17. love yourself, first

1.2K 314 237
                                    

"Jinny."

"Kenapa, Je?" tanya Jinny balik, menunggu Jehan yang sedang berjalan ke arahnya dengan langkah santai. Jinny mengerutkan kening, bertanya-tanya mengapa Jehan kini nampak terlihat serius.

"Nggak pa-pa. Biar bareng ke kelasnya." jawab Jehan sekenanya. Setelah itu Jinny berceloteh seperti biasa, sedangkan Jehan sibuk dengan pikirannya sendiri.

Tiba-tiba ia teringat pada diskusi malam itu, pada langit selepas isya di lapangan fakultas hukum. Selepas peristiwa stella melati yang digadang-gadang adalah syaithon sebelum mereka mengetahui bahwa Malik lah tersangkanya. Pada malam bersama Arka, membahas tentang film My Idiot Brother yang sukses menguras air mata: Hidup adalah kumpulan sebab dan akibat, saling terhubung dan memiliki makna.

Maka, mengapa dari sekian banyak pilihan amplop, Res harus memilih warna biru? Mengapa bukan amplop yang biasa-biasa saja? Sebab, Res ingin surat tersebut terlihat lebih spesial, Res ingin amplop biru muda itu lebih di ingat oleh Jehan, melekat dan bermakna— mungkin itu yang Res inginkan— Sampai pada malam tadi di ruangan BEM, pada akhirnya Jehan dan Res tahu bahwa jawabannya lebih dari itu.

Hari dimana Res membeli amplop biru muda tersebut membuat Res sudah menyimpan nomor Harjo jauh-jauh hari. Harjo, mahasiswa fakultas sastra, si pujangga kampus yang hobi sekali berkeliling ke semua fakultas hanya untuk menjual amplop dan puisi-puisi cinta.

"Jin, kenapa waktu itu lo bisa bilang kalau Harjo mukanya biasa aja?" tanya Jehan sebelum keduanya masuk ke dalam ruangan kelas.

"Ya karena bagi gue emang biasa aja, sih. Bukan selera gue aja." balas Jinny, nyengir.

Atau mungkin Tuhan sudah memberikan clue kepada Jehan bahwa sebaik apapun fisik atau rupa yang nampak, semuanya akan terlihat biasa dan tak bernilai jika hatinya bertindak sebaliknya. Bahwa hal-hal yang berharga dan bernilai dari seorang makhluk bernama manusia adalah jiwanya, bukan rupanya. Rupa yang baik tanpa jiwa yang baik hanya akan membuat musnah, binasa.

Jehan kini tersenyum tipis. menyadari bahwa brengseknya Yohan Andrea juga merupakan clue bahwa akan ada jenis Andrea lain yang sama brengseknya.

-R a p s o d i-

Siang hari setelah jam makan siang, fakultas farmasi di tengah-tengah bulan Februari telah dibuat ramai. Motor ninja kawasaki yang berada di paling depan barisan, dengan deretan motor lain di belakangnya jelas telah menarik seluruh atensi. Halaman depan fakultas farmasi tidak lagi sama, apa lagi ketika pemilik motor yang memimpin motor lainnya itu membuka kaca helm full face nya yang menyebabkan seluruh mahasiswi heboh sebab Mark Dolken Respati lah yang berada di sana.

Dari satu mulut ke mulut yang lain. Dari halaman depan fakultas ke dalam gedung, dari ruangan kelas ke ruang laboratorium. Dari laboratorium ke taman fakultas, dari taman fakultas ke perpustakaan fakultas. semuanya ramai membicarakan kehadiran Mark Dolken Respati dengan geng senior yang bukan main-main. Ada Teuku si ketua BEM FT, Junot si anak basket jagoan universitas dan terakhir yang kedudukannya tidak diragukan lagi— Dika sang presiden mahasiswa. Dan di antara orang-orang hebat tersebut, Mark Dolken Respati selaku junior itu telah memimpin barisan motor, menunggu perempuannya keluar.

"Eh eh, ada berita baru di lambe kampus!" ujar Jinny heboh hingga beberapa nasinya muncrat mengenai Johnny yang sedang duduk di hadapannya. Nggak pa-pa, cinta adalah menerima baik dan buruknya dengan bersyukur dan bersabar. Batinnya.

"Empat motor ninja kawasaki ada di halaman depan fakultas farmasi. OMG, mereka mau ngapain ke sini? Jangan-jangan Dika pengen kenalan sama gue ya, Je? Kok lo nggak bilang sih!" ujar Jinny tanpa memberi jeda sedikit pun pada kalimatnya. Jehan yakin jika bukan menjadi anak farmasi, mungkin Jinny sudah menjadi rapper kenamaan sekelas Jennie Blackpink.

Rapsodi || Jisoo feat Mark & JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang