rose

643 105 3
                                    

"Apa hari ini kau juga lembur ?" Tanya Rose sambil menyiapkan bekal untuk suaminya.

"Sepertinya sampai pembangunan selesai." Jawab June.

Ekspresi Rose seketika berubah menjadi murung, June yang sadar itu mendekat kearah Rose lalu memeluknya lembut dari belakang.

"Apakah kau keberatan ?"

"Tidak." Jawab Rose dengan nada ketus.

"Bila kau keberatan aku bisa mengambil libur untuk beberapa hari." Ucap June mencium aroma rambut istrinya.

"Tidak perlu."

"Benarkah ?" Tanya June.

Rose menghembuskan nafasnya berat.

"Maafkan aku June, aku hanya takut bila harus berlama-lama jauh darimu."

June semakin erat memeluk Rose setelah mendengar ungkapan dari istrinya.

"Maafkan suamimu yang tak berguna ini."

Rose berbalik setelah mendengar perkataan suaminya, lalu ia menangkup wajah June.

"Asalkan selalu bersamamu aku tak perduli."

Mereka pun saling berhadapan dan saling memandang satu sama lain. Tanpa sadar Rose menutup matanya dan mendekatkan wajahnya pada June.

"Ayo Rose kita akan terlambat."
Ujar June sambil melepaskan pelukannya dan berbalik membelakangi Rose, dan menarik tangan istrinya itu untuk segera bergegas. Rose hanya bisa berekspresi kecut dibelakang suaminya.

'Shit!...Lagi? Kau menghindarinya.' Ucap Rose dalam hati.

Ia pun mengikuti keinginan suaminya dan bergegas berangkat.

'Hal wajar bukan, bila pasangan suami istri berciuman satu sama lain !? Bahkan Sex pun dianggap wajar.'

Pikir Rose dalam hati, ia kesal.

*****
Sementara itu Jungkook terlihat membolak-balik beberapa berkas kerjaan yang ia amati dengan teliti. Di depannya berdiri tegap tangan kanan setianya yang selalu menemaninya dalam bayangan.

"Tom, Bagaimana proses proyek pembangunan di area baru, apa ada perkembangan pesat ?"

"Sangat cepat tuan karena tambahan dan bantuan alat-alat berat, kita telah banyak memotong setengah waktu pengerjaan." Ujar Tom.

"Lalu, berapa persen sisa progres proyek itu sampai siap dipasarkan ?" Tanya Jungkook sambil masih memeriksa beberapa berkas.

"Tersisa Empat puluh persen lagi tuan, akhir pekan nanti progres akan masuk ke tahap finishing." Jawab Tom tegas.

"Good, kita benar-benar memangkas waktu lebih cepat dari target awal. Segera kordinasikan ke divisi tahap akhir dan divisi pemasaran."

"Baik tuan."

"Kau bisa pergi."

"Baik tuan, saya permisi pamit." Ujar Tom sambil membungkukkan badannya, lalu melangkah pergi.

"Tunggu.." Ucapan Jungkook menghentikan langkah orang kepercayaannya itu.

"Iya tuan, ada lagi?"

Jungkook melihat dengan tajam foto kecil yang ia pegang.

"Cari tau dengan detail latar belakang gadis ini."

Tom pun meraih foto kecil itu, lalu ia lihat sekilas dan menyimpannya.

"Baik tuan. Saya akan pamit kalau begitu."

Jungkook mengangguk.

Sepeninggalan Tom, Jungkook hanya berdiam diri di kursi kebesarannya, sesekali berdiri didekat kaca melihat lalu lintas yang lalu lalang. Tidak biasanya ia terlihat seperti itu, sudah beberapa sejak kejadian hari itu, ia hampir saja lepas kontrol dan melahap Rose.

A Rose By Any Other NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang