"Terkadang aku ingin percaya dengan ucapanmu, tetapi apa yang kulihat dan kudengar membuatku ragu."
Camelia Harry.
***
Hari ini Aldrick pulang bersama Camelia kembali ke Jakarta, di sana mereka langsung disambut ceria oleh Karin, Dara, juga Nadia yang memang menunggu pasutri yang sudah sebulan lebih tidak ada kabar. Mereka menghabiskan waktu bersama, Camelia diculik para gadis itu untuk berbicara, sedangkan Aldrick langsung disodorkan tumpukan berkas.
***Dua minggu berlalu semua seperti biasanya, Aldrick kembali ke rutinitasnya yang biasa menjadi CEO di Nazwa's Company, owner di Cafe Ald, kuliahnya ia berhentikan, karena buat apalagi dia sudah mendapat gelar sarjana? Aldrick hanya ingin fokus kepada keluarga kecilnya juga perusahaan kakeknya. Camelia tidak diizinkan untuk kembali bekerja, jika ditanya siapa yang memberikan titah itu, maka jawabannya adalah suaminya, si possessive Aldrick. Lelaki itu menyuruh Camelia di rumah saja, dia tidak ingin Camelia bekerja, dengan alibi agar Camelia tidak kecepekan, serta ia ingin Camelia hanya menjadi ibu rumah tangga biasa.
Camelia sangat kesal pada Aldrick, karena selalu saja melarangnya, ini tidak boleh, itu tidak boleh, bahkan mengobrol dengan Rifan atau Alrick pun tidak boleh.Wanita itu terus disuruh di kamar atau keluar hanya bersama dengan para gadis, hanya para gadis, tidak boleh ada laki-laki. Camelia menghela napas pelan, sudah sekian hari dia terkurung di rumah besar Daniel, wanita itu tiba-tiba memiliki sebuah ide untuk mengusir kejenuhannya. Wanita itu menyiapkan kotak bekal untuk suaminya, ia lalu bergegas menuju kantor Aldrick berniat membawakan makanan untuk suaminya.
Sesampainya di kantor para karyawan menatap Camelia sopan, ya, mereka takut jika nanti dipecat oleh Zayn jika bersikap tidak sopan pada Camelia. Mereka juga sudah mengetahui bahwa Camelia adalah istri Aldrick, sebulan lalu, saat Aldrick tengah berada di vila bersama Camelia. Camelia langsung menuju ruangan Aldrick, wanita itu memutar kenop pintu hendak masuk, tetapi ia terpaku sesaat melihat Aldrick berpelukan dengan seorang wanita yang tak lain adalah Aurel, bahkan bibir lelaki itu menyatu dengan bibir Aurel.
"Ald," panggil Camelia pelan.
Mendengar ada yang memanggil namanya Aldrick langsung menengok ke sumber suara, lalu mendorong Aurel untuk menjauh darinya dan menatap Camelia dengan tatapan sulit diartikan.
"Kamu sungguh tidak punya sopan santun! Jika masuk ke dalam ruangan Bos ketuk pintu dahulu!" Ucapan sinis itu bukan dari Aldrick, tetapi dari bibir Aurel.
"Maaf, saya lupa. Saya cuma mau mengantarkan makanan untuk Bos," ucap Camelia menahan sakit di dadanya.
"Gue udah bawain buat Aldrick, lu bawa balik aja lagi makanan lu. Lagian cuma sekretaris aja, kok, sampai bawain makanan segala," sinis Aurel.
"Maaf, kalau begitu saya permisi," ucap Camelia, lalu pergi.
Aldrick melihat itu tak tinggal diam lelaki itu kemudian berlari mengejar istrinya. "Li, aku bisa jelasin. Tunggu," ucap Aldrick, tetapi tak dihiraukan oleh Camelia.
Wanita itu terus berlari, hingga tak sengaja menabrak Garin di dekat lobi kantor. Garin langsung menangkap tubuh Camelia saat gadis itu hendak terjatuh.
"Kakak ipar ga kenapa-napa, 'kan?" tanya Garin risau.
"Ga apa-apa, ini gue bawa bekal. Buat lu aja, Gar," ucap Camelia tersenyum. Garin merasa senyuman Camelia sedikit aneh, tetapi lelaki itu tetap menerima bekal dari Camelia.
"Camelia!" panggil Aldrick. Wanita itu langsung berpamitan pada Garin lalu berlari menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari sana. "Li! Tunggu! Aku bisa jelasin!" ucap Aldrick menatap nanar mobil Camelia.
"Kenapa?" tanya Garin.
"Camelia salah paham, itu bekal dari siapa?" tanya Aldrick.
"Salah paham soal apa? Ini dari kakak ipar," ucap Garin.
Aldrick langsung merebut kotak bekal di tangan Garin. "Ini makanan buat gue," ucap Aldrick.
"Eh?"
"Ald!" panggil Aurel.
Kedua lelaki itu menoleh, Garin mengerti sekarang. "Gue pergi," ucap Garin lalu pergi.
"Apa?" ucap Aldrick datar.
"Kamu, kok, ninggalin aku? Terus kenapa kamu kejar Camelia, apa maksudnya?" tanya Aurel.
"Bukan urusanmu, aku sibuk," ucap Aldrick.
"Ald, kenapa kamu berubah?" tanya Aurel sedih.
Aldrick merogoh saku celananya, lalu mengambil gawainya mengangkat telepon dari Bella. "Gue di kantor. Apa! Di mana? Oke, gue segera ke sana," ucap Aldrick lalu mematikan telepon sepihak. "Kita putus," ucap Aldrick membuat Aurel kaget. Lelaki itu langsung bergegas pergi dari sana menaiki mobilnya mengabaikan Aurel yang terus memanggilnya. Pikiran lelaki itu hanya tertuju pada satu nama Camelia.
***
Halo, Gais! Udah satu tahun, ya😂 Possessive Aldrick akan terbit cetak ke dua, yang jelas beda jauh dari yang pertama, itu sedikit spoilernya 😉
Hayo tebak Camelia kenapa? Aurel bakalan terima gak, ya diputusin sama Ald?Yuk nabung buat beli versi cetaknya!
Kelebihan versi cetak daripada versi WP
✓ versinya terbaru
✓ PUEBI rapi
✓ Ending yang akan buat kalian paham dengan alur cerita Bad Couple
✓ Dll
Cek :
SaturnusPolaPrisma14 atau Ig : @satpolpp_ofc untuk pembelian 😉 dapet surat juga loh dari Camelia sama Aldrick 😋
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE ALDRICK ( OPEN PRE ORDER )
General FictionTerima kasih sudah mampir, semoga suka ceritanya ❤️