Renjaka mendapati Renata yang sedang berjongkok di samping sofa di ruangannya. Di atas sofa terlihat Rendra yang sedang tertidur pulas diselimuti dengan sehelai kain. Renata mengelus pelan surai hitam milik Rendra, yang langsung membuat hati Renjaka berdesir. Menangkap kasih sayang yang Renata sampaikan kepada anak laki-lakinya itu melalui belaian pelan di kepalanya.
Setelah dirasa Rendra sudah cukup pulas, Renata berdiri dan berbalik, melihat Renjaka berdiri di dekat pintu ruangannya, "Eh, Pak, saya gak denger Bapak masuk"
Renjaka tersenyum, "It's ok. Rendra baru tidur?"
Renata mengangguk sambil berjalan ke arah Renjaka lalu berdiri tidak jauh darinya, "Lagi main komputer terus tiba-tiba dia nyender ke saya. Saya udah ajak buat tiduran di dalem ruangan tapi dia gak mau. Tau-taunya ketiduran pas lagi saya pangku. Baru saya pindahin 5 menit yang lalu. Untung gak kebangun"
Renjaka mengangguk mendengarkan penjelasan Renata, "Thank you"
"My pleasure. Adelia jadi jemput?"
Renjaka melihat jam di tangan kirinya, "Tadi sih ngabarin bentar lagi sampe"
Tidak lama terdengar bunyi nada panggilan dari handphone Renjaka. Setelah menggeser tombol hijau di layarnya, Renjaka menempelkan telepon genggamnya itu di telinga kanannya, "Udah sampe mana, Li?"
Terdengar suara lirih Adelia di ujung sana, "10 menit lagi sampe lobi, Mas. Tunggu bawah ya"
"Ok" Renjaka memutus sambungan teleponnya, lalu berjalan ke arah Rendra untuk menggendongnya. "Boleh bantu bawakan tasnya Rendra, Ta?" pinta Renjaka pada Renata yang masih berdiri di tempatnya.
Tanpa menjawab, Ia segera membereskan semua barang bawaan Rendra untuk mengikuti Renjaka berjalan ke luar ruangannya. Di luar ruangan, Renjaka bertemu dengan Jaendra yang tampaknya berniat untuk mendatangi Renjaka, "Eh, ada Rendra" ujar Jaendra begitu melihat Renjaka yang menggendong anak laki-lakinya yang sedang tertidur.
Renjaka mengelus pelan kepala Rendra, kemudian beralih pada Jaendra, "Ada perlu, Jae?" tanya Renjaka.
"Mau bahas soal meeting R&D tadi. Lo mau ke mana?"
"Gue anter Rendra ke bawah dulu, udah dijemput Lia. Lo tunggu di dalem aja"
"Okaayy" baru Jaendra akan berjalan masuk ke dalam ruangan Renjaka, terlihat Renata yang keluar dari pintu tersebut membawa tas sekolah Rendra, "Eh, Renata"
Renata yang sempat terkesiap kemudian memberikan ruang untuk Jaendra masuk ke dalam ruangan Renjaka. Baru menggeser pintu ke dalam untuk masuk, Jaendra berkata lagi, "Gue kaya ngeliat keluarga lagi mau piknik nih. Bapaknya gendong anak, Ibu nya yang bawain tas. What a beautiful family" ujar Jaendra dengan senyum lebar kemudian langsung masuk ke dalam ruangan Renjaka sebelum Renjaka menendangnya karena ucapannya tadi.
Saat mereka sedang berada di dalam lift, Renjaka membuka suaranya, "Jaendra saja sudah bilang kalau kita tampak seperti keluarga bahagia, Ta. Kita tinggal mewujudkannya saja kan?"
"Saya no comment dulu, Pak" Renata menutup mulutnya rapat yang membuat Renjaka tertawa pelan.
Begitu tiba di samping mobil Adelia dan setelah meletakkan Rendra dengan aman di carseat nya, Renjaka berdiri di dekat jendela mobil tempat Adelia duduk, "Hati-hati, Li, nyetirnya"
Adelia mengangguk, "Will do. Btw, seneng deh liat kalian berdua hari ini" Adelia menunjuk Renjaka dan Renata bergantian.
"Why?" tanya Renjaka bingung.
"Hari ini temanya abu-abu ya. Couple shirt banget ceritanya?" tanya Adelia dengan senyum menggoda yang membuat Renata langsung memperhatikan pakaiannya dan Renjaka kemudian baru menyadari kalau warna pakaian mereka sama. Membuat Ia menundukkan kepalanya, menyembunyikan wajahnya yang tiba-tiba memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Been Easy [Completed]
RomanceKisah tentang seorang duda anak satu yang ditinggal pergi untuk selamanya oleh wanita kesayangannya saat melahirkan buah hati mereka. Renjaka Putra Permana. Menjadi laki-laki yang kehidupannya hanya terfokus pada pekerjaan dan anak laki-lakinya. Ti...