She's a maniac
And I love her just like that
I'm falling
A little bit deeper
-maniac-Saat motor Riri membelok ke fakultas farmasi, Arka dengan mobilnya masih melaju lurus menuju fakultas kedokteran. Semuanya pergi ke tempat seharusnya, kecuali Res yang ikut membelokkan motornya ke fakultas farmasi, menghentikan motornya,ikut turun dan bahkan melepaskan helm. Riri masih sulit mencerna segala kejadian yang terjadi pagi ini.
Jehan baru saja akan berujar sampai Res memotongnya duluan.
"Makasih ya, Ri." Res melirik ke arah Jehan sekilas, lalu melanjutkan, "Udah nganterin Jehan dengan selamat. Semoga kebaikan lo di balas oleh Tuhan yang Maha Esa." ujar Res, wajahnya bersungguh-sungguh, membuat Riri terpingkal karena merasa lucu sekaligus bingung.
"Makasih ya, Ri. Hati-hati." ujar Jehan kepada Riri, mengabaikan Res sepenuhnya.
Jehan berjalan menjauh dari Riri, dan seperti dugaan Jehan, Res mengikutinya dari belakang dengan langkah riang gembira bahkan bersiul-bersiul. Pagi ini cerah. Awan biru mengkilap, burung-burung berkicau, angin bersemilir lembut menerpa surai rambut Jehan dan Res. Semuanya nampak baik-baik saja sebelum akhirnya Jehan membalikkan tubuh, menatap wajah Res dengan wajahnya yang sangat dingin, kentara tidak suka. Res sampai mundur, memegang dadanya kaget dengan senyuman bibir yang belum juga pudar.
"Ngapain sih ngikutin? Aku nggak suka ya kalau kelakuan kamu kayak gini. Apa perlu aku kasih tau ke Bella kalau adiknya ini nggak sopan sama sahabat kakaknya sendiri?" ucapan Jehan jelas bukan sekedar gertakan. Ia mendongak, menyilangkan kedua lengannya di depan perut, menatap Res serius. Dan Res, laki-laki itu semakin mengembangkan senyum dan bahkan ikut menyilangkan lengannya, meniru gaya Jehan.
"Je, take a deep—"
"Makan tuh take a deep breath." Jehan mendumel, meninggalkan Res lagi dengan melanjutkan langkahnya lebar-lebar. Bagaimana bisa Jehan take a deep breath jika kelakuan Res meminta sebaliknya. Siapapun yang melihat Jehan berbicara kepada Res pasti mengira perempuan tersebut adalah rapper sekelas Jennie atau Lisa Blackpink.
"Bro Johnny!" Res memanggil Johnny begitu antusias, berjalan melewati Jehan yang berdiri diam saat kini ia menyaksikan Res dan Johnny berhigh five, bersenda gurau seperti kawan lama. Jehan jelas kaget. Sudah lama ia mengenal Johnny, tetapi baru hari ini ia tahu bahwa Johnny mengenal Res yang tak lain adalah HA yang selama ini ia cari.
"Yaudah, bro. Nanti lagi ya. Gua ke FT dulu." ujar Res.
"Iya. Kapan-kapan dah gua ke FT."
Res meninggalkan Johnny, kembali berhadapan dengan Jehan. Setiap kali melihat Jehan, maka Res tidak bisa untuk tidak tersenyum. Secara otomatis bibirnya akan terangkat naik, matanya yang berbinar semakin menampakkan kilau matanya. Seakan dengan melihat mata itu saja, Res mampu menjelaskan kepada dunia betapa berharganya seorang Jehan di kehidupannya.
Res membungkuk, melihat wajah Jehan sejajar, lalu berujar lembut sebelum akhirnya pergi,
"Je, kenalan aku di sini nggak kamu doang, ada banyak. Tapi, kalau kenalan perempuan, ya cuma kamu yang aku tau dan mau tau."
Jehan tersenyum mendengar ucapan Res sehingga laki-laki itu diam-diam merayakan betapa bahagianya ia bisa melihat Jehan tersenyum, mengawali harinya dengan yang manis-manis semanis senyuman seorang Jehan. Meski senyuman Jehan tidak bertahan lama sebab selanjutnya ekspresi Jehan berubah datar, menatap malas dan berujar singkat kepada Res,
"Minggir."
"Iya." ujar Res, berdiri tegak lalu bergeser memersilahkan Jehan pergi. Res memerhatikan punggung Jehan yang perlahan menghilang dari pandangan. Jehan yang pergi tanpa hendak menengok, dan Res yang enggan pergi sebelum Jehan benar-benar menghilang dari pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapsodi || Jisoo feat Mark & Jaehyun
ФанфикJehan, Kamu tau nggak kalau rumus trigonometri itu bisa mengukur jarak suatu bintang di angkasa tanpa harus pergi ke sana, bisa mengukur sudut ketinggian tebing tanpa perlu memanjatnya, dapat mengukur lebar suatu sungai tanpa harus menyebranginya. T...