(25) Leon dan perhatiannya

3.3K 375 26
                                    

"Wilona" panggil Leon. Pemuda itu memberanikan diri untuk menyapa sang adik walaupun ia tau Wilona tidak akan merespon.

" Mau apa kesini, mau menghina ku seperti sebelumnya ha" ujar Wilona sinis tidak ada tatapan atau kata-kata hangat seperti sebelumnya, hanya ucapan sinis yang ia dapatkan sekarang

"Aku disuruh ayah untuk menjaga mu" Leon menghampiri Wilona duduk disebelahnya dan memandang penuh sayang pada sang adik, sejak kejadian itu ia bersumpah untuk menjaga adiknya dari segala macam bahaya dan pria yang berniat jahat pada Wilona

"Aku tidak perlu dijaga aku bisa sendiri, lagi pula siapa yang perlu pengawalan dari orang bodoh seperti mu" ujar Wilona tanpa melihat kearah Leon

"Aku akan tetap menjaga mu dengan izin atau tanpa izin mu" kekeh Leon, Pemuda itu seakan tuli dengan semua cemoohan yang dia berikan Wilona

"Terserah" sahut Wilona sinis gadis itu bahkan sesekali mengumpati Leon tanpa pemuda itu sadar

Apa ini yang dirasa Wilona saat ia dan sekeluarga menganggap Wilona penyebab kematian ibu mereka, bahkan dia tidak mau mendengar penjelasan sang ayah. Beranggapan bahwa ayah mereka sudah dicuci otaknya, membuat berbagai macam rencana licik untuk membuat Wilona makin dibenci dan berkahir dengan pengasingan. Begitu jahatnya dia dimasa lalu apa Wilona mau memaafkan semua kesalahannya itu

"Maaf " hanya itu yang dapat Leon katakan

Keheningan kembali melanda ruangan itu hanya suara Nafas Chester yang terdengar, sementara Wilona hanya terdiam dan memandang lurus. Wilona tau dimana Leon berada, namun karna rencananya yang ingin memberi pelajaran pada keluarga Duku ia tetap melanjutkan aktingnya itu. Walaupun di hati kecilnya ia sedikit kasihan pada Leon

"Untuk apa minta maaf kau tidak salah. Aku yang salah karna membunuh bunda, aku yang salah karna tetap hidup pada hal telah di racun dan aku juga salah karna berusaha menolong orang yang membuang ku sejak lahir" ucap Wilona panjang lebar disertai dengan air mata yang meluncur bebas dari ke dua matanya.

Leon yang melihat adiknya kembali menyalahkan dirinya, segera memeluknya menyalurkan rasa sayang yang selama ini tidak pernah ia berikan "ini bukan salah mu. aku yang salah karna tidak mendengarkan ayah aku lebih mementingkan ego ku dan menyalahkan mu" ujar Leon tulus pelukannya semakin erat saat dirasa Wilona mencoba melepaskan dekapannya

"Benci aku seperti sebelumnya dengan begitu aku punya alasan untuk bertemu bunda" ujar Wilona lirih dalam pelukan Leon, Wilona tidak ingin menangis tapi entah Kenapa hatinya sakit setiap kali mengingat ucapan Leon yang menolak kehadirannya.

"Siapa yang mengijinkan mu pergi" Leon melepaskan pelukannya memegang bahu Wilona dan menatap mata biru gadis itu

"Pada akhirnya kau dan yang lainnya akan tetap membuang ku. Aku BUTA LEON... Aku bu.ta aku hanya akan menjadi beban kalian, untuk apa kalian menyelamatkan aku kalau pada akhirnya aku akan di buang" ujar Wilona lirih tubuhnya bergetar hebat tangan yang sejak tadi berusaha mendorong Leon kini sudah kehilangan tenaga nya

"tidak ada yang akan membuang mu" ujar Leon meyakinkan, pemuda itu memeluk tubuh ringkih adiknya lagi seakan-akan adiknya dapat lenyap jika iya melepaskan pelukannya

"Tidak ada seorang pun yang bisa menyakitimu aku berjanji, jika aku melanggar aku kau boleh membunuh ku" ujar Leon tulus seraya menghapus air mata yang sempat mengalir dari kedua Wilona.

"Janji.. aku.. aku cacat mungkin selamanya aku akan buta dan mengusahakan kalian, untuk apa lagi kalian mempertahankan Putri yang buta. Aku hanya akan membuat kalian malu, suatu saat nanti kalian akan bosan dan merasa terbebani dengan kehadiran ku. Jika saat itu datang tolong beritahu aku dan aku akan pergi dari hidup kalian" ujar Wilona penuh keyakinan

Seakan-akan Wilona siap untuk kehilangan segalanya. hidup yang penuh kehormatan, kekayaan serta para pelayan yang senantiasa melayaninya dua puluh empat jam.

