Sofia pasrah saat Adiknya mengajaknya untuk melihat pertandingan voli yang diadakan didekat rumahnya. Biasanya yang mengikuti lomba tersebut adalah para pria bujang yang belum menikah, itulah sebabnya banyak kaum betina rela berdandan berjam-jam agar dilirik oleh pria berkeringat yang ada dilapangan.
Semua betina berteriak heboh saat Fatir beristirahat dipinggir lapangan, bahkan tak sedikit dari mereka yang melemparkan air minum.
Sofia tertawa puas saat salah satu dari botol minum yang dilemparkan para penonton mendarat mulus diwajah Fatir.
"Mbak"
"Hm?"
"Kak Fatir tuh ganteng ya," Sofia mendelik menatap Selli. Adiknya itu memuji musuhnya, bisa-bisanya Adiknya berhianat.
Pertandingan dimulai kembali. Saat semua orang terfokus pada Fatir, Sofia justru terpaku pada satu pria dewasa yang terlihat asing baginya. Sofia menegang ditempat saat keringat dari pria itu membasahi wajahnya dan jatuh dari rahangnya yang tajam hingga membuat Sofia tanpa sadar meneguk ludahnya.
"Sel--Selli," Sofia menggoyangkan bahu Adiknya membuat gadis itu mendecak kesal lalu menatap datar Kakaknya.
"Lo bawa kaca kan ditas? Bawa bedak kan?" tanya Sofia merebut paksa tas serempang milik Selli membuat Selli mengeryit bingung dengan tingkah Kakaknya yang tak seperti biasanya.
Sofia memberantaki tas milik Adiknya untuk mencari sesuatu yang ia butuhkan. Begitu menemukan benda yang ia cari, Sofia bersembunyi disemak-semak.
Sekarang Sofia mengerti kenapa para gadis beramai-ramai mempercantik diri, karena itulah yang ia lakukan saat ini. Ya, meski make up yang ia gunakan tak beraturan. Jujur saja Sofia jarang menyentuh bedak jika tidak diacara-acara khusus dengan bantuan tangan Adiknya, tapi kini ia berniat mempercantik diri karena keinginan sendiri dan bukan paksaan Ibu atau Adiknya.
Sofia kembali ketempat Adiknya dengan bibir yang sudah merah dan wajah yang sudah terkena bedak serta senyuman yang terlihat tidak natural dan sangat kaku.
"Mbak lo gak sakit kan?"
"Sstt... diem!"
Saat pertandingan berakhir Sofia menunggu pria dewasa itu untuk berjalan pulang ke arahnya.
Lama menunggu dan bersabar, akhirnya pria itu mulai berjalan ke arahnya. Pria itu melewati Sofia begitu saja membuat Sofia ikut berjalan dibelakangnya tanpa menyapa. Malu lah, masa cewek dulu yang maju.
Hingga suara monyet hutan dari belakang mengagetkan Sofia.
"Om!! Om Farhan," teriak Fatir sambil membawa botol tupperware ditangannya berlari mengejar Omnya.
Fatir mengeryit memperhatikan penampilan gadis yang ada dibelakang Omnya dari atas hingga bawah sebelum suara berat Omnya mengalihkan perhatiannya.
"Ngapa Tir lari-lari?"
"Hah? Anu-- botolnya ketinggalan."
Fatir kembali melihat ke arah Sofia membuat Sofia ikut melihat ke tubuhnya. Apakah ada yang salah?
"Lo sehat Sof?"
"Hah? Maksud lo?"
"Ya tumben aja gitu pake lipstik mana ketebelan. Keliatan kayak habis makan darah ayam tau gak mpph--" ucap Fatir menahan tawa dengan menutup mulutnya.
"Siapa Tir?" tanya Farhan melihat keponakannya yang terlihat akrab dengan gadis tersebut.
"Oh temen, Om," balas santai Fatir membuat Farhan hanya mengangguk kemudian meninggalkan mereka berdua, takut jika keberadannya mengganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Target [END]
RomanceKetika menemukan seseorang yang benar-benar dicintai. Sofia melakukan segala cara agar bisa mendapatkan pria tersebut, termasuk menjebaknya agar bisa menikahinya. Namun seolah keberuntungan tak berpihak padanya. Sofia justru kena jebak bersama kepo...