorang putri terbuang yang dibenci ayah seta ketiga saudara kandungnya Hanya satu har...