04. desas desus fakultas kedokteran

1.8K 384 203
                                    

Celakanya hanya kau lah yang benar-benar aku tunggu
Hanya kau lah yang benar-benar memahamiku
Kau pergi dan hilang kemana pun kau suka
-seberapa pantas-

"Sel, tolong kasih unjuk kuesionernya ke Arka ya sebelum disebarin ke mahasiswa. Kali aja ada masukan dari dia."

Jehan duduk di meja kerja BEMnya. Hari ini— seperti biasa — Jehan kembali disibukkan oleh aktivitas BEM univ. Target hari ini adalah mengerjakan kuesioner untuk kemudian disebarkan ke seluruh mahasiswa. Tujuan  diadakannya kuesioner sendiri agar BEM universitas tahu kebutuhan serta minat mahasiswa sehingga mereka dapat bekerja tepat sasaran.

"Arka?" tanya Sella, bingung. Jehan memerhatikan Sella sebentar sampai akhirnya ia berujar, "Ah, Geri. Kasih ke Geri."

Nama lengkap Arka adalah Arkana Geri Lesmana, dan mostly di lingkungan kampus, Arka lebih dikenal dengan nama Geri, bukan Arka. Jadi wajar saja jika Sella kebingungan barusan.

"Kayaknya di lingkungan kita cuma lo deh yang manggil si Geri pakai nama Arka."

Jehan masih sibuk dengan komputer di depannya. Melirik sebentar ke arah Sella, "Masa?" tanyanya, tidak terlalu peduli. "Si Johnny sama Jinny manggil Arka juga, kok."

Sella mengangguk yakin, lalu semakin mendekat ke arah Jehan.

"Itu karena Johnny sama Jinny kebiasaan denger lo manggil si Geri, Arka."

Jehan melirik Sella sekilas, "Oh ya?"

Jujur, Jehan sendiri tidak sadar kalau hanya dirinya yang memanggil Geri dengan sebutan Arka. Itu bukan masalah besar, tidak harus sampai di diskusikan juga.

"Iya. Perhatiin deh. Yang lainnya kan manggilnya Geri, pake tambahan salut pula, berasa ngiklan. Geri! Geri salut! Lah lo malah pakai nama Arka. Hhhm, berbeda ya." Sella menyenggol lengan Jehan, bermaksud menggoda. Sedangkan yang digoda sedang mendumel karena Sella mengganggu fokus Jehan yang sedari tadi sibuk mengecek kuesionernya di komputer.

Setelah dipikir-pikir, apa yang dikatakan Sella memang ada benarnya. Semua orang condong memanggil laki-laki berlesung pipi itu dengan sebutan Geri, sedangkan ia malah memanggilnya Arka. Tapi balik lagi, itu bukan masalah kan? Jehan jadi kesal sendiri karena Sella berhasil membuatnya berpikir hal-hal yang tidak terlalu penting.

"Kenapa hayo?!" tanya Mawar, heboh. Tiba-tiba perempuan itu ikut nimbrung sambil menggeser-geser kursi beroda yang ia duduki. Ternyata sejak tadi Mawar menguping.

Oke, pada akhirnya Jehan harus menjelaskan kepada kawan-kawannya. Meskipun— sekali lagi — ini bukan hal penting. Namun, demi meluruskan hal-hal aneh, Jehan rela berbicara panjang lebar.

"Ya karena nama dia terdiri dari 3 kata. Jadi kalau nggak di panggil Arka, Geri, atau nggak ya Lesmana. Tapi kalau Lesmana kan jadi inget artis Indra Lesmana, makanya gue skip." jawaban Jehan berhasil membuat Sella dan Mawar cekikikan. Jehan melihat ke arah dua perempuan tersebut dengan wajah kebingungan.

"Terus kenapa nggak Geri aja kayak yang lain?" tanya Sella, masih ingin tahu.

Jehan memutar bola mata, jengah. Mengapa sih perihal nama saja bisa segitu masalahnya? Bukankah setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban? Jehan berhak memanggil nama siapapun selama tidak menyimpang dan menyinggung orang yang bersangkutan. Dan untuk kasus ini, Arka jelas tidak tersinggung.

Rapsodi || Jisoo feat Mark & JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang