TST || 16. JEBAKAN ASOY.

239 43 1
                                    

Hari ini adalah jadwal Dewa bermain bola basket

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah jadwal Dewa bermain bola basket. Lelaki itu dengan lincahnya mengambil bola dan menggiringnya hingga masuk ke dalam ring. Tatapan para penonton tertuju kepada Dewa yang kini membuka bajunya, memperlihatkan otot-otot tangannya dan juga otot-otot tubuh Dewa yang membuat kaum hawa menjerit tidak tertahan.

Pritt ...

Suara peluit pun berbunyi nyaring, dan itu artinya Dewa sudah dipersilahkan beristirahat sejenak. Laki-laki itu berjalan ke tepi lapangan, mengambil beberapa botol, lalu berjalan ke arah toilet untuk mengganti pakaiannya yang basah akibat keringat.

Asoy --- sang lawan Dewa bermain basket pun mengikutinya dari belakang. Awalnya Dewa tidak menyadari ada seseorang di belakangnya, tetapi sebuah suara hentakan kaki membuatnya menoleh ke belakang.

Tak ...

“Siapa Lo!” bentak Dewa, namun tidak ada sahutan apapun dari belakang tubuhnya. Hanya ada hembusan angin saja yang menerpa tubuhnya yang tidak terhalang oleh apapun, karena ia tidak memakai baju seragamnya.

Dewa melanjutkan langkahnya hingga sampai ke toilet yang dituju. Tanpa pikir panjang, lelaki itu langsung masuk tanpa menoleh ke belakang kembali.

Asoy yang mengintip dari tembok kelas XI IPS pun cekikikan bersama salah satu temannya yang kini memperhatikan pintu toilet yang baru saja dimasuki oleh Dewa.

“Kayaknya Dewa udah masuk deh, gimana kalau kita kunciin dia dari luar? Otomatis kita akan menang dalam permainan basket, dan nggak lama lagi. Dewa bakalan mudah kita singkirkan karena nggak becus jadi ketua team basket.” Usul teman Asoy yang berada di sebelahnya.

Asoy pun tersenyum miring menanggapinya. “Kali ini, gue setuju sama keputusan lo. Tumben otak lo encer kayak gini, sering-sering kasih gue pencerahan.” Asoy tertawa pelan. “Ya udah sana, kunciin!”

Mendengar perintah dari Asoy. Rafli yang menjadi sahabat dekatnya pun menganggukkan kepalanya patuh. Tetapi saat ingin mengunci pintunya, tiba-tiba ada seseorang gadis yang menerobos memasuki toilet.

Brukh.

Gadis itu terjatuh sambil memegangi lututnya yang terasa sakit. “Aduh kak, bisa minggir nggak? Aku lagi sakit perut nih, pengen ke toilet. Kakak udah 'kan ke toiletnya. Ya udah, aku duluan. Babay!”

Rafli yang mendengar ucapan gadis itu hanya bisa bengong tidak mengerti. Tanpa izin dari Rafli, gadis itu segera menerobos toilet tanpa membaca plang yang berada di atas pintu toilet yang menampilkan gambar cowok.

Rafli menepuk jidatnya. “Eh, lo salah masuk toilet. Itu toilet cow---.”

Brakh.

Ucapan Rafli terpotong karena pintu toilet tersebut sudah tertutup rapat. Asoy yang sudah lama menunggu pun segera mengunci toilet tersebut tanpa memperdulikan gadis yang berada di dalam bersama Dewa, tentunya.

Three Stupid Twins [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang