Sofia melihat pantulan dirinya dicermin sambil melihat-lihat penampilannya dari atas hingga bawah.
"Rambut nih iket aja apa ya? Tapi emang bisa?"gumamnya memegang rambut yang sudah menutupi leher tapi tak sampai sebahu.
Begitu sudah siap, Sofia segera menjalankan motornya menuju rumah temannya yang baru kemarin menikah. Pesta pernikahannya kemarin, tapi Sofia datang hari ini. Temannya sendiri yang memintanya untuk datang hari ini, agar mereka bisa bertemu sebelum temannya itu dibawa pergi oleh sang Suami.
Sesampainya didepan rumah temannya, Sofia disambut hangat oleh Ibu temannya itu. Sofia langsung diarahkan untuk masuk ke dalam dimana temannya berada.
Sofia tersenyum sambil menganggukkan kepalanya sebagai tanda terimakasih kepada wanita yang bestatus sebagai Ibu temannya yang telah menghantarkannya ke kamar.
"Makasih tan,"wanita itu mengangguk, meninggalkan teman putrinya.
Sofia memasuki kamar dan langsung mendapatkan pelukan kerinduan dari teman SMPnya itu.
"Lama banget gak ketemu,"ucapnya membuat Sofia hanya tersenyum tipis.
"Yang lain udah pada pulang barusan, tinggal lo sama Disa yang belum ke sini,"lanjutnya sambil mempersilahkan Sofia untuk duduk.
"Disa kayaknya gak mungkin kesini deh Liz, dia kan ada diJogja,"jawab Sofia membuat Liza hanya mengangguk paham.
.....Fatir yang baru saja sampai ke rumah keluarga besarnya setelah bepergian karena pekerjaan selama sebulan lebih langsung mendapatkan sambutan hangat dari keluarganya, terutama dari sang Nenek.
Dimeja makan, Farhan menanyai Fatir tentang pekerjaannya, Fatir hanya menjawab seadanya tanpa dilebih kurangkan. Setelahnya keadaan hening karena kedatangan Kakeknya yang membawa suasana dingin dan mencekam diruangan tersebut.
Selesai makan, Fatir berpamitan pulang ke rumahnya sendiri, tapi niatnya diurungkan saat melihat pintu rumah Sofia yang terbuka. Entah dugaannya benar atau tidak, tapi Fatir merasa bahwa sebentar lagi dirinya akan menjadi Ayah, itupun jika Sofia tak membunuhnya.
Tiga hari yang lalu Fatir memeriksakan diri ke rumah sakit, tapi Dokter mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja. Dokter itu justru berkata bahwa mungkin Istri Fatir sedang hamil, dan yang perlu digaris bawahi disini adalah bahwa Fatir belum menikah apalagi punya Istri. Ya, walaupun sudah pernah merasakan berhungan Suami Istri.
Dengan meyakinkan dirinya sendiri, Fatir melangkahkan kakinya ke rumah Sofia hingga sampai dimana tubuhnya sudah ada didepan pintu.
Baru saja Fatir ingin mengetuk pintu, tiba-tiba pria yang seumuran dengan Ayahnya dengan wajah seram dan tubuh yang bisa dibilang tidak kurus, berjalan ke arahnya dengan tampang yang datar membuat Fatir meneguk ludahnya susah payah, rasanya seperti didatangi malaikat pencabut nyawa.
Fatir tersenyum kaku sambil menganggukan kepalanya sebagai bentuk sapaan. "Sore Om,"sapanya hanya dibalas deheman oleh pria dihadapannya.
"Mau ngapain kesini?"tanya Ayah Sofia dengan nada yang tak bersahabat.
"Anu--itu, mau ketemu Sofia"
"Gak usah ketemu-ketemu kalo gak mau ngawinin. Enak aja anak perawan orang main diajak pergi aja,"sarkas Ayah Sofia membuat Fatir hanya tersenyum kaku. Belum tau saja Ayah Sofia bahwa anaknya sudah tak perawan lagi, dan pelakunya ada dihadapannya saat ini.
"Kalo suka dinikahin, jangan cuman dijengukin,"lanjutnya. Fatir hanya mengangguk kaku kemudian berpamitan pergi.
"Hufft... baru kali ini gua takut sama orang. Belum ngaku aja udah dikayak giniin, kalo gua ngaku bakal langsung ketemu Tuhan deh kayaknya,"gumam Fatir begitu sampai didalam mobil. Pria itu menyalahkan mesin mobilnya dan langsung pergi dari lokasi tersebut.
......
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Target [END]
RomanceKetika menemukan seseorang yang benar-benar dicintai. Sofia melakukan segala cara agar bisa mendapatkan pria tersebut, termasuk menjebaknya agar bisa menikahinya. Namun seolah keberuntungan tak berpihak padanya. Sofia justru kena jebak bersama kepo...