Tak perlu lah aku
Keliling dunia
Karena.. Kau di sini
-tak perlu keliling dunia-"Teh Jehan?"
"Kamu kuliah di sini?" tanya Jehan begitu saja, seakan lupa bahwa Res sedang melakukan pertandingan basket, dan tidak seharusnya ia semakin mengulur waktu pertandingan.
Res mengangguk, nyengir.
"Kok nggak bilang?" tanya Jehan, masih larut dalam keterkejutannya menemukan sosok Res di sini— adik kelasnya semasa SMA. Meski Res nampak berbeda dengan Res yang ia lihat beberapa tahun lalu, Jehan masih bisa mengenali Res. Wajahnya masih terlihat sama, tetapi postur tubuhnya jelas sudah berbeda. Kemana Res yang dulunya lebih pendek darinya? Sekarang melihat Res saja harus mendongak.
"Oke. Nanti ya kita omongin lagi. Kamu beneran gapapa, Res? Punggungnya sakit nggak? Break dulu aja untuk ke ruang kesehatan, gimana?" tanya Jehan sambil menunjuk pintu keluar lapangan. Namun, Res menggeleng menolak.
"Nggak sakit, teh. Ini punggung bukan sembarang punggung." ujar Res. Lalu laki-laki itu melanjutkan. "Dimana Res bisa nemuin teteh? Kayaknya sibuk banget."
"Gampang. Makanya kamu menang ya, Res. Nanti malem pas closing olim, aku yang bawain baki medalinya. Ketemu di sana." setidaknya Jehan memiliki alasan mengapa ia tidak ingin fakultas teknik kalah, sebab ada Res di sana. Ia ingin adik kelasnya menang tak peduli apakah di sana ada Yohan atau tidak.
Res mengangguk, sedangkan Jehan akhirnya berlalu pergi dengan sejuta pertanyaan dari benak penonton, sekaligus gosip baru yang akan di posting oleh akun lambe kampus dengan hashtag #Jehan #Res #FTWIN #FKLOSER
-R a p s o d i-
Pertemuannya dengan Res cukup berhasil menetralisir mood nya yang sempat berantakan. Namun, seperti tujuan awalnya, Jehan memang akan ke sini— menaiki bus kampus— lagi-lagi HA telah membawanya ke gedung perpustakaan, mengambil amplop biru muda yang terselip pada buku ilmu falak kesukaannya.
Awalnya, surat HA memang terasa dangdut. Namun, Jehan harus mengakui bahwa ia terhibur dengan surat-surat HA. Isi suratnya menarik, tidak itu-itu saja. Terkadang HA menceritakan sudut pandang hidupnya, kadang juga berisi hal-hal tidak penting seperti: Je, apa dulu? Telur ayam, atau ayam dulu? Dan seringkali HA akan menghiburnya meski Jehan tidak minta untuk dihibur. HA adalah laki-laki kedua di kehidupan Jehan yang keberadaannya terasa ada meskipun sosoknya tak berada di sisi.
Saat membuka buku ilmu falak, Jehan dibuat terkekeh karena HA telah menyelipkan tiga surat sekaligus di sana. Jehan membuka satu persatu amplopnya. Membaca di tempat.
Je, kamu nonton film Harry Potter, nggak?
Di Harry Potter (lupa yang keberapa, nanti kamu cari sendiri ya. Atau— nggak maksa (tapi amat sangat dianjurkan)— kita bisa nonton filmnya bareng), Hermione mengira kalau Severus Snape lagi membaca mantra supaya Harry jatuh dari sapu terbangnya, padahal Severus Snape justru lagi membaca mantra supaya si Harry selamat.Aku juga gitu, Je.
Orang-orang sering mengira aku lagi membaca mantra yang nggak-nggak karena kebanyakan belajar ilmu falak (Yang mereka kira ilmu falak adalah ilmu setan).
Padahal, aku lagi membaca mantra bernama doa dari jauh,
Supaya kamu sehat, supaya kamu selalu tersenyum sebab marah membuatmu semakin cantik—
dan kamu tau aku terlalu egois untuk berbagi kecantikanmu dengan makhluk bumi lain.Dan berdoa, semoga hari ini kamu menang lomba voli nya.
Dan kamu menang, Je.
Meski dari jauh-jauh hari pun kamu sudah menang,
Memenangkan hatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapsodi || Jisoo feat Mark & Jaehyun
FanfictionJehan, Kamu tau nggak kalau rumus trigonometri itu bisa mengukur jarak suatu bintang di angkasa tanpa harus pergi ke sana, bisa mengukur sudut ketinggian tebing tanpa perlu memanjatnya, dapat mengukur lebar suatu sungai tanpa harus menyebranginya. T...