Tabib langsung bertindak setelah melihat kondisi Wilona dan snow, empat tabib langsung dikerahkan untuk menyelamatkan nyawa mereka.Edward, Leon dan Wiliam tengah menunggu di luar dengan harap-harap cemas. Bohong jika mereka tidak khawatir apa lagi setelah melihat kondisi Wilona tadi, pedang itu menembus tubuh kecil Wilona darah segar masih terasa di telapak tangan Leon, untuk ke-dua kalinya dia gagal menjaga adiknya
" Aku kakak yang tidak berguna, harusnya.. harusnya aku bisa lebih cepat membuka pintu" gumam Leon lirih sambil memukul kepalanya, Leon merasa menjadi orang yang paling tidak berguna karna menjaga adiknya saja ia tidak bisa. Memimpin puluhan pasukan elit untuk berperang ia sanggup, tapi kenapa hanya menjaga adiknya dia biasa lengah bahkan menyebabkan adiknya hampir meregang nyawa untuk kedua kalinya.
"Leon berhenti bertindak bodoh seperti ini, Wilona akan marah melihat keadaan mu Sekarang" hibur Wiliam bohong jika dia tidak hancur dan merasa bersalah saat ini, andai dia bisa mengubah keadaan dia rela bertukar posisi dengan Wilona
"Kenapa kalian terlihat kacau, semua baik-baik saja kan" tanya Duke razel yang baru datang bersama dengan raja dan putar mahkota, bahkan dengan santainya Duke razel masih sempat bersenda gurau bersama raja dan putra mahkota seperti Edward tidak melihatnya saja, sesaat Edward merasa bahwa dirinya dan adik-adiknya tidak lah berarti bagi Duke.
" Apa kau tidak punya mata tuan Duke" kata Edward emosi, apa ayahnya itu tidak punya mata untuk melihat situasi saat ini
"Dimana sopan santun mu Edward" ujar Duke razel tidak kalah emosi
"BISAKAH KALIAN DIAM, tidak bisa kah kalian Melihat kondisi saat ingin bertengkar" kata Wiliam, Habis sudah kesabarannya saat melihat kakak dan ayahnya bertengkar dan tidak melihat tempat.
"Bisa kah seseorang menjelaskan apa yang terjadi" kata Raja Herry saat melihat kondisi mulai tidak kondusif saat ini. Saat Edward ingin menjelaskan situasi yang terjadi pintu kamar Wilona terbuka, tampak beberapa prajurit tengah menggotong mayat penyusup.
"Apa maksudnya semua ini Edward? Wilona.. bagaimana kondisi Wilona" kata Duke razel masih berusaha untuk terlihat tenang walaupun hatinya sudah meronta-ronta karna khawatir.
"Hahaha.. Sekarang kau baru sadar Duke razel yang terhormat, saat aku dan Edward memohon pada mu untuk membantu kami kau bilang apa? Adik ku hanya ingin memenangkan diri dan menyuruh kami berhenti khawatir dengan nya" ujar Wiliam wajahnya pun sangat merah karna menahan emosi nya yang sudah sampai tahap maksimal.
William tidak pernah terlihat sangat marah sebelumnya, bahan saat Wilona di asing kan Wiliam masih bisa bersabar, tapi tidak untuk kali ini sudah cukup dia menahan diri untuk semua perlakuan ayahnya itu. Bagaimana bisa dia terlihat tenang dalam kondisi seperti ini, bahkan tidak sedikitpun dia khawatir dengan kondisi sang adik
"Sekerang lihat karna kau...Adik ku yang baru saja sembuh harus kembali meregang nyawa dan kau putra mahkota, andaikan kau tidak mencoba merebut bintang suci miliki adik ku.. semua ini tidak akan pernah terjadi. Jika adik ku tidak dapat diselamatkan aku tidak akan memaafkan kalian" lanjut Wiliam pemuda itu meninggalkan Duke razel, Raja serta putra mahkota. Raja dan putra mahkota merasa kehadirannya hanya membawa pengaruh buruk pada kediaman Duke Razel, apalagi jika melihat kondisi saat ini
" Sekarang anda puas Duke razel, Wilona kembali berjuang untuk hidupnya.. tidak cukup kah perlakuan mu dulu, tidak cukup kau membuatnya menderita.. apa susahnya mendengar kan Wilona sesaat saja!! Apa susah memberikan nya perhatian sedikit saja?" Ujar Edward.
Pemuda itu tentu emosi saat melihat perlakuan sang ayah yang menurutnya sangat tidak adil. Wilona tidak pernah meminta apa pun dari mereka, bahkan ketika Edward menanyakan kepada Wilona tentang keinginannya, dia hanya menjawab ingin mendapatkan bunga cahaya sebagai hadiah. Sebuah permintaan sederhana yang bahkan tidak pernah terbayang di benak putri bangsawan lain
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Lady
General FictionIngatan terakhir Airin tengah berada di kamar karna patah hati saat itu hujan tengah turun dan saat dia terbangun tiba-tiba saja dia menjadi Wilona Etma de Razel seorang putri terbuang yang dibenci ayah seta ketiga saudara kandungnya Hanya satu har...