D E L A P A N B E L A S

35.7K 3.1K 18
                                    

Renjaka sedang duduk sambil memperhatikan Rendra yang sibuk bermain dengan tumpukan mainannya di halaman belakang rumah mereka. Semenjak kelahiran Rendra, Renjaka memang kembali tinggal bersama orang tuanya dan Adelia karena orang tuanya yang meminta agar bisa menjaga Rendra. Karena pasti akan sibuk sekali kalau harus setiap hari Renjaka bolak-balik dari rumah miliknya untuk mengantar dan menjemput Rendra ke rumah orang tuanya selama Ia bekerja.

Renjaka sebenarnya sudah memiliki rumah yang ditempatinya dengan Nina setelah menikah kemarin. Namun, ketika Nina meninggal dan Renjaka tinggal di rumah orang tuanya, Renjaka mengontrakkan rumah tersebut karena tidak akan Ia tempati dalam waktu yang lama.

Adelia kemudian mendatangi kakaknya dan duduk di sebelah Renjaka, "Mas, gue mau ketemu sama Renata dong"

Renjaka langsung menoleh, "Mau ngapain?" tanyanya tegas.

"Galak banget sih" ujar Adelia sambil tertawa. "Pengen ketemu aja, ngobrol-ngobrol"

"Ngobrol apa?"

"Ya apa kek, yang seru. Lagian kenapa lo galak banget sih gue cuma mau ketemu sama sekretaris lo aja"

"Karena gue tau, niat lo gak cuma buat ngobrol doang. Pasti bahas yang lain-lainnya"

Adelia kembali tertawa mendengar perkataan Renjaka, "Ya ngobrol yang lain-lain kan gak apa-apa juga, mas. Emang kenapa sih?"

Renjaka mendengus mendengar godaan Adelia, "Li, Renata belom tau kalo dia itu mirip sama Nina."

"Hah beneran?" tanya Adelia yang hanya dibalas anggukan oleh Renjaka, "Kenapa?"

"Ya buat apa? Gak ada hubungann juga dia sama Nina"

Adelia mengangguk-anggukan kepalanya, "Bener juga sih"

"Jadi lo gak perlu sok sibuk mau ketemu segala sama dia, karena dia cuma sekretaris gue yang kebetulan aja mirip sama Nina"

Adelia tersenyum penuh arti, "Gue gak yakin kalo semua ini cuma kebetulan, Mas"

***

Renata sedang mengambil beberapa barang kebutuhannya ketika Ia terkejut dan melihat ada seorang anak laki-laki yang memeluk kakinya. Anak laki-laki tersebut kemudian mengangkat kepala dan otomatis membuat Renata tersenyum ketika Ia mengetahui siapa anak laki-laki tersebut, "Haloo, Rendra. Kamu sama siapa ke sini?" Renata berjongkok untuk mensejajarkan matanya dengan Rendra.

Rendra kemudian menunjuk seorang wanita yang sedang berjalan ke arah mereka. Renata kemudian kembali berdiri dan menggandeng Rendra untuk menuju wanita tersebut yang sudah memasang senyumnya sejak jarak mereka masih jauh. 

"Halo. Renata ya?" sapa wanita itu. 

Renata tersenyum kemudian mengangguk mengulurkan tangannya menyambut uluran tangan wanita itu, "Saya Adelia, tantenya Rendra. Adiknya Mas Renjaka"

"Ah, iya, Bu. Saya Renata, sekretarisnya Pak Renjaka"

Senyum tidak lepas dari wajah Adelia. Wanita di depannya ini benar-benar sangat mirip dengan mendiang kakak iparnