T I G A T U J U H

34.4K 2.6K 13
                                    

Renjaka menautkan jemarinya pada milik Renata lalu berjalan di depannya memasuki salah satu restoran fine dining di kawasan Ibukota, menuju meja yang sudah ditempati oleh Hani dan Aji yang sudah datang terlebih dahulu.

Begitu meja mereka sudah mulai terlihat, Renjaka merasakan genggaman tangan Renata semakin mengerat. Ia lalu memelankan langkahnya dan mensejajarkan dirinya di sebelah Renata. "Hey, calm!" ujar Renjaka menenangkan wanita itu sambil tersenyum kepada Renata.

Renata hanya bisa mengangguk pelan dengan senyum yang agak sedikit dipaksakan. Harus bersikap apa Renata nanti saat bertemu dengan atasannya di kantor? Bahkan ada dua, karena Renjaka bilang kalau Jaendra akan menyusul. 

Renjaka bilang bahwa Renata bisa bersikap santai layaknya teman kepada Hani dan Jaendra. Mana bisa? Dua orang tersebut adalah atasannya di kantor. Mana bisa Ia bersikap santai kepada dua petinggi di kantornya. Renata hanya menghela nafas pelan, mengikuti Renjaka yang kali ini melepas genggamannya dan ganti memeluk pinggangnya erat. 

"They're my friends, and you are my girlfriend. We are out from the office, so enjoy this night with me" bisik Renjaka di telingan Renata sambil mengedipkan sebelah matanya ketika Renata menatapnya.

Begitu sampai di meja yang sudah ditempati Hani dan Aji, Renjaka menyapa akrab dua sahabatnya itu yang juga terlihat lebih santai hari ini. Hani sudah melepas blazer yang tadi dipakainya di kantor dan hanya mengenakan kemeja putih tanpa lengan dan rok selututnya, sedangkan Aji juga tampak santai dengan kemeja cream yang terbuka 2 kancing teratasnya dengan bagian lengan yang tergulung sampai siku.

Renata juga masih mengenakan baju kantornya tadi, hanya kali ini Ia sudah menggelung rambut panjangnya menjadi cepolan dengan menyisakan juntaian rambut di dekat telinga dan poni yang menutupi keningnya, sedangkan Renja berpenampilan hampir sama dengan Aji. 

"Hai, Renata" sapa Hani pada Renata.

Renata menganggukan kepalanya, seperti biasanya Ia menyapa Hani di kantor, yang membuat Hani dan Aji tertawa. Renjaka ikut tertawa kecil lalu menarik kursi untuk Renata duduk, kemudian Ia duduk di samping Renata.

"So happy to see you come here as.... Renja's girl, right?" tanya Hani, kemudian menoleh sekilas pada Renjaka. 

Renata hanya tersenyum canggung, masih bingung harus membalas apa. Ia kemudian hanya sibuk melihat buku menu yang diberikan Renjaka tadi. 

"Jae belum dateng?" tanya Renjaka kepada Hani dan Aji. yang dijawab dengan gelengan oleh mereka berdua, "Udah otw sih tadi gue tanya 10 menit yang lalu. Pesen aja dulu dan makan sambil nunggu Jae" Hani menunjuk buku menunya.

Renjaka menyandarkan tangannya di belakang kursi Renata lalu ikutan melihat-lihat buku menu yang masih asyik dipandangi dan diperhatikan secara seksama sejak tadi oleh Renata.

"Kamu mau makan apa, Ta?" tanya Renjaka.

Renata menoleh pada Renjaka, "Mas makan apa?"

"I want some pasta. Kamu pilihin aja pasta yang mananya"

Renata mengangguk lalu mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan. Setelah menyebutkan menu yang dipesan untuknya dan Renjaka, Renata mengucapkan terima kasih setelah si pelayan menyebutkan kembali pesanannya dan meninggalkan meja mereka. 

Hani kembali membuka pembicaraan, "Udah pamit sama Rendra lo, Ja, mau lembur malem ini?"

"Tadi udah video call"

Hani kemudian mengalihkan pandangan pada Renata yang tampak sibuk memperhatikan sekelilingnya dan menghindari tatapannya. Hani tertawa kecil lalu menjentikkan jarinya di depan wajah Renata, "Hello, earth is calling Renata"

Never Been Easy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang