"TIDAK"
"Leon bangun Leon" Edward berusaha untuk membangunkan Leon yang tengah terlelap diruang kerjanya, sejak kejadian yang menimpa Wilona Leon lebih banyak menghabiskan waktunya di ruang kerjanya ataupun di kamar sang adik
"TIDAK ahhh ahh" Leon terbangun dengan nafas yang terengah-engah seakan pemuda itu berlari sangat jauh
"Apa yang kau mimpi kan Leon" tanya Edward yang melihat adiknya itu bangun dengan nafas memburu
"Bagaimana keadaan Wilona" bukannya menjawab leon malah menanya balik
"Masih sama seperti kemarin" ujar Edward lirih
Sudah satu bulan sejak penyerangan dan belum ada tanda jika adik kecil mereka akan terbangun dari tidur panjangnya.Para tabib serta dokter terbaik telah Duke perintah untuk membangunkan sang putri namun hasilnya nihil, Minggu pertama sejak penyerangan Wilona mengalami kejang parah hingga menyebabkan dirinya henti jantung dan membuat luka yang hampir sembuh kembali terbuka dan hari itu juga para dokter memutuskan bahwa Wilona mengalami koma.
Kemungkinan Wilona untuk bertahan hidup yang semula Lima puluh persen kian hari semakin menurun seakan-akan menghitung mundur kematian gadis kecil itu, kemalangan tidak berhenti disitu saja empat hari yang lalu dokter yang menangani Wilona mengatakan jika gadis kecil itu kembali mengalami henti jantung lagi kemungkinan besar untuk nya selamat semakin kecil hanya 37% untuknya kembali membuka mata.
"Aku akan menemuinya setelah bersiap" ujar Leon sebelum meninggalkan Edward yang masih menatap punggung adiknya itu
"Wilo cepatlah sadar apa kau tidak kasihan pada Leon yang selalu menyalahkan dirinya sendiri" ujar Edward lirih seraya menatap langit biru
***
" Hey. Aku datang lagi" pemuda itu menggenggam tangan adiknya yang pucat menciumnya berulang kali
"Kamu pernah berkata pada Anna dan Nana ingin melihatku berlatih pedang dan menunggangi kuda, aku akan mengabulkan semua permintaan mu" ujar Wiliam penuh semangat namun tatapnya seakan kosong
" Apa aku tidak ingin bangun? Apa kau tidak ingin bermain dengan kedua makhluk itu mereka merindukan tuanya, aku kau tidak kasihan wilo" Wiliam kembali menangis andaikan ia dapat menggantikan posisi adiknya saat ini pasti akan dia lakukan
"Wilo lihat mereka kedua hewan yang sering kau bangga- banggakan itu sekarang sudah mulai kurus, apa kau berniat membunuh mereka secara perlahan"
"Apa kau tidak kasihan pada snow Wolf, dia Tengah hamil namun ia tidak bernafsu untuk makan mereka hanya berharap kau bangun cepat lah bangun aku merindukan mu" pintu kamar Wilona terbuka menampakkan Leon yang terlihat lesu saat matanya beradu tatap dengan Wiliam
"Mau apa kau" ujar William sinis
Sejak terjadinya penyerangan hubungan Leon dan Wiliam mulai merenggang keadaan itu diperburuk dengan kondisi Wilona yang kian memperburuk. Belum lagi fakta bahwa Wilona yang mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan Leon
"Aku hanya ingin bertemu dengan adikku" ujar Leon
"Hahaha adik sejak kapan kau punya adik Leon, bukankah kau tidak pernah menganggapnya adik" ujar Wiliam sinis bahkan pemuda itu sudah menatap tajam kearah Leon, Leon hanya menatap Wiliam dengan bisa namun tidak bisa dipungkiri bahwa ia sedikit benci dengan tatapan merendahkan diri saudaranya itu
"Pergi Leon sebelum aku kehilangan kesabaran" William sudah mengeluarkan aura membunuhnya berharap adiknya itu cepet pergi dari kamar
"Pergi dalam mimpimu Wiliam" balas leon tidak kalah sinis. Kedua pemuda sudah mengeluarkan aura mereka seakan melupakan keberadaan gadis kecil yang berusaha bernafas dengan benar akibat aura mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Lady
General FictionIngatan terakhir Airin tengah berada di kamar karna patah hati saat itu hujan tengah turun dan saat dia terbangun tiba-tiba saja dia menjadi Wilona Etma de Razel seorang putri terbuang yang dibenci ayah seta ketiga saudara kandungnya Hanya satu har...