Setelah mendapat hukuman dari Pak Darto, ketiga laki-laki kembar itu segera meluncur ke dalam kantin untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan. Mereka memesan makanan kesukaannya masing-masing tanpa ada seseorang yang mengganggunya sekali pun.
“Eh Top, lo bawa seblak buat siapa? Buat gue ya?” tanya Gempa menarik mangkuk yang dibawa oleh kakak pertamanya itu tanpa malu.
Tetapi saat tangan Gempa hampir mendekati mangkuk tersebut. Dengan teganya Topan memukul tangan Gempa menggunakan sendok yang berada di genggaman tangannya.
Pluk.
“Sialan lo, ini bukan buat lo. Tapi buat Safi, yang bentar lagi jadi pacar gue,” ucap Topan menatap Gempa sengit.
Gempa mengelus-elus tangannya yang memerah akibat pukulan sendok yang Topan berikan kepadanya. “Tolol emang, dimana-mana sapi tuh makan rumput. Bukan seblak!”
Dewa mengangguk-anggukkan kepalanya. “Bener banget, lagian mau sampai kapan sih, tuh sapi makan seblak? Sampai bibirnya monyong lima centi kayak bebeknya Si Jaenab?”
Topan mendengkus sebal. Ia beranjak dari duduknya berniat memberikan seblak yang tadi ia beli kepada Safira yang notabenenya mantan satu-satunya. “Bacot, gue tinggal dulu, mau nyamperin pujaan hati gue.”
“Siapa?” tanya Gempa mengernyitkan dahinya bingung.
Dewa memukul kepala kakaknya tanpa memperdulikan attitude sama sekali. “Buat sapi! Lo nggak denger tadi angin Topan bilang apa? Itu seblak buat sapi!”
Mendengar teriakan Dewa membuat Topan memelototinya horor. “Ngomong apa barusan? Sekali lagi lo ngatain Safira dengan sebutan sapi, gue buntungin anu lo.”
Dewa spontan menutup mulutnya rapat-rapat dengan kedua tangan terangkat. Sedangkan Gempa menyengir kuda tanpa dosa. Setelah melihat kedua adiknya diam, barulah Topan berani meninggalkan meja tempat mereka makan, menuju meja Safira yang berada di tengah-tengah kantin.
Terlihat kedua gadis yang memakan makannya dengan santai. Topan pun tersenyum melihat Safira yang tengah senyum-senyum sambil melihat handphone miliknya.
Brakh!
Safira berlonjak kaget. Gadis itu mengelus-elus dadanya yang kian berdetak kencang. “Astaga Angin Topan! Mau apa lagi sih lo?! Nggak bisa apa lihat gue tenang, sehari aja?”
“Nggak, sebelum lo mau balikan sama gue,” jawab Topan percaya diri.
Safira mengepalkan tangannya, heran juga dengan manusia satu ini. Sudah seribu kali Safira menolak, tetapi tetap saja Topan tidak mau mundur darinya. “Gue nggak mood buat marah-marah lagi, to the poin aja. Mau ngapain?”
“Mau balikan, sayang,” ucap Topan menyengir kuda. Menampilkan deretan giginya yang putih.
Safira mendengkus sebal. Ia beranjak dari duduknya berniat meninggalkan Topan dan Senja --- sahabatnya, di kantin. “Gue nggak mau.”
Saat Safira melangkah, tiba-tiba Topan menahan pergelangan tangannya. “Mau apa lagi sih lo? Ganggu gue terus, minggir! Gue mau—”
“Gue bawain seblak buat lo, enak loh. Apalagi katanya seblak ini pedesnya gila, kalau lo makan ini, beuhhh bisa tambah gila,” ucap Topan mengacungkan jempolnya ke atas.
Brak!
Safira menggebrak meja kantin membuat seluruh murid-murid yang sedang menikmati makanannya pun berhenti, karena gebrakan Safira yang terlalu keras. “Apa lo bilang? Gue gila?!” bentaknya melotot galak.
Topan meneguk salivanya susah payah. Salah lagi, salah lagi. Apa memang semua laki-laki selalu disalahkan?
“B-bukan gitu Saf, gue cuma mau ngasih seblak ini aja. Pedesnya aja yang gila, lo mah nggak gila. Malahan gue yang tergila-gila sama lo, makanya sampai hari ini gue masih bertahan buat balikan sama lo,” ujar Topan salah tingkah.
Senja yang melihat kedua temannya yang terlihat tidak baik-baik saja pun berusaha menghindarinya dengan berlari ke arah meja pacarnya --- Gempa, yang berada di meja pojok kantin.
Safira memicingkan matanya curiga. Tanpa ba-bi-bu lagi, ia segera merampas mangkuk seblak yang berada di hadapannya. “Gue terima seblaknya, makasih.”
Topan menatap Safira berbinar. “Makasih? Harusnya gue yang berterimakasih sama lo, makasih karena udah nerima gue lagi, makasih banget.”
Safira mengernyitkan dahinya bingung. Ia menjitak kepala Topan sambil berkata. “Bentar-bentar, lo budeg apa mupeng ya? terima? Hellow! Gue terima SEBLAKNYA! bukan BALIKANNYA!”
Jlep
°°°Three Stupid Twins°°°
15:07:21
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Stupid Twins [SELESAI]
Fiksi RemajaMengisahkan tiga anak kembar yang mempunyai karakter berbeda-beda. Kisah Topan yang tidak pernah mengenal kata lelah. Laki-laki ini terus saja mengejar mantannya yang sama sekali tidak mau balikan dengannya. Kenapa Topan tidak menyerah? Karena dia m...