(34) jatuh

1.9K 201 9
                                    

Wilona memejamkan matanya bersiap menerima rasa sakit dan.

Brug

bukannya sakit wilona malah merasa empuk bukankah ini cukup aneh. Apa tanah di dunia ini memang empuk atau ada yang menangkapnya?

Saat Wilona membuka mata tidak ada lagi ayahnya bahkan para pekerjanya kini menatapnya dengan tidak percaya, mulut yang terbuka bahkan ada beberapa pelayan yang berusaha untuk tidak tertawa.

"Kenapa mesti menatap seperti itu memang dirinya jatuh tampak lucu. Tidak pekerja tidak tuannya sama-sama menyebalkan, bukannya menolong pria bau tanah itu malah pergi entah kemana"

Wilona yang merasa penasaran dengan tempat yang di duduki ya mencoba untuk mencoba berdiri dan menjatuhkan diri sekali lagi, memastikan apa memang tanah di dunia ini memang empuk bukan rasa empuk yang dia dapatkan saat mendaratkan bokong di tempat semula, melainkan suara tawa dari ketiga kakaknya yang entah datang dari mana.

"Haha wilo kau sudah bosan hidup atau kau masih kesal pada ayah teganya kau hahaha" ujar Leon masih berusaha menghentak tawanya

"Astaga ini sungguh luar biasa, kami khawatir sampai ingin mati mencari mu dan kau tengah membuat lelucon yang akan di kenang sepanjang masa dikediaman ini hahahaha" tawa Wiliam makin memperparah Susana saat ini

"Hahaha wilo..peff ayo bangun aku tidak sanggup lagi hahahaha" tawa Edward yang memperparah keadaan saat ini, sebenarnya apa yang membuat mereka tertawa seperti itu. Wilona hanya menatap mereka dengan pandangan bingung sambil ke sekali mencari posisi duduk yang nyaman, tapi tempat yang ia duduki terus bergerak dan membuatnya kesal

"Tunggu bergerak sejak kapan tanah bisa bergerak" Wilona yang menyadari keanehan pada tempat duduknya mencoba melihat apa yang ia duduki

Wow seorang pria dewasa dengan rambut blonde tengah tertidur di tanah dari mulutnya keluar buih, jika orang yang tidak mengetahui kejadian sebenarnya mereka pasti mengira nona muda telah berbuat jahat pada Duke.

Untuk waktu yang lama Wilona masih menatap sang ayah pandangannya kosong, antara bingung dan syok akibat perilaku tiba tiba Duke Razel. Wilona langsung berdiri dan kendang pelan tubuh Duke Razel apa yang Wilona lakukan saat ini lebih mirip mengecek hewan mati dibandingkan manusia

"Wilo itu ayah bukan hewan mati" ujar Leon berusaha menahan tawa

"Aku tau ini ayah siapa bilang ayah hewan"ujar Wilona dengan polos namun dalam beberapa detik tatapan Wilona berubah, mata yang awalnya polos menjadi tajam dan nampak tidak bersahabat

"Saya tau dia ayah ku tapi sekedar bersentuhan dengannya saya merasa jijik, saya permisi. kak Anna bantu wilo membersihkan diri" lanjut Wilona tatapannya terlihat enggan untuk bersentuhan dengan sang ayah tatapan menghina, jijik seakan-akan Duke Razel adalah kuman yang harus Wilona jauhi. Setalah berbicara seperti itu Wilona pergi meninggalkan semua orang yang dia mematung,

Edward yang sudah sadar langsung mengejar adiknya, tindakan Wilona sudah keterlaluan bagaimana bisa dia berbicara seperti itu pada ayahnya sendiri

" Wilo apa yang kau lakukan barusan salah, tidak sepantasnya kau bersikap kasar pada ayah" nasihat Edward saat mereka tengah berjalan menuju Kediaman Wilona

"Salah. Harusnya kak Ed tau alasan aku berbuat seperti ini, pada akhirnya semua orang yang ada di sini tidak akan berpihak pada ku hanya Viona adik kesayangan mu itu yang akan mendapatkan semua nya. Jangan pernah lupa perlakuan mu dulu, kau adalah salah seorang yang membuat ku mati jadi jangan coba-coba menasihati ku seolah kau yang paling benar" Wilona langsung pergi tanpa melihat Edward kembali, moodnya gampang sekali berubah terkadang sweet dan mudah bergaul namun terkadang sinis dan dingin.

Mereka seakan menghadapi dua orang yang berbeda setiap waktunya, sikap tenang dan sikapnya yang dingin tatapan mata yang menusuk. Setiap sikapnya yang seperti itu kadang membuat orang sekitar nya kebingungan sejak setahun lalu sikap Wilona semakin susah untuk di prediksi.

Edward yang tersadar langsung mengejar Wilona ia tidak peduli jika adiknya akan marah atau membencinya karena yang dia inginkan adiknya dapat membuka diri, Edward ingin akrab seperti Leon dan Wiliam kedua adiknya itu lebih mudah untuk bergaul dengan Wilona. Terutama Leon anak itu pada awal sangat membenci Wilona sekarang anak itu seperti prangko yang terus menempel. Dia tidak boleh kalah dari kedua saudaranya yang sudah lebih dulu dekat dengan Wilona

***

Seorang gadis kecil tengah asik membelai 3 mahluk imut dihapalnya, 3 mahluk hidup yang membukanya hampir kehilangan nyawa demi melindungi mereka

"Wilo kenapa? Aku perhatian dari tadi kau terus murung" tanya snow semenjak penyerangan itu serigala salju itu lebih ekstra melindungi anak-anak nya

"Tidak ada, aku baik snow mereka tampak sangat manis apa kau sudah memberikan mereka nama" tanya Wilona penasaran

"Tidak, bintang suci ataupun demon beat tidak memiliki mana tuan mereka lah yang memberi nama" jelas snow

"Baiklah.. emm bagaimana kalo yang putih ini aku kasih nama ice karna dia yang paling tentang diantara yang lain, terus yang Coklat aku kasih nama brown seperti warnanya dan yang terakhir aku kasih nama Gray. Bagaimana menurutmu snow" ujar Wilona penuh senyum

"Apa pun itu selama kau senang tidak masalah"

Wilona kembali terdiam mengelus sayang ketiga makhluk imut ini, perlahan tapi pasti air matanya menetes entah mengapa dia merasa sedih. Bagiamana dengan nasib tubuhnya di dunia asalnya.

Apa dia sudah mati? Adakah yang menemukan tubuhnya saat ini? Apa tubuhnya dikubur dengan layak? Bagiamana dengan gadis apa dia sedih saat mengetahui dia telah tiada?

Semua pemikiran itu terus berputar di benaknya, setahun sudah dia berada di dunia ini setahun juga dia tinggal di kediaman utama sang Duke dan setahun juga kehidupan ayah dan anak itu masih merenggang. Berat rasanya harus bertahan di dunia yang antah berantah seorang diri

Delapan tahun lagi Viona akan datang dan semua akan kembali mengabaikan nya ke-tiga saudaranya akan menjadi malaikat maut nya dan sebelum saat itu tiba dia harus pergi jauh dari mereka, biarkan cerita mereka terus berlanjut tanpa dirinya.

Mulai dari sekarang ia akan membangun mimpi nya pergi jauh dari keluarganya, hal pertama yang harus dilakukan membangun usaha yang tidak akan pernah mereka bayangkan anak delapan tahun miliki. Selanjutnya menentukan tempat tinggalnya masa depan dan terkahir rencana pelariannya Ia tidak ingin kembali ke keluarga ini

"Nona anda dipanggil tuan Duke ke ruangannya" ujar seorang kesatria luar kamarnya, dengan malas Wilona melangkah kan kakinya menuju ruang kerja Duke Razel.

.

.

.

.


Hai maaf baru bisa up karna kondisi author blue lagi masa pemulihan kami memutuskan untuk slow up maaf karna sudah lama tidak up ketika kondisi blue mulai membaik kami akan melanjutkan cerita ini, sekali lagi kami mohon maaf dan terima kasih pada pembaca yang masih setia dengan cerita ini

The Secret Lady Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang