Keesokan paginya Sofia yang baru bangun tidur segera membersihkan tubuhnya sebelum melihat keadaan Fatir dirumah sakit. Tanpa berpamitan dengan anggota keluarganya, Sofia berlalu begitu saja mengabaikan keberadaan keluarganya yang sedang sarapan dimeja makan.
Baru saja Sofia membuka gerbang rumahnya, dirinya langsung mendapat tatapan sinis dari Ibu-Ibu yang sedang berbelanja sayuran ditukang sayur keliling yang berhenti didepan rumahnya. Tak mau ambil pusing, Sofia segera berbalik arah berniat meninggalkan mereka, tapi langkahnya terhenti saat salah seorang Ibu-Ibu berbicara sedikit keras hingga membuat Sofia mendengarnya.
"Yakin deh, nak Fatir itu dipaksa,"ucap salah seorang Ibu-Ibu dengan bibir merah darah dengan rambut keriting tergelung menggunakan penjepit rambut.
"Iyalah buk, mana ada nak Fatir ganteng dan kaya raya mau sama Sofia,"saut lainnya.
"Anak saya nih ya suka sama nak Fatir, tapi ya gak nyampe jual diri"
Cibiran para Ibu-Ibu itu membuat Sofia mendidih ditempat. Jika saja Sofia tak tahu waktu dan sopan santun, mungkin saat ini Sofia sudah merobek mulut mereka. Tapi untunglah itu tak ia lakukan saat ini.
Sofia melanjutkan langkahnya untuk mengambil motornya. Sofia mengendarai motornya dan melewati para Ibu-Ibu begitu saja tanpa menyapa mereka. Masa bodo jika dianggap tak sopan, toh dirinya sudah dipandang buruk oleh mereka.
.....Sampainya Sofia didepan ruang rawat Fatir, ia berpapasan dengan Ibu Fatir yang akan pulang.
Wanita itu tersenyum ramah menghampiri Sofia. "Sofia baru dateng?"tanyanya membuat Sofia mengangguk.
"Ya udah Tante tinggal dulu, Tante titip Fatir ya Sof,"pamit Ibu Fatir langsung bergegas pergi setelah menepuk pelan pundak Sofia, tanpa mendengar balasan dari Sofia.
Setelah bayangan Ibu Fatir sudah tak terlihat lagi, Sofia membuka pintu ruang rawat Fatir secara perlahan kemudian masuk kedalam.
Sofia menghela napas berat saat melihat Fatir belum membuka matanya. Sofia duduk dikursi setelah menaruh buah-buahan yang ia bawa diatas nakas yang ada disamping tempat tidur Fatir.
Sofia menatap wajah Fatir yang masih terlihat bekas pukulan ayahnya.
"Mati dosa nggak sih?" tanyanya menatap jendela."Kalau loncat dari atap rumah sakit sakit nggak ya?"Sofia tersenyum geli setelah mengatakan kalimat tersebut. Bodoh, mana ada bunuh diri yang nikmat.
"Gua pengen mat--"
GREBB..
Tubuh Sofia menegang ditempat saat tiba-tiba pria yang ia kira belum siuman memeluk erat dirinya. Apakah Fatir mendengar semuanya? Berarti pria itu sudah siuman sebelum Sofia datang?"Jangan mati. Gua belum sempet bahagiain kalian berdua,"gumam Fatir tepat disamping telinga Sofia.
Sofia berusaha melepaskan pelukan Fatir, tapi pelukan itu justru semakin mengerat hingga Sofia tak ada cara lain selain mencubit perut Fatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Target [END]
RomanceKetika menemukan seseorang yang benar-benar dicintai. Sofia melakukan segala cara agar bisa mendapatkan pria tersebut, termasuk menjebaknya agar bisa menikahinya. Namun seolah keberuntungan tak berpihak padanya. Sofia justru kena jebak bersama kepo...