Ketiga laki-laki kembar itu tengah asik mengobrol di dalam kelasnya. Tidak lupa juga dengan Senja dan Safira yang menggerutu kesal kepada Topan dan Gempa yang ingin sebangku dengannya.
"Gem, geseran dong. Ini kursi gue, wilayah tempat duduk gue," ketus Senja mendorong-dorong bahu Gempa.
"Iya nih, lo juga angin Topan! Ngapain sih lo duduk di bangku gue? Ini 'kan tempatnya Senja," celetuk Safira menatap Gempa dan Topan sebal. Karena kedua lelaki itu berencana untuk memisahkan Senja darinya.
"Lu diem deh Sapi. Lagian udah enak duduk dibelakang, nggak bakalan ketauan kalau kalian pacaran juga," ucap Gempa menampilkan senyum jahilnya.
Safira melotot galak ke arah Gempa. "Sialan lo Gempa bumi! Ngatain gue Sapi!" bentaknya tidak terima.
Gempa menjulurkan lidahnya mengejek. Sedangkan Topan menghela nafas sabar, menghadapi mantannya dan adik kembarnya memang harus ekstra hati-hati. Kalau tidak, mungkin bencana akan menyerangnya secara tiba-tiba.
"Berisik! Kalau nggak mau dikatain Sapi, ganti nama lo jadi Domba. Gitu aja ribet," celetuk Dewa memasukkan handphonenya ke dalam saku celananya.
Safira hendak beranjak dari duduknya berniat untuk beradu bacot dengan Dewa. Tetapi tangannya tiba-tiba dicekal oleh Topan membuat Safira mengurungkan niatnya.
Safira menepis tangan Topan kasar. "Ngapain lo pegang-pegang gue? Najis tau."
Sontak saja Dewa tertawa melihat wajah Topan yang berubah masam. "Ahahhaa ... Anjirrtt! Berdamage bener ya, Top. Makan cabe berapa kilo sih, lo sapi? Pedes banget tuh mulut."
Safira hendak saja menjawab pertanyaan dari Dewa. Namun sebuah sapaan menghentikan ucapannya, Safira menoleh ke depan, dan ternyata yang datang adalah Pak Bandi, guru yang akan mengajari mereka. Spontan Safira duduk kembali di kursi dekat Topan berada.
"Pagi anak-anak. Hari ini kita kedatangan teman baru. Nak, perkenalkan namamu," ucap Pak Bandi sembari tersenyum hangat.
Gadis berambut hitam sebahu, mempunyai bulu mata lentik nan tubuh yang pendek seperti anak SD itu tersenyum menggemaskan, membuat kelas 11 IPS 2 bersorak karena senyumannya yang manis.
"Hallo temen-temen. Nama aku Alicia Laila Hasyim, biasa dipanggil Cia, aku baru aja pulang dari Eropa kemarin. Terus aku di suruh Bunda buat sekolah disini, salam kenal semuanya. Cia suka sekolahnya, suka sama Bapak dan teman-temannya pada ganteng-ganteng he ... he ..." Perkenalan dari Alicia membuat semua orang menganga lebar.
Pak Bandi menggeleng-gelengkan kepalanya. "Memang polos ternyata," gumamnya pelan.
Tatapannya kembali tertuju kepada Alicia yang masih memegangi tas ranselnya. "Baik Cia, kamu boleh duduk di meja yang kosong."
Alicia mengembungkan pipinya membuat semua orang terpana, gemas. "Semuanya penuh, nggak ada yang kosong?"
Pak Bandi melihat-lihat sekitar kelasnya, dan benar saja. Tidak ada meja kosong disana, tetapi saat melihat ke arah meja pojok. Gempa mengangkat tangannya ke atas.
"Nah, dibelakang Gempa ada Dewa. Kamu boleh duduk disana," ucap Pak Bandi kepada Alicia yang mengerjap-ngerjapkan matanya kaget.
"E-enggak bisa duduknya sama cewek ya Pak? Cia takut hamil," cicit Cia pelan.
"HAH!" Sontak saja seluruh murid yang berada di kelas itu tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan polos dari Alicia. Sedangkan Alicia yang notabenenya tidak tahu apa-apa pun hanya menundukkan kepalanya, malu.
Pak Bandi menggeleng-gelengkan kepalanya sembari menahan tawanya agar tidak pecah. Sia-sia dia bersikap sangar dan dingin kalau ujung-ujungnya mengeluarkan tawa yang begitu nyaring, gengsi dong.
"Kamu tidak akan hamil Cia, asalkan kamu jangan deket-deket sama Dewa. Kamu nggak akan hamil, percaya sama Bapak." Pak Bandi mengatur nafasnya agar tidak marah dan menertawai Alicia yang kini menatap Pak Bandi serius.
Dengan ragu Alicia menganggukkan kepalanya. Ia berjalan ke arah Dewa yang menatapnya tajam, tiba-tiba tubuhnya gemeteran menahan takut. Ketahuilah, selain sikap Alicia yang seperti bocah TK. Ia juga sangat penakut kepada siapapun, kecuali kepada keluarganya.
Perlahan Alicia duduk di sebelah Dewa. Dengan tangan gemeteran ia mengulurkan tangannya. "K-kamu siapa? A-aku Cia," ucapnya gugup.
Dewa menatap sinis tangan mungil Alicia. Gempa yang melihat wajah Alicia berubah cemberut pun tertawa renyah. "Aduduh Cia, imut banget sih kamu."
Senja yang berada di sebelahnya pun melotot galak. "Jangan coba-coba selingkuh sama bocah. Dia masih polos, kelihatan dari mukanya yang lugu. Kalau lo pacarin dia, bisa jadi playgirl dalam waktu satu menit. Dan gue nggak mau itu terjadi."
Gempa meneguk salivanya gugup. "E-enggak jadi selingkuh deh sayang, hehe. Cukup kamu aja. Tapi nggak tau kalau besok."
Senja memutar bola matanya malas. Ia mengulurkan tangannya kepada Alicia, berkenalan. "Hai Cia, aku Senja. Ini Gempa bumi, dan ini kakak gobloknya angin Topan, kalau di dekat kamu itu Dewa Yunani. Kalau yang cewek serem itu namanya Sapi. Salam kenal para sahabat goblokku."
Alicia mengerjap-ngerjapkan matanya polos. Ia menghafal satu-satu nama yang baru saja Senja perkenalkan kepadanya di dalam hati. Namun salah satu kata yang Alicia tidak tahu. "Senja, goblok itu apa?"
"Hufffhhh ha ... ha ... Lo nggak tau goblok?" tanya Gempa tertawa terbahak-bahak.
Senja menggaruk-garuk kepalanya, sepertinya ia lupa kalau Alicia adalah gadis polos. Mana tau bahasa gaul? Gempa menghentikan tawanya. Ia menatap Alicia yang menatap mereka meminta jawaban.
"Goblok itu semacam te----."
"Sayang, goblok itu arti kata lain, adalah sayang," ucap Dewa memotong ucapan kakaknya yang ingin menjelaskan arti kata 'goblok'.
Senja menyumpal mulut Gempa menggunakan kertas ulangan kemarin, agar tidak mengeluarkan suaranya lagi. Bahaya kalau Gempa berbicara yang aneh-aneh, maka Alicia akan cepat terkotori olehnya begitu saja.
Alicia tampak tidak percaya kalau Dewa bisa berbicara dengan ekspresi datar. Alicia tersenyum lebar sambil berkata. "Yey! Cia juga sayang sama Mama, Papa dan Oma. Yey Cia seneng punya keluarga yang goblok kayak mereka."
"Astagfirullah Cia!" sentak Safira menepuk jidatnya sambil menatap Dewa tajam. Karena laki-laki itu, pemikiran Cia terkotori.
Alicia menatap Safira berbinar. "Kenapa Sapi? Sapi udah goblok sama Cia?"
Brakh!
"ALLAHUAKBAR!"
°°°Three Stupid Twins°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Stupid Twins [SELESAI]
Fiksi RemajaMengisahkan tiga anak kembar yang mempunyai karakter berbeda-beda. Kisah Topan yang tidak pernah mengenal kata lelah. Laki-laki ini terus saja mengejar mantannya yang sama sekali tidak mau balikan dengannya. Kenapa Topan tidak menyerah? Karena dia m...