Ditengah tengah kepanikan Rifan, Garin, Aldrick, dan Camelia. Si pelaku kekacauan sekarang tengah berada disebuah rumah pohon yang jauh dari rumah maupun kantor Aldrick. Di sinilah Alrick di rumah pohon buatannya, tempat ia menenangkan pikiran jika sedang sedih, kacau atau kecewa. Alrick duduk menatap kosong ke depan, hingga suara seseorang menyadarkan lamunannya.
"Woi! Sejak kapan Lo disini?" tanya seorang gadis berpenampilan tomboi yang entah sejak kapan berada di samping Alrick.
Alrick diam, lalu bersandar di bahu gadis tomboi di sebelahnya. Gadis di sebelahnya sontak terkejut dengan kelakuan musuh dalam pertandingan basket di sekolahnya.
"Eh, kesambet apa Lo. Nyeder-nyender, ke gue, lo—"
"Gini sebentar aja," lirih Alrick.
"Ya tapi—"
"Diem atau gue cium," ancam Alrick dengan nada rendah, membuat gadis di sebelahnya bungkam.
"Kesambet apa ni anak, jangan jangan ...." batin gadis tomboi itu menerka-nerka.
"Gue ga kesambet, Bel. Lu nyerocos aja deh, diem," ucap Alrick seakan tahu apa yang dipikirkan gadis tomboi bernama Bella di sebelahnya, ia lalu menjatuhkan kepalanya di paha Bella dan memejamkan matanya.
"Kalau ga kesambet terus Lo kenapa?" tanya Bella penasaran tanpa sadar mengelus rambut Aldrick.
"Huft. Ini soal dia," lirih Alrick.
"Dia? Gita maksud Lo?" tanya Bella.
Alrick mengangguk, lalu berkata, "Tadi gue ketemu dia di basecamp. Dia mau ketemu si Juna."
"Ya, terus?" tanya Bella.
"Lo tau 'kan? Alasan gue mutusin si Gita tuh kenapa?"
"Hm. Terus?"
"Ya, bayangin aja sama Lo gimana rasanya orang yang kita sayang, sahabat yang kita anggap keluarga sendiri ternyata berbuat hal itu di belakang kita," lirih Alrick.
"Pasti sakit, terus?"
"Aish! Bel, dasar rengginang goblok! Dari tadi terus, terus mulu, nabrak trotoar sono," ucap Alrick kesal.
"Ya terus gue harus ngomong apa?" ucap Bella polos.
Ucapan Bella membuat Alrick gemas, ia langsung duduk dan mencubit pipi cubby gadis tomboi itu.
"Teras-terus, mulu! Sekali lagi Lo ngomong terus gue cium Lo," ancam Alrick.
"Dasar ulet bulu mesum!" ucap Bella.
"Mending mesum dari pada otak lemot kayak Lo," ejek Alrick.
"Ih. Lemot dari mananya, huh? Sembarangan Lo ngomong ya, dasar ulet bulu! Kalau ngomong dipikir! Bukan gue yang lemot, Lo yang bodoh! Main basket sama gue aja kalah terus Lo!" ucap Bella.
"Bacot lo rengginang! Gue cium beneran Lo!" Alrick mulai mendekatkan wajahnya dengan wajah Bella, sontak membuat gadis itu mundur hingga membentur tembok.
"Al, gue bercanda. Jangan ambil bibir perawan gue, nanti kasihan suami gue masa dikasih bibir bekasan," cicit Bella, namun Alrick tak menghiraukan.
Wajah mereka semakin dekat hingga hembusan nafas Alrick terdengar jelas di telinga Bella. Bella memejamkan matanya, Alrick yang melihat wajah takut Bella hanya mengangkat sebelah alisnya lalu turun dari rumah pohon. Bella merasa ada yang aneh kemudian membuka matanya dan terkejut melihat Alrick sedang menuruni tangga di rumah pohon.
"Loh, Al?" tanya Bella menyirit.
"Apa?" tanya Alrick yang sudah turun ke bawah.
"Lo, kenapa Lo di situ?" tanya Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE ALDRICK ( OPEN PRE ORDER )
Fiksi UmumTerima kasih sudah mampir, semoga suka ceritanya ❤️