I can't get you all the stuff
But i can give you all my love
Free love
Free love
-free love-"Teuku, jangan main-main deh. Gue serius butuh hacker, kenapa malah Res yang muncul?" tanya Jehan tepat ketika Teuku baru saja mengucapkan kata halo. Jehan masih butuh penjelasan atas sikap Teuku, akhirnya ia memilih keluar sebentar, mengambil jeda untuk menghubungi Teuku via telepon.
"Res? Siapa tuh? Perasaan gue ngirimnya Mark Dolken Respati— Oh, Res tuh dari Respati? Aduh aduh, panggilan sayang rupanya?" pertanyaan Teuku yang semakin menyulut emosi Jehan. Barangkali maksud dari hari yang tidak itu-itu saja yaitu melatih kesabaran Jehan.
"Gue butuh hacker, Teuku." ujar Jehan, singkat padat dan jelas.
"Ya makanya gua ngirim Mark, Je. Dia jago kok. Malah gua nggak yakin kalau hacker lain bisa se pro Mark atau nggak."
Jehan menghela nafas, lalu menengok ke arah jendela di mana Res sedang duduk dan memainkan laptopnya. Serius? Res? Adalah sebuah tanya yang Jehan ulang-ulang di benaknya. Jehan memang tidak tahu banyak tentang Res selain fakta bahwa Res adalah adik dari sahabatnya, bocah ingusan yang hobinya bermain ke sana kemari dan Res yang dengan public speaking RUU omnibus law cipta kerja berhasil mengantarkannya lolos ke tahap selanjutnya.
Semilir angin menerpa wajah Jehan secara perlahan, suarainya bergerak malu-malu. Dan Res sudah membalas pandangan Jehan dari dalam sana. Perlahan sudut mulut Res terangkat naik. Ia menopang kepala dengan tangannya, sebab dengan itu Res bisa lebih leluasa memerhatikan Jehan yang masih menatapnya datar. Hanya beberapa detik sebelum Jehan akhirnya menghela nafas. Atensinya kembali kepada Teuku yang masih terhubung di sebrang sana.
"Mark itu all around, Je. Dia bisa ngelakuin apa aja, termasuk mencintai lo." bersama kalimat Teuku tersebut, Jehan bisa mendengar suara tawa lain yang terdengar di sebrang sana. Jehan menghela nafas lagi, menebak bahwa Dika dan Junot juga ikut mendengar percakapan Jehan dan Teuku.
Sedangkan di dalam starbucks, Res yang sejak tadi sibuk dengan laptopnya kini sudah menengok ke kiri di mana Dude— teman sejurusannya— baru saja menyapanya.
"Eh, bro. Gua liat liat lo ketemuan sama kak Jehan ya di sini? Kak Jehan anak BEM, kan?"
"Yoi." balas Res seadanya.
"Hhhm.. Baru tau gua kalau lo sama kak Jehan saudaraan."
Aktifitas Res terhenti. Perlahan tapi pasti Res mendongak ke arah Dude yang kini sedang memerhatikan Jehan dari kejauhan.
Saudara katanya.
SAUDARA
Res berdiri, meregangkan otot-otot lengan serta lehernya, sedangkan Dude yang akhirnya menyadari pun memilih kabur dengan tawa kencang yang membuat semua orang menengok ke arah Dude dan Res bergantian. Jika bukan karena Jehan yang berjalan ke arah Res, Res mungkin sudah mengejar Dude untuk memberikan balasan terhadap kalimat Dude yang tidak berkeprimanusiaan tersebut.
"Ok, I accept."
"Kamu udah nggak denial lagi?" tanya Res, kaget.
"Bukan. Maksud aku, aku udah bisa nerima kalau kamu hackernya. Ya ampun, memang harus selengkap ini ya kalau bicara sama kamu." ujar Jehan, menghela nafas dan duduk di kursi sebrang Res. Res terkekeh geli, lalu berdeham setelah mendapatkan lirikan tajam dari Jehan yang menurut Res pisau saja kalah. Kalah tajam dan tentu saja kalah cantiknya.
"Maksud aku juga begitu, kok. Minum dulu, Je. Udah aku pesenin kopi starbucks untuk kamu tanpa sianida." ujar Res, tangannya bergerak seakan mempersembahkan kopi tersebut kepada Jehan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapsodi || Jisoo feat Mark & Jaehyun
FanfictionJehan, Kamu tau nggak kalau rumus trigonometri itu bisa mengukur jarak suatu bintang di angkasa tanpa harus pergi ke sana, bisa mengukur sudut ketinggian tebing tanpa perlu memanjatnya, dapat mengukur lebar suatu sungai tanpa harus menyebranginya. T...