1. Buaya Idaman Jamet

100K 3.7K 97
                                    

Fred

Kita putus

Me.

Okay

Pria kelima untuk hari ini yang meminta putus. Sofia tak mempermasalahnya atau menangis tersedu-sedu, gadis itu sudah terbiasa memutuskan atau diputuskan seseorang lewat media sosial. Dari yang perempuan ataupun yang laki-laki, karena terkadang saat sedang gabut ia juga sering menyamar sabagai pria disosmed.

Pacar-pacar media sosialnya hanya untuk teman gabut, dan Sofia tak berharap untuk bertemu langsung atau melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius, karena bagi Sofia seseorang akan berbeda saat dimedia sosial dan direal. Mungkin dichat terlihat baik dan asik, namun dikehidupan aslinya, siapa yang tau jika dia seorang penjahat?

Jika dimedia sosial yang bermodal ketikan Sofia menjadi primadona, lain halnya dengan dirl. Dikehidupan nyatanya tak ada satupun pria yang mau dekat dengannya. Selain kasar, Sofia juga adalah sosok wanita yang sulit didekati, jikapun ada yang berani mendekat siap-siap saja terkena tonjokannya.

Sofia sendiri sudah bisa dibilang masuki usia dewasa yaitu 25tahun. Kerap kali gadis itu diejek karena umurnya yang sudah dewasa tapi belum juga menikah. Jangankan menikah, membawa pria main kerumahnya saja tak pernah. Tapi Sofia selalu menutup telinganya rapat-rapat, toh mereka hanya bisa berkomentar tanpa mengetahui situasi. Berpendapat boleh, tapi gunanya pendapat adalah untuk kebaikan bukan untuk keburukan atau menjatuhkan mental seseorang.

"Sofia ke warung beliin Ayah rokok,"teriak Ayah Sofia membuat gadis itu mendecak sebal tapi masih mau berdiri. Sebenarnya bisa saja Sofia menolak, tapi ia juga harus siap jika kakinya akan biru keesokan harinya.

Dengan kaos yang kebesaran, rambut pendek yang tak tertata, serta wajah yang habis bangun tidur, Sofia berjalan menuju warung dekat rumahnya yang sudah banyak terdapat Ibu-Ibu berkumpul untuk merumpi.

"Beli rokok kayak biasa Bude," kata Sofia membuat Ibu warung itu paham dan langsung memberikan rokok yang Sofia minta.

Sofia melirik ke arah jajanan yang berjejer rapi dibambu yang digunakan untuk menggantung jajanan, gadis itu mengambil beberapa dan langsung membayarnya.

Saat hendak pergi dari warung tersebut, Sofia melihat seorang pria dengan rambut tertata rapih dan tubuh yang harum khasnya, tersenyum ramah menyapa beberapa Ibu-Ibu yang terlihat sangat mengidamkan menantu sepertinya.

"Ganteng banget nak Fatir ini, kalau saja anaknya Ibu belum nikah Ibu pengen deh jadiin nak Fatir mantu Ibu"

"Nak Fatir nih kalau mau sama anak saya gitu saya seneng banget"

"Udah ganteng, tinggi, mapan kurang apa coba?"

Fatir hanya tersenyum canggung menanggapi pujian para Ibuk-Ibuk yang nongkrong diwarung. Pria itu melirik ke arah wanita yang seumuran dengannya kemudian tersenyum jahil membuat wanita itu menatapnya jijik.

"Mah ini uang mama ketinggalan"

Seorang gadis bertubuh ramping dengan rambut terurai dan baju seperti akan pergi ke mall berlari menghampiri Ibunya yang menjadi salah satu dari Ibu-Ibu rumpi diwarung tersebut.

Sofia memperhatikan gadis itu dari atas hingga bawah. Sofia yakin gadis ini sengaja keluar dan berdandan cepat-cepat begitu melihat Fatir.

"Nih anak gadis Ibu kalau nak Fatir mau," ucap Ibu gadis tersebut membuat gadis itu tersipu malu sambil menyelipkan anak rambutnya ke telinga.

"Kalau nak Fatir nikah nanti, pasti jadi hari patah hati anak gadis perawan sekampung," ucap salah satu Ibu-Ibu.

"Emang yakin masih perawan,"gumam Sofia tanpa sedar membuat semua pasang mata melirik ke arahnya, tak terkecuali Fatir yang menatap syok Sofia yang berani menjawab ucapan Ibu-Ibu tersebut.

