Setelah acara pemakaman selesai semua orang langsung pulang kerumahnya masing masing. Berbeda dengan anggota keluarga yang lain, Daniel, anak-anaknya, dan Camelia masih diam di pemakaman. Daniel masih memeluk batu nisan istrinya, kematian Nabil adalah pukulan terkeras untuknya.
"Pa, kita pulang yuk," ajak Rifan.
Daniel menggeleng, ia masih memeluk batu nisan Nabil, menciumi batu nisan itu seperti ia mencium Nabil.
"Papa ...." panggil Karin dengan nada terisak.
"Kalian pulang," ucap Daniel pelan.
"Tapi-"
"Aldrick bawa istri kamu pulang, inget janji kamu pada Mommy kamu. Rifan, ajak adik adik kamu pulang, Papa ingin sendiri," ucap Daniel datar.
"Pa Ifan-"
"Bang Rifan, lebih baik kita semua pulang. Biarin Papa sendiri dulu, dia pasti sangat terpukul," ucap Camelia.
"Camelia bener, kita pulang," ucap Alrick.
Mereka mengangguk, Rifan kemudian memeluk Karin dan pergi bersama Alrick. Sedangkan Aldrick masih diam menatap kosong ke kuburan Nabil, Camelia langsung menghampiri Aldrick yang sekarang resmi menjadi suaminya. Camelia menepuk pelan pundak Aldrick.
"Yuk," ajak Camelia.
Aldrick mendongkak menatap wajah Camelia, lalu tertunduk. Camelia menghembuskan nafasnya pelan lalu berjongkok disamping Aldrick.
"Biarin Papa sendiri dulu," ucap Camelia tersenyum. Aldrick kemudian mengangguk lemas.
"Mom, Ald pulang dulu. Mommy yang tenang di sana," ucap Aldrick seraya mencium batu nisan kuburan Aldrick kemudian pergi bersama Camelia.
Setelah semua orang pergi tiba-tiba seorang wanita datang menghampiri Daniel. Ia meletakan sebuah bunga mawar putih di kuburan Nabil.
"Aku yakin kamu kuat, jangan bersedih terus. Nabil akan sedih jika melihatmu seperti ini," ucap wanita itu.
"Kenapa dia pergi?" tanya Daniel lirih.
"Semua sudah takdir, leukemia yang dideritanya sudah cukup parah. Ditambah dengan infeksi peluru diotaknya, Allah lebih menyayangi Nabil," ucap wanita itu.
"Aku juga sangat menyayangi Nabil, tapi kenapa Tuhan begitu jahat padaku," ucap Daniel.
"Kau harus sabar, ingat masih ada anak anakmu yang membutuhkanmu. Terutama Aldrick, nyawa dia dalam bahaya, ingat kamu harus segera mengumumkan pernikahan Aldrick dan Camelia. Jaga janjimu pada Nabil, jangan sampai Aldrick menikah dengan adik sepupunya sendiri," ucap wanita itu.
"Hm," balas Daniel.
"Baiklah, kau pasti ingin sendiri. Aku pergi dulu, sampai jumpa nanti ... Kakak," ucap wanita itu lalu pergi.
"Hiks, hiks, kau Ma lampir jelek! Kenapa kau meninggalkanku begitu saja, hiks. Aku lemah tanpamu, kau tahu perpisahan dahulu saja membuatku seperti orang gila. Dan sekarang kau meninggalkanku untuk selama lamanya? Akan 'kah aku kuat? Kau jahat!" ucap Daniel menangis.
"Nabil. Hiks, hiks." Daniel terus menangis hingga tepukan di bahunya membuatnya terhenti menangis.
"Jangan menangis, kita harus kuat. Kita harus bales semua perbuatan mereka pada Nabil," ucap orang berkulit putih, dengan baju, dan celana hitam yang sangat kontras dengan warna kulitnya. "Lo kayak banci kalau kayak gini. Ayo bangun, demi Nabil. Jangan biarin pengorbanan Nabil sia sia," sambungnya.
"Bener yang dia bilang. Kita harus balas dendam sama orang orang licik itu, semuanya karena mereka. Sekarang Lo harus pulang, anak anak Lo butuh Lo," sambung seorang lelaki disebelah kanan Daniel.
![](https://img.wattpad.com/cover/220165596-288-k639545.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE ALDRICK ( OPEN PRE ORDER )
Ficción GeneralTerima kasih sudah mampir, semoga suka ceritanya ❤️