10~~~~~~~~~BIMBANG
___________________________________________________“Kamu adalah hal sederhana yang hadir dalam kesempurnaan.”
Dua anak manusia sedang duduk berhadapan di bangku depan minimarket tempat mereka bertemu sebelumnya. Kecanggungan dan kebisuan menyelimuti. Ada rasa yang membuncah tanpa bisa dijelaskan. Belva menunduk memainkan sedotan minumannya. Pemuda di depannya tak juga mengeluarkan suara. Sudah tiga puluh menit mereka duduk terdiam.
Belva menelan ludah menguatkan diri untuk menatap pemuda di depannya. "Kenapa Kak Laskar bisa di depan ruang inap Ibu aku?" Tanya Belva membuka pembicara.
"Lo sendiri kenapa waktu itu ngintipin gue?" balas Laskar, dengan santainya pemuda itu meminum minuman di depannya. Dapat Laskar lihat dengan jelas gadis di depannya ini tersentak kaget. Matanya melotot kecil dengan bibir terbuka, menggemaskan.
"Kenapa masih dibahas sih, kak? Lagian kan itu juga udah lama," balas Belva mengalihkan pandangan tak mau menatap pemuda di depannya. Belva mengigit bibir bawahnya menahan gugup.
"Lama? Perasaan baru sekitar tiga hari." Jawab pemuda itu tepat. Laskar menaikkan alisnya untuk menggoda gadis di depannya ini.
Belva jadi gemas sendiri dengan pemuda ini. Dia tahu tidak sih, kalau ekspresi dia itu buat Belva jadi ingin membungkus bawa pulang saja. Belva berdehem menetralkan ekspresinya, "Menurut aku udah lama. Yaa aku ga sengaja lewat aja terus liat Kak Laskar main basket jadi kepo deh," Jawab Belva masih tak ingin menatap Laskar.
Laskar tersenyum mengejek melihat gadis ini menghindari bertatapan dengannya. "Oh ya?" tanyanya menggoda gadis itu lagi.
Belva benar-benar mati kutu. Harusnya kan dia tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Lumayan kan buat PDKT. Tetapi, lagi-lagi Belva selalu gugup di depan kakak kelasnya ini. Belva menghela napas dan mengangguk meyakinkan Laskar yang masih menatapnya.
"Udah kan? Gantian aku yang tanya. Kak Laskar ngapain di depan ruang inap Ibu?" tanya Belva sekali lagi.
"Gue awalnya mau pesen kue Ibu lo. Keluarga gue udah langganan sama Ibu lo. Minggu depan keluarga gue ada acara," jelas Laskar, matanya tak lepas menatap gadis cantik di depannya. "Tapi, tadi pas gue ke toko kue lo, tokonya kosong. Kata tetangga lo, Ibu lo di rawat di sini. Jadi gue ke sini, buat jenguk Ibu lo sekalian pesen kuenya," tambah Laskar menjelaskan.
Belva menganggukkan kepala dengan bibirnya membulat membentuk huruf o. Gadis itu menolehkan kepalanya menghadap pemuda itu. Ia jadi salah tingkah sendiri menyadari pemuda itu menatapnya.
"Ada hubungan apa lo sama Dimas?" ucap Laskar pada gadis di depannya. Belva menegakkan badan kaget dengan pertanyaan pemuda itu.
Belva melangkah menuju ruang inap Ibunya. Ia melamun memikirkan perkataan kakak kelasnya itu. Maksudnya apa? Ini secara tidak langsung pemuda itu menyatakan bahwa dia cemburu bukan sih?
Belva memasuki ruang inap Ibunya. Ia mendudukkan diri di kursi samping brankar Ibunya. Menatap Ibunya yang memejamkan mata dalam diam.
"Nak, tadi temanmu datang,” ucap Ibu Belva tiba-tiba. Ibu Belva yang semula memejamkan mata jadi membuka matanya menyadari anak semata wayangnya sudah datang.
"Hmm. Iya tadi udah ketemu kok, Bu," jawab Belva. Gadis itu jadi memainkan selimut ibunya dengan jari-jari lentiknya.
"Bukannya dia kakak kelasmu ya? Tadi dia pesan kue," ucap ibunya. Belva menegakkan tubuhnya menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Ia menganggukkan kepala sebagai jawaban.

KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET(TERBIT)
Roman d'amourBelva Melviana gadis sederhana yang hidup berdua dengan Ibunya semenjak sang Ayah meninggal. Hidup Belva begitu abu, monoton. Hingga Ia bertemu dengan sang pemberi warna. Orang yang mampu membuatnya meringan hanya dengan menatap matanya. Bagai dua...