"Hari itu tidak akan pernah datang, mau kau buta, lumpuh,tuli atau apapun itu aku tidak akan membiarkan mu pergi" Leon mencium sayang dahi dilanjutkan kedua mata dan berakhir di hidung mancung sang adik

"Tapi kalau aku bunuh diri hari itu akan datang, aku akan pergi dari kalian" ujar Wilona tanpa beban seakan ucapannya bisa ia lakukan kapan saja

"Aku akan menyelamatkan mu sebelum kau bunuh diri dan jika kau mati aku akan berdoa pada dewa untuk membuat mu hidup lagi" ujar Leon tidak ingin kalah

" Terima kasih" Wilona memeluk sang kakak erat di kehidupan pertama ia tidak memiliki kakak. hanya seorang adik yang menjadi dunianya saat itu, saat kedua orang tuanya sibuk dengan kerjaan mereka adiknya lah semangat hidupnya Sang adik yang membuatnya terhibur saat itu.

Kepergian kedua orang tua dan adiknya adalah pukulan terberat dalam hidup airin saat itu saat ingatan masa lalu kembal. Wilona memeluk erat tubuh Leon seakan tidak ingin kehilangan untuk yang kesekian kalinya

Hari itu menjadi hari yang paling berharga untuk Leon untuk pertama kalinya Wilona mau memeluknya, mencurahkan seluruh perasaannya. Tapi tidak untuk sebagian orang yang mengganggap hari itu mimpi buruk, ruang bawah tanah kediaman Duke Razel terdapat seorang pria yang tampak sangat mengenaskan.

Kaki tangannya dirantai ditembok, jari tangannya telah dipotong dari kakinya terlihat tulang yang masih mengeluarkan darah segar. Sudah dua bulan dia di sana namun tidak sehari pun dirinya terbebas dari siksaan

"Hahhah aku puas melihat kalian hancur. Putri itu bahkan sekarang buta" ujar pria itu tidak sedikit pun penyesalan terlihat diwajahnya

"Kenapa harus kau.. kau orang kepercayaan ku? Sekerang jawab dengan siapa kau bekerja sama sama " ujar Edward lirih pemuda itu telah mengulang waktu untuk membuat hidup adiknya bahagia namun. Sebuah kenyataan pahit harus dia terima, Valen yang merupakan sahabat sekaligus tangan kanan Edward berhianat. Bagi Edward, Valen sudah seperti kakak untuknya semua ia cerita kan kepada Valen bahkan masalnya dengan Wilona Valen tau.

"Itu semua karna bajingan itu, kalo ayah mu tidak membantai keluarga ku aku tidak akan berbuat seperti ini. Ayah mu itu membunuh ibu ku yang tengah hamil dan adik yang aku sayangi" ujar Valen lirih

" Disaat ayah ku berbuat kasar hanya ibu dan adikku yang menjadi penyemangat hidup untukku, tapi bajingan itu membunuh ibu dan adikku yang tidak bersalah" ujar Valen penuh emosi walaupun tubuhnya yang penuh luka ia tidak merasa menyesal telah berhianat

"Kau bilang tidak bersalah ha.. ibu mu meracuni ibu ku yang tengah hamil sementara ayah mu yang biadab mencelakai ibu ku, hingga adik ku lahir prematur kami harus kehilangan orang yang berarti saat kami masih sangat kecil. Adik ku harus hidup dalam kebencian semua orang, dipaksa untuk hidup di pengasingan sejak kecil lalu kau yang merasa paling menderita, sadar kalau bukan karna keluarga mu. Ibu dan adikku tidak akan menderita" ujar Edward penuh emosi bahkan ia tidak sadar telah menusuk tangan Valen dengan pisau

"Aaaaaa Sam..Pai mati pun aku tidak akan mengatakan nya" ujar Valen menatap Edward dengan pandangan merendahkan

.

.

.

Hello everybody balik lagi sama bubbe disini, gimana sama part kali ini kalian setuju buat Leon dan wilo baikkan atau kalian masih pingin melihat bagaimana Leon tersiksa dengan sikap Wilona yang acuh.

Kalo masih penasaran tunggu part selanjutnya ya
See you next chapter bay bay 💞 💞

Jangan lupa follow
Ig: blue_bubbles11
WP : blue_bubbles11

Kritik dan sarannya aku tunggu ya, jangan lupa untuk mengkritik yang membangun bukan yang merendahkan apalagi sampai membully.

The Secret Lady Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang