20~~~~~~~~~PENGHIANATAN
___________________________________________________"Sekali mendua akan tetap mendua."
Belva duduk di balkon kamarnya ditemani buku fisika yang terbuka lebar dengan secangkir kopi susu hangat. Belva telah selesai mengerjakan tugas fisikanya. Tetapi, gadis itu enggan untuk masuk ke kamarnya. Ia ingin menikmati bintang malam ini. Sepi rasanya gadis itu di rumah sendirian. Ibunya pergi untuk menjenguk neneknya yang sakit.
Belva meraih ponsel yang semula tergeletak di atas meja. Mata gadis itu memaku menyadari pemuda itu tidak memberinya kabar. Tepat satu bulan sudah pemuda itu tidak memberikan kabarnya kepadanya. Belva menghela napas lelah merasa aneh dengan apa yang terjadi. Bukannya sebelumnya pemuda itu masih mampu memberinya kabar walau sekedar lewat ponsel. Tetapi, kenapa sekarang pemuda itu tak memberinya kabar sama sekali. Bahkan pemuda itu tak membalas pesannya.
Mata Belva menyendu menatap pesannya yang tak kunjung membiru. Ada apa dengan pemuda itu, setidak sempat itukah sekedar membalas pesannya. Apakah pemuda itu tidak mengerti bahwa Belva merindukannya? Apakah pemuda itu tidak menyadari bahwa Belva mengkhawatirkan pemuda itu?
Belva melirik gelang hitam yang melingkar di pergelangan tangan kanannya. Ingatan Belva melayang saat mereka berdua di perpustakaan. Tatapan ragu pemuda itu terus menghantuinya. Inikah sebuah akhir yang pemuda itu ragukan? Sesingkat itukah kisah mereka berdua?
Belva menggeleng pelan, tak ingin berlarut dalam pikirannya. Ia harus berpikir positif. Mungkin pemuda itu sedang sibuk dengan tugasnya sebagai ketua OSIS, benar pasti pemuda itu sibuk karena itu. Belva kembali memandang ponselnya saat sebuah notifikasi pesan muncul.
Kana
Bel, cek instagram letisyaclarr_Kana
Itu Instagram mantan Kak LaskarKana
Lo tadi nanyain cowok lo itu, kan?Kana
Lo cek aja di Instagram mantannyaKana
Semua jelas.Belva terdiam, gadis itu tertegun dengan pesan yang dikirim sahabatnya. Perasaan aneh menyerang begitu saja. Tak mau buang waktu, Belva segera membuka instagram yang diberi tahu sahabatnya. Mata Belva membelalak kaget melihat postingan terakhir Clara. Gadis itu membuka postingan tersebut untuk melihat dengan jelas.
Perasaan mencelos melihat kebenaran yang sesungguhnya. Mata Belva mengembun menatap miris foto di ponselnya. Pemuda itu bukan sibuk dengan organisasinya. Pemuda itu tidak sedang pusing dengan tugasnya sebagai OSIS. Pemuda itu bukan sibuk menyiapkan pensi untuk besok. Belva menggelengkan kepala tak percaya dengan objek di depannya. Foto itu menampilkan seorang pemuda merangkul mesra seorang gadis dengan senyum lebar.
Belva menggulir foto selanjutnya yang semakin membuat dirinya membatu. Dada Belva mendadak sesak menatap foto itu. Ternyata ini alasan pemuda itu tak sempat memberinya kabar. Belva tersenyum miris menatap foto itu. Foto yang berisi seorang pemuda mencium pipi seorang gadis dengan sayang.
Belva menggeleng tak percaya, gadis itu meletakkan ponselnya kembali di atas meja. Belva menarik kakinya naik ke atas kursi, memeluk lututnya. Ternyata rasanya sesakit ini.
Belva tersenyum miris "Lo nungguin dia di sini berhari-hari, dia bahagia sama yang lain di sana," lirih Belva semakin terisak, menenggelamkan kepalanya di antara kedua lututnya. Bahu gadis itu bergetar menangis seorang diri. Kenapa? Kenapa dari sekian banyak kesalahan kenapa harus memilih pengkhianatan?
![](https://img.wattpad.com/cover/276769078-288-k703827.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET(TERBIT)
RomanceBelva Melviana gadis sederhana yang hidup berdua dengan Ibunya semenjak sang Ayah meninggal. Hidup Belva begitu abu, monoton. Hingga Ia bertemu dengan sang pemberi warna. Orang yang mampu membuatnya meringan hanya dengan menatap matanya. Bagai dua...