Sun in my eyes, navy blue skies
You are the reason, i can survive
-This is how you falling love-1 Juni 2020
Allura Jehan Cantika mana tahu bahwa hari itu adalah awal mula kebingungan serta rasa penasarannya tentang surat cinta beramplop warna biru muda yang akan terselip di lokernya setiap hari.
Jehan mengernyitkan kening, celingak celinguk hanya untuk menemukan siapa gerangan sosok yang menyelipkan surat tersebut meskipun hasilnya jelas nihil. Yang ia temukan hanya Jinny yang berlari sambil melambaikan tangan bahagia ke arahnya.
"Ih, apaan tuh? Surat cinta?" tanya Jinny, heboh. Jehan mengambil kembali amplop berwarna biru muda itu sesaat sebelumnya Jinny mengambil paksa dari Jehan.
"Masih ada ya yang nulis surat cinta di tahun 2020?"
Jehan menggidikkan bahunya, lalu membuang surat tersebut ke tempat sampah di sisi kirinya. Jinny melotot tidak setuju.
"Seenggaknya baca dulu, Jehan! Kebiasaan nih nggak menghargai pemberian orang lain, kualat lo!"
Jehan melotot kala Jinny akan bergerak untuk mengambil surat itu kembali. Melihat surat itu sudah bercampur dengan sampah basah lainnya di bawah sana, Jinny pun urung.
"Gue nggak yakin itu surat cinta. Palingan surat ancaman dari oknum yang nggak suka sama gue di BEM. Udah biasa." ucapan Jehan terdengar pelan dengan tangan yang sibuk mencari-cari ponselnya, "Lagian udah ada HP. Ngapain pakai surat segala."
Jinny menghela nafas kasar.
"Justru di situ uniknya, Je. Lo kan anaknya logis abis nih, siapa coba laki-laki yang mau segitu effortnya nulis surat, pakai amplop biru muda dan dateng lebih awal cuma untuk nyelipin surat di loker lo? Itu artinya lo tuh punya arti lebih buat laki-laki itu."
Jinny menjelaskan menggebu-gebu selama perjalanan mereka menuju kelas. Sedangkan di belakang mereka, ada Johnny yang tiba-tiba menyalip dan mengacak rambut Jinny hingga perempuan itu berteriak nyaring. Seisi kelas jadi heboh karena Johnny dan Jinny memulai adu bacot sesi pagi.
"Jin."
"Oy?"
"Emang lo yakin yang nulis suratnya laki?"
Menatap satu sama lain sampai akhirnya keduanya tertawa cekikikan. Setelah memilih duduk di kursi belakang kelas, Jehan, Jinny dan Johnny pun memilih mengobrol sebelum kelas benar-benar di mulai. Dan pada akhirnya amplop biru muda tersebut bertumpuk dengan sampah-sampah yang lain.
-R a p s o d i-
Bersamaan dengan lenyapnya surat tersebut, Jehan merasakan sial demi kesialan muncul di hari itu. Pertama, ia melupakan laporan praktikum yang seharusnya ia kumpulkan hari ini.
"Nilai kamu saya kurangi 10 poin, ya." ujar pak Sued, dosen anatomi fisiologi manusia atau yang sering disingkat anfisman.
Lalu yang kedua, tidak kalah sial dari yang sebelumnya.
"Je, lo nembus!" teriakan Jinny berhasil membuat satu kelas melongok ke atas, memerhatikan Jehan yang kini sudah kepalang pucat. Jehan memerhatikan bibir Jinny, ingin sekali rasanya mengambil plester lalu menempelkannya rapat-rapat di sana.
"Mau lihat dong, seumur-umur gua belum pernah lihat orang nembus, deh." ujaran Johnny berhasil mendaratkan pukulun cukup keras di perut kotak-kotaknya dengan Jehan sebagai pelaku.
"Gue minjem jaket lo dong, Jin." pinta Jehan. Ia sangat tidak beruntung karena hari ini hanya mengenakan kaos longgar tanpa outer sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapsodi || Jisoo feat Mark & Jaehyun
FanficJehan, Kamu tau nggak kalau rumus trigonometri itu bisa mengukur jarak suatu bintang di angkasa tanpa harus pergi ke sana, bisa mengukur sudut ketinggian tebing tanpa perlu memanjatnya, dapat mengukur lebar suatu sungai tanpa harus menyebranginya. T...