Ke hadirannya adalah harapan bagi orang-orang di kediaman Duke Razel, setelah sekian lama kediaman tersebut akhirnya dikaruniai seorang anak perempuan, kejadiannya bagikan cahaya bagi keluarga kecil duke Razel
"Bunda kapan adik keluar" ujar Wiliam kecil saat itu usianya menginjak tujuh tahun yang masih senantiasa membelai perut sang bunda yang sudah besar
"Sebentar lagi sayang" kata sang ibu dengan senyum yang menawan sesekali wanita itu membelai rambut pirang putarnya
"Wili tidak sabar bunda, kata teman-temanku yang memiliki adik perempuan adik Mereka sangat cantik dan menggemaskan tapi Wili yakin adik Wili lebih cantik dan menggemaskan dibandingkan adik mereka" kata Wiliam kecil
"Pasti adik Wili akan lebih cantik dan mengembangkan Wili janji sama bunda akan menjaga dan melindungi adik Wili yang akan lahir meski bunda sudah tidak ada" kata duchess Olivia
"Kenapa bunda berbicara seperti itu, wili akan selalu melindungi bunda dan adik Sampai kapan pun jadi bunda harus sehat" Wili kecil memeluk bundanya penuh kasih hingga sebuah tarikan memisahkan peluk kan ibu dan anak itu.
" Sudah berapa kali aku bilang jangan memeluk wanita ku dasar bocah kurang ajar" ujar pria yang mengangkat Wiliam kecil bagaikan seekor kucing kecil
"Razel sudah berapa kali aku bilang jangan mengangkatnya seperti itu turunkan Wiliam Sekarang" perintah duchess Olivia
" Sayang kau ini terlalu memanjakan iblis kecil ini, sejak kau melahirkan Edward, Wiliam dan Leon sudah berapa kali kau dimonopoli mereka" ujar duke Razel melas, ia istrinya memeluk wanita yang paling dicintainya itu dengan sangat erat hingga Wiliam kecil kesusahan untuk melepaskan pelukan sang ayah
"Ayah jangan peluk bunda pergilah dan kau Leon melepaskan pelukan pria tua ini saja tidak bisa lemah" ujar sebuah suara seorang pemuda dengan anak kecil berusia dua tahun digendongnya
"Bu.bu" ujar balita merentangkan tangan mungilnya kerah sang bunda meminta gendong
"Wilo wilo" kata balita itu saat sudah berada dipangkuan sang bunda memeluk perut bulat sang duchess penuh sayang
"Lihat belum apa-apa anak-anak sudah memonopoli mu bagaimana jika si kecil lahir aku pasti akan kau abaikan sayang" kata Duke Razel dengan wajah yang tampak tidak ikhlas saat anak-anaknya merebut perhatian sang istri tercinta
"Ayolah Razel aku akan selalu mencintaimu cukup cemburu mu pada anak-anak" kata duchess Olivia mencium singkat bibir sang suami
"Aku hanya ingin Kalian berjanji untuk selalu menyayangi bayi yang ada di kandungan ku dengan atau tanpa aku berjanjilah" lanjutnya
"Apa yang kau bicarakan kami pasti akan menyainginya. Bukan begitu anak-anak" tanya Duke Razel
" Ya ayah kami pasti akan menyayangi adik" kata mereka serempak
"Apa ayah sudah menyiapkan nama untuk adik " tanya Edward
" Ayah belum menemukan nama yang cocok untuk adik kalian"
"Wilo ayang" kata Leon mengelus perut bundanya sesekali menciumnya sehingga sang bunda hanya menatap gemas kearah sang putra"Bagaimana dengan wilo seperti nama pohon wilo" usul Edward
"Tidak. Adik tidak boleh disamakan dengan pohon" bantah Wiliam kepada sang kakak
"Bagaimana dengan ana bukankah nama itu cantik" ujar Duke Razel berusaha melerai keduanya, bukannya perdebatan berhenti ayah dan anak itu malah bertengkar mengatakan nama yang mereka berikan lebih baik
" Kau ini sudah tua masih saja berdebat dengan anak aku sudah menyiapkan nama untuk bayi kita. Namanya Wilona Etma de Razel. Aku harap ketika ia besar akan sekuat dan secantik pohon wilo, bagaimana Leon setuju dengan bunda kan" tanya duchess
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Lady
General FictionIngatan terakhir Airin tengah berada di kamar karna patah hati saat itu hujan tengah turun dan saat dia terbangun tiba-tiba saja dia menjadi Wilona Etma de Razel seorang putri terbuang yang dibenci ayah seta ketiga saudara kandungnya Hanya satu har...