Adelia melihat kakak laki-lakinya yang sedang berada di rumah di waktu weekend kali ini. Sambil menemani Rendra bermain dengan legonya, Renjaka tampak memperhatikan layar tablet yang ada di tangannya ketika Adelia mendatanginya dan menepuk bahunya pelan.
"Tumben weekend nggak kemana-mana, Mas?" tanya Adelia duduk di samping Renjaka, yang dijawab dengan gumaman oleh Renjaka.
"Nggak ke Bandung lagi?" dengan nada menggoda Adelia kembali bertanya. Ia memang sudah diceritakan oleh Renjaka mengenai alasannya beberapa kali ke Bandung akhir-akhir ini, yang sukses mendapat ledekan dari adiknya itu, "Direktur sama pegawai biasa nggak ada bedanya kalo berjuang buat cinta ya. Disuruh bolak-balik Bandung juga nurut aja tuh demi restu" ledek Adelia ketika Renjaka menceritakan tujuannya pergi ke Bandung saat itu.
Renjaka membuka suaranya kali ini menjawab pertanyaan Adelia, "Nggak boleh sama Renata"
"Nggak boleh kenapa?"
"Minggu kemarin kan udah, sekarang disuruh main sama Rendra aja"
Adelia tertawa mendengar jawaban Renjaka yang diikuti dengan tampang muram kakaknya itu, "Nggak ngajak Renata pacaran?"
Wajah Renjaka semakin muram, "Nggak boleh juga. Dia mau nyalon sama temen kosannya. Kalau gue mau pergi, pergi sama Rendra aja"
Tawa Adelia semakin membahana melihat kakak laki-lakinya yang tampak kecewa karena tidak bisa bertemu dengan kekasihnya di akhir pekan kali ini, "Kasian banget ditolak"
Renjaka hanya mendengus mendengar respon Adelia. Adelia kembali berkata, "She's really different ya, Mas. Biasanya cewek-cewek maunya diapelin terus sama pacarnya, apalagi weekend. Ditambah lo juga sibuknya ngaco banget belakangan ini. Di kantor juga kalian jarang ketemu kan semenjak Renata pindah bagian?"
Renjaka mengangguk menjawab pertanyaan Adelia, "She is, Li. Kadang kalo mau gue ajak pergi pas weekend, dia maunya juga ngajak Rendra. Aktivitas kita nggak boleh ganggu quality time gue sama Rendra"
Adelia tersenyum, "Bener-bener jelmaan Mba Nina dalam versi lebih ceria dan rame, Mas"
Renjaka tersenyum, "Gue nggak mau nyamain Renata sama Nina, Li. They're different. Cuma kebetulan aja mukanya sama"
"Lo udah cerita sama Renata soal kemiripan mereka, Mas?"
Renjaka menggeleng membuat Adelia kembali membuka suara, "Apa gara-gara itu lo jadi nggak pernah ajak Renata ke rumah, Mas?"
Renjaka mengangguk. Ia memang belum pernah mengajak Renata ke rumahnya. Ke rumah orang tuanya lebih tepatnya. Karena di rumah ini ada foto keluarga yang terpajang di ruang tengah, di mana Nina ada dalam foto tersebut.
"Kenapa belom lo omongin ke Renata sih, Mas?" tanya Adelia lagi.
"Satu-satu, Li. Gue sedang mengusahakan dapet restu dari kakaknya dulu. Kalau gue udah dapet restu dari semua keluarganya, gue baru bisa yakin kalau Renata bisa gue miliki sepenuhnya. Setelah itu baru gue ceritain soal Nina"
"Tapi kalau suatu hari nggak sengaja Renata tahu soal kemiripannya sama Mbak Nina, dan bukan dari lo, gimana Mas? Hal itu bakalan jadi masalah buat kalian berdua, kan?"
"Makanya gue selalu bilang ke orang-orang yang kenal sama Nina, untuk nggak pernah bahas masalah itu apalagi kalau ada Renata"
"Ya tapi lo harus secepatnya cerita soal ini, Mas."
"Iya, gue pasti cerita lah ke dia. Dia juga harus kenal sama mama-nya Rendra"
Adelia menepuk bahu Renjaka beberapa kali, "Mas, gue seneng banget akhirnya lo bisa buka hati lagi buat perempuan setelah Mbak Nina, dan lo beruntung banget bisa ketemu sama Renata yang sangat pengertian dengan status lo yang beranak 1. Renata juga keliatan sayang dan care banget sama Rendra. Dijaga ya, Mas, jangan sampai lepas"
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Been Easy [Completed]
RomanceKisah tentang seorang duda anak satu yang ditinggal pergi untuk selamanya oleh wanita kesayangannya saat melahirkan buah hati mereka. Renjaka Putra Permana. Menjadi laki-laki yang kehidupannya hanya terfokus pada pekerjaan dan anak laki-lakinya. Ti...