Sofia yang sadar sedang diperhatikan merutuki mulutnya yang tanpa sadar berucap demikian. Demi apapun, Sofia kira tak akan ada yang dengar karena tadi ia hanya bergumam, tapi karena suasana yang kebetulan sedang sunyi membuat gumamannya terdengar jelas.

Sofia meneguk ludah susah payah lalu tersenyum canggung dihadapan para Ibuk-Ibuk, kemudian mengangguk pelan sebagai tanda pamit ingin undur diri.

"Permisi Bude, Lilis, Fatir,"ucapnya sebelum berlari meninggalkan kawanan Emak-Emak.

"Mana ada cowok yang mau sama anak gak tau sopan santun kayak Sofia," ucap salah satu Ibu-Ibu begitu bayangan Sofia sudah tak terlihat lagi.

Fatir manahan bibirnya agar tidak tersenyum dihadapan para Ibu-Ibu tetangga yang menyanjungnya. Ingatkan Fatir jika ia harus tetap dikenal sebagai menantu idaman.
.

....

Sampai dirumah Sofia langsung memberikan rokok yang ia beli pada Ayahnya lalu kembali melanjutkan rebahannya dikamar.

Sofia mendecak kesal saat mengingat kejadian tadi diwarung, dimana Fatir yang terlihat seperti menantu idaman dan dirinya yang terlihat seperti anak tak terdidik.

Sofia dan Fatir sudah saling kenal sejak SD, tapi pria itu pindah ke kota saat SMP dan kembali lagi saat SMA kelas 12 dengan sikap brengseknya yang membuat Sofia membencinya.

Dulu saat SD mereka saling berteman karena memiliki musuh yang sama bernama Hakim, hingga suatu kejadian yang dibuat oleh Hakim membuat Sofia menjauh dan tak mau lagi berdekatan dengan Fatir. Hah-- mengingat itu rasanya Sofia ingin membogem wajah Hakim.

Flashback..

Saat waktu istirahat anak-anak disekolah dasar berlarian untuk menuju kantin atau saling mengejar satu sama lain.

Dua anak kecil berbeda gender yang sedang menikmati jajanan kantin tiba-tiba dikejutkan dengan kedatangan teman sekelas yang mengejek mereka tanpa alasan.

"Ciee ciee.."ledek mereka menyoraki Sofia dan Fatir.

"Apaan sih cieee ciee,"kesal Sofia mengejar mereka dan memukul punggung salah satu diantara mereka cukup keras hingga suara bogemannya terdengar.

Setelah mendapat informasi bahwa ada nama mereka ditembok membuat Sofia dan Fatir berjalan menemui tempat tersebut.

Sampai disana Sofia dan Fatir melihat tulisan.
Fatir♡ Sofia.

Sofia dan Fatir mencari keberadaan Hakim, musuhnya yang sudah mereka yakini dalang dibalik semua ini.

Sampai akhirnya mereka menemukan anak nakal tersebut dan memukulinya bersama hingga membuat Hakim menangis kemudian mereka bertiga dipanggil ke kantor.

"Kalian ini kenapa?"tanya Guru tersebut menghadap Fatir dan Sofia yang melirik tajam ke arah Hakim yang sedang menangis disamping Guru.

"Hakim nyoret tembok sama tulisan Fatir Love Sofia," kesal Sofia menunjuk ke arah Hakim dengan mata melotot.

"Ya kalau itu gak bener seharusnya kalian gak usah marah dong,"terang Guru tersebut berharap mereka saling memaafkan.

"Tapi semua itu bener,"ucap Fatir tiba-tiba membuat semua Guru yang ada dikantor terdiam beberapa detik sebelum tertawa bersama sambil menggeleng-gelengkan kepala, merasa lucu dengan tingkah anak kecil yang ada dihadapan mereka.

Flashback off

Semenjak saat itu Sofia tak mau berteman lagi dengan Fatir, karena saat mereka berdekatan pasti teman-teman mereka akan mengejeknya, dan juga Sofia tak suka dengan candaan yang diucapkan Fatir saat itu.

......

Cerita yang saya buat semata-mata hanya untuk menghibur dan tidak untuk menyinggung pihak manapun. Maaf jika ada salah yang tidak saya sengaja ataupun tidak saya ketahui.

Salah Target [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang