Update Jumat malam hehe enjooyy~
---
Adelia mengangkat tangannya dan melambai pada seseorang yang baru masuk ke dalam restoran yang sudah didatanginya beberapa saat lalu. Senyum terpasang di wajah perempuan yang berjalan mendekati meja Adelia. Setelah wanita itu duduk, Adelia menyerahkan buku menu di sebelah mejanya.
"Pesen dulu, Ren" ujar Adelia pada Renata.
Renata mengangguk lalu membuka buku menu di tangannya. Setelah memesan makanannya kepada pelayan yang melayani mereka, Renata mengucapkan terima kasih sebelum pelayan itu pergi meninggalkan meja mereka.
Renata memasang tawa lebarnya melihat Adelia, "Apa kabar, Li?"
"Baik" jawab Lia sama sumringahnya, "Kamu gimana?"
"I'm fine, thank you. Rendra gimana?"
"Rendra juga baik. Mama Papa juga baik."
Renata tertawa mendengar penjelasan Adelia yang seolah tahu pertanyaan apa yang akan dilontarkan Renata setelahnya.
"Aku ganggu jadwal makan siang kamu, nggak?" tanya Lia setelah makanan mereka sudah diantarkan ke meja mereka.
Renata dengan cepat menggeleng, "Enggak, kok. Aku juga nggak ada janji makan siang sama siapa-siapa"
"Biasanya kalau makan siang gitu sama siapa, Ren?"
"Ya paling sama temen-temen di corporate, kadang janjian juga sama Nia, sekretarisnya Mas Ren... maksud aku, Pak Renjaka"
Adelia tertawa menangkap kegugupan Renata, "Panggil Mas juga nggak apa-apa kali. Aku kan bukan temen kantor kalian"
Renata tertawa jengah. Sudah lama sekali rasanya Renata tidak memanggil mantan atasannya itu dengan sebutan Mas. Karena sudah lama juga mereka tidak bertemu dan menghabiskan waktu di luar jam kerja, sehingga panggilan akrab dari Renata itu tidak pernah lagi disebutnya.
"Ren, aku minta maaf ya?" ucap Adelia tiba-tiba membuat Renata terkejut di tempatnya.
"Kok minta maaf? Kenapa?"
"Gara-gara aku minta tolong jemput Rendra waktu itu, kamu jadi nganterin Rendra pulang dan ngeliat..." Adelia terdiam, tidak melanjutkan perkataannya.
Renata tersenyum, "Sama sekali bukan salah kamu. Aku malah seneng kamu hubungin aku pas tau Pak Renja nggak bisa dihubungi. Kasian juga kalau Tante Saras harus ke sekolah Rendra kemarin, beliau pasti panik"
"I thank you a lot, Ren. Nggak kepikiran siapa-siapa lagi untuk bisa nemenin Rendra pas Mas Renja nggak bisa dihubungi"
"Anytime, Li. Kalau ada apa-apa, just call me. Kalau aku bisa bantu, pasti aku bantu"
"Thanks, Ren. Tapi aku tetep merasa bersalah, ngeliat kamu sama Mas Renja jadi begini"
"Bukan salah kamu, Li. Hal itu emang jadi kaya bom waktu yang bisa meledak kapan aja. Dan meledaknya ternyata kemarin" Renata menundukk sambil mengaduk makanan di atas piringnya yang tinggal tersisa sedikit.
Adelia meminum minuman di gelasnya, kemudian kembali menatap Renata, "Waktu kalian masih baik-baik aja kemarin, aku happy banget liat Mas Renja. Dia kayak orang yang kembali hidup, Ta. Kegiatannya nggak cuma diisi sama kerja dan nemenin Rendra main aja. Dia jadi sering nraktir aku, jajanin baju dan tas buat jadi upah aku dititipin Rendra karena dia mau pacaran sama kamu pas weekend" Adelia tertawa mengingat sikap Renjaka beberapa waktu lalu. Terlihat seperti remaja yang sedang dimabuk cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Been Easy [Completed]
RomanceKisah tentang seorang duda anak satu yang ditinggal pergi untuk selamanya oleh wanita kesayangannya saat melahirkan buah hati mereka. Renjaka Putra Permana. Menjadi laki-laki yang kehidupannya hanya terfokus pada pekerjaan dan anak laki-lakinya. Ti...