Berhari-hari gadisku itu dirawat di rumah sakit, kondisinya berangsur-angsur membaik, namun sikap dinginnya masih sama membuatku frustasi. Hari ini Nadia akan menjenguk istriku, namun sampai jam ini dia belum juga sampai. Aku langsung mencari gadis itu takut dia nyasar, dan akhirnya aku menemukannya di taman sedang berbincang dengan seorang anak kecil. Aku menghampiri mereka, anak kecil itu langsung pergi, Nadia menengok ke arahku dengan senyuman mengembang, ada apa dengan macan betina ini? Kenapa tersenyum?
"Dia itu lucu banget sumpah," ucapnya tertawa.
"Gue udah tunggu Lo dari tadi Oneng!" ucapku kesal.
"Ya maaf, nih gue bawain bunga lili buat istri Lo kira-kira di suka kagak?" tanya Nadia.
"Kok Lo tahu Camelia suka bunga lili?" tanyaku.
"Woah, yang bener? Gue pinter dong," ucapnya tertawa. Aku merasa aneh, apanya yang lucu coba.
"Ga jelas lu," ucapku.
Sayup-sayup kau mendengar suara istriku sontak aku berbalik dan benar saja dia ada di sini. Ah pasti dia bosan karena terus di kamar, aku kaget karena mata dia seperti memerah.
"Kamu kok ada di sini?" tanyaku.
"Apa? Salah gitu ke sini? Oh maaf ganggu kalian ya," ucap Camelia dengan tertawa. Hei? Apa maksud ucapan dan tawanya itu aku makin tidak mengerti.
"Kamu ngomong apa sih?" tanyaku aneh.
"Ga, sus anter saya balik ke kamar," ucap Camelia pelan.
Mendengar perkataan Camelia membuatku emosi, kenapa dia selalu menghindariku apa salahku?
"Pergi," ucapku dengan nada dingin.
"Ga usah Lo suruh gue juga bakal pergi," ucap Camelia datar.
"Bukan kamu," ucapku tak terima, aku langsung menatap tajam suster itu, suster itupun langsung pergi.
"Hei! Kamu mau kemana? Tolongin saya," ucap Camelia kesal. Gadisku itu kemudian hendak mendorong kursi rodanya sendiri, namun kutahan.
"Li. Kamu mau kemana?" tanyaku. Dia hanya diam tak menjawab membuatku benar-benar kesal. "Li! Salah aku apa sih? Kenapa kamu terus bersikap dingin sama aku!" ucapku dengan nada naik satu oktaf.
"Sabar!" ucap Nadia mengusap punggungku lembut.
"Aku mau cerai," ucap Camelia dingin. Mataku langsung terbelalak kaget, apa maksudnya, cerai? Tidak!
"Apa? Cerai?" tanyaku mulai emosi. "Apa maksud kamu! Salah aku apa? Jawab!" ucapku.
"Lo ga salah, dari awal gue yang salah. Salah karena terima permintaan mommy," ucap Camelia masih dengan nada dingin dan datarnya.
Aku mengusap wajahnya kasar lalu menghembuskan nafasnya kasar, tak mengerti ada apa dengan istri mungilku ini.
"Aku tanya sekali lagi, salah aku apa? Kenapa kamu minta cerai?" ucapku meredam emosi.
"Mungkin ini yang terbaik, kita memang ga ditakdirkan bersama. Dan perceraian ini akan membuat kamu bahagia, bersama dia ...." ucap Camelia dengan nada lirih di akhir.
Dia? Apa maksudnya? Aku langsung bertanya apa maksud dari ucapan istriku itu, "dia siapa? Apa maksud kamu?"
Camelia tidak menjawab dia justru melirik Nadia membuatku bertambah bingung, apa istriku mengira aku berselingkuh dengan Nadia? Oh hellow mana mungkin!
"Gue udah lihat semuanya, dari mulai kalian ketemu sampai ke hotel. Gue tahu Lo ga bakalan pernah milih gue, salah gue terlalu berharap padahal Lo udah bilang buat ga berharap, tapi hati gue terlalu bodoh," ucap Camelia tersenyum entah senyuman apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE ALDRICK ( OPEN PRE ORDER )
Ficción GeneralTerima kasih sudah mampir, semoga suka ceritanya ❤️