8. Sakit?

30K 1.9K 13
                                    

Sudah tiga minggu lebih Fatir berada diluar provinsi karena urusan pekerjaan. Setelah hari lamaran Farhan, ia dan Sofia jadi jarang berkomunikasi. Fatir sering menjahili dan bersikap seperti biasa agar Sofia tidak membencinya. Tapi apalah daya nasi sudah jadi bubur, Sofia yang sekarang beda dengan Sofia yang dulu sering bertengkar dengannya. Sofia yang sekarang sangat terlihat asing baginya, padahal Fatir berpikir dulu Sofia masa SMA lah yang terlihat asing, tapi ternyata sekarang terlihat lebih asing dan bahkan terlihat seperti musuh.

Bodoh, siapa juga orang yang akan terlihat biasa saja didepan orang yang sudah merebut masa depannya. Seharusnya Fatir memikirkan itu. Tapi tidak, pria itu hanya berpikir bagaimana cara mengembalikan sifat Sofia yang seperti dulu, tanpa mengerti perasaan Sofia yang ingin menjauh darinya.

TOK..TOK..TOK..
Fatir melirik ke arah pintu begitu mendengar ketukan.

"Masuk," dapat Fatir lihat saat ini seorang wanita dengan pakaian yang lagi-lagi ketat memasuki ruangannya.

Fatir menghela napas panjang saat melihat sekretarisnya ini "Desi berapa kali saya ingatkan?"

Wanita bernama Desi itu nampak menunduk tapi diam-diam tersenyum, dirinya merasa diperhatikan oleh Bossnya.

"Maaf Pak, pakaian yang saya bawa untuk pekerjaan kita disini hanya seperti ini,"Desi menautkan jarinya sambil sesekali mencuri pandangan ke arah pria yang ada dihadapannya.

"Apa gajih yang saya berikan kurang?"tanya Fatir membuat Desi mengeryit bingung tak tahu maksud dari atasannya itu.

"Maaf Pak, maksudnya?"

"Maksud saya? Maksud saya apakah gajih kamu kurang hingga kamu bekerja menjadi jalang,"Fatir tersenyum miring saat melihat wajah Desi yang nampak terkejut dengan ucapannya.

"Saya lihat semua baju kamu seperti itu, jadi saya beranggapan kamu juga bekerja sampingan sebagai jalang. Maaf, kalau saya salah,"lanjut Fatir berdiri mengambil berkas ditangan Desi dan langsung menandatanganninya.

Desi segera berpamitan keluar setelah Fatir menandatangani berkas tersebut.
"Saya permisi Pak,"pamitnya dianggiki oleh Fatir.

"Oh iya--" Desi menghentikan langkahnya menoleh kembali ke belakang saat Fatir membuka suara.

"Nanti saya akan pergi dengan Andi bukan kamu,"lanjutnya membuat Desi mengangguk dengan perasaan kecewa. Padahal ia sudah berdandan cantik agar hari ini dapat keluar dengan Bossnya itu.
.......

Sofia mengintip jendela kaca rumahnya saat melihat seorang pria yang selama seminggu ini terus mendatangi kediaman keluarga Fatir.

"Selli beliin Ibu cabe!"teriak Ibu Sofia yang berada didapur membuat Selli yang awalnya menonton tutorial make up langsung berdiri dari tempat duduknya.

Sofia mencegah tangan Selli membuat Adiknya itu menghentikan langkahnya.
"Gua aja,"Sofia berlari menuju dapur setelah mengatakan hal tersebut. Selli hanya menaikkan bahunya tak peduli, dan kembali melanjutkan kegiatannya menonton video sambil mencoba tutorial make up.

Sampai didapur, Sofia cengengesan dihadapan Ibunya membuat Ibunya menatap curiga sambil menengok kebelakang.

"Adikmu mana?"tanyanya merasa tak melihat anak keduanya, padahal yang ia panggil Selli bukan Sofia.

Sofia menggaruk hidungnya yang sedikit gatal. "Sofia aja yang beli"

"Tumben,"Ibu Sofia memberikan uang yang langsung diterima Sofia sambil mendengarkan apa saja yang harus dibeli.

Sampai didepan rumah, Sofia melangkahkan kakinya pelan-pelan sambil menunggu orang yang mungkin sebentar lagi akan lewat.

Benar saja, tak lama Hakim menjalankan motornya dan berhenti tepat disamping Sofia.

Salah Target [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang