Kau membuatku merasa hebat karena ketulusan cintamu
-hebat-Bandung dari lahir selalu terasa samanya. Setidaknya bagi seorang Respati. Lahir dan dibesarkan di Bandung membuatnya— sudah disetting oleh Tuhan— menjadi lelaki humoris, romantis yang picisan dan apa adanya. Soal tampan dan cerdas adalah bonus, dan memiliki Jehan dalam hidupnya adalah anugerah.
Jehan.
Kehadiran seorang Jehan dalam hidupnya jelas membuat Bandung tak lagi sama. Lebih dan lebih. Ia lebih menyukai Bandung, lebih bersyukur kepada sang Maha bahwa ia dibesarkan di sini.
"Coba kalau aku dibesarin di Bekasi, nggak ketemu kita."
Ujar Res sore itu sebelum ia akhirnya pulang ke Bandung, menghabiskan masa diskorsingnya di sana.
Langit malam setelah isya menjadi lebih berarti ketika pertama kalinya ia bertemu dengan Jehan di rumahnya. Hari itu sang kakak membawa seorang teman, sedang Res bermain gitar, hasil dari latihan sendiri.
Tiba-tiba lagu yang dimainkan Res pindah haluan. Yang tadinya wanita racun dunia jadi saat kau di sisiku kembali semua ceria jelaskan bahwa kamu anugerah terindah yang pernah ku miliki.
Res tersenyum miring, tengil. Dalam ingatan Jehan, Res begitu kurus, kecil. Setiap kali tersenyum Res terlihat sama tengilnya. Tidak sulit untuk mengenali Res ketika keduanya bertemu kembali di lapangan basket kampus. Wajahnya masih terlihat sama dengan versi lebih dewasa, postur tubuh yang lebih tinggi melebihi tinggi Jehan serta sorot matanya yang lebih tegas, lebih berani ketika keduanya berpandangan. Res datang bukan sebagai adik dari sahabat kakaknya, ia datang sebagai lelaki yang tau dengan tujuannya, lelaki yang tau apa yang benar-benar ia mau. Dan oleh karenanya seorang Respati terlihat begitu menarik. All eyes on him but his eyes on her.
Jehan membuat Bandung lebih berarti, sebab itulah kepergian Jehan ke Jakarta membuat Bandung terasa sepi, seolah ada ruang kosong di setiap sisi Bandung setelah kepergiannya.
Gimana caranya gue bisa deketin Teh Jehan? Kalau gue nyatain sekarang, pasti dia nolak kan? Setiap hari pertanyaan tersebut bergumul di benak Res.
Dan pada akhirnya segalanya telah Res perhitungkan matang matang. Kuliah di universitas yang sama, bertemu dengan Jehan, mengikuti BEM. Res siap menghadapi semua itu untuk mendapatkan kembali anugerahnya. Res siap menghadapi segala hal kecuali satu, ketika tiba tiba ia divonis mengidap kanker.
Untuk sesaat ia melupakan segalanya hanya untuk diam. Pikirannya kosong, lalu kemudian pikiran membawanya pergi pada tempat bernama rumah. Bunda, Ayah, Bella dan Jehan. Rumah yang membuatnya tak sedikitpun berpikir untuk menyerah terlebih ketika Arka— sepupunya yang berada di Jakarta— bersedia membantunya. Dan langit seolah merestui ketika Arka sudah mengenal sosok Jehan.
"Jehan."
"Oh, i know her."
"Allura Jehan Cantika?"
"Everyone knows her. Dia disegani di BEM, banyak mahasiswa yang nggak suka dia karena suka dibilang kaku sama aturan. Orang orang di negara kayak kita mungkin banyak yang berpikir aturan dibuat untuk di langgar, cuma sedikit orang orang yang tau untuk apa aturan itu dibuat, dan Jehan salah satunya."
Res tersenyum. Thats why he crush on her.
"Tapi lebih banyak yang suka dia." ujar Res, yakin.
"Exactly." Arka tertawa.
Arka membantu segala proses bagaimana Res akhirnya dinyatakan sembuh, sampai akhirnya Res kembali mendapatkan Jehan di sisinya. Bahkan bukan sebagai Res adik dari sabahat Jehan, melainkan sang pujangga, sang kekasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapsodi || Jisoo feat Mark & Jaehyun
FanficJehan, Kamu tau nggak kalau rumus trigonometri itu bisa mengukur jarak suatu bintang di angkasa tanpa harus pergi ke sana, bisa mengukur sudut ketinggian tebing tanpa perlu memanjatnya, dapat mengukur lebar suatu sungai tanpa harus menyebranginya. T...