Tiga Huruf Paling Berharga
Oleh: Moch Abdul AzizDetik demi detik telah berlalu. Hujan yang awalnya rintik, kini mulai mengalir deras. Seolah waktu berjalan begitu singkat, melesat dengan sesaat. Bagaikan embun di pagi hari yang merindukan kehangatan sang mentari, itulah aku, seorang anak kecil yang dipaksa dewasa dan harus kuat menanggung beban dunia.
Tak masalah, aku tak akan pasrah, apalagi menyerahnkalah. Aku akan berusaha sekuat tenaga, selagi masih bisa menjalaninya. Namun, jika boleh jujur, aku sangat rindu masa-masa beberapa tahun silam. Aku yang hangat di dalam dekapannya, aku yang selalu dikecup keningnya,dan aku yang tak pernah bosan mendengar dongeng pengantar tidur darinya.
Dia, sosok wanita lembut dan tangguh yang Kusebut ibu. Sebuah kata yang tersusun dari tiga huruf paling berharga. Tak pernah menangis meski hatinya sedang teriris, memaksa tertawa dan berusaha mengobati lukanbuah hatinya, sedangkan luka pada dirinya sendiri masih menganga. Engkau tak kenal pamrih, kuat menahan perih dan pedih. Maafkan anakmu ini yang hanya bisa mengucap terima kasih.
Bojonegoro, 18 Januari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
GORESAN NESTAPA [LENGKAP - TERBIT] ✔
Poetry[TERBIT DI UFUK MEDIA PUBLISHING] "𝙿𝚊𝚍𝚊 𝚊𝚔𝚑𝚒𝚛𝚗𝚢𝚊, 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚙𝚊𝚜𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚗𝚜𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒𝚝𝚊𝚔𝚍𝚒𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚝𝚞𝚔 𝚜𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚕𝚎𝚙𝚊𝚜𝚔𝚊𝚗" -𝙂𝙤𝙧𝙚𝙨𝙖𝙣 𝙉𝙚𝙨𝙩𝙖𝙥𝙖- 𝓑𝔂 𝓛𝓪𝓽𝓽𝓮𝓪𝔃 Start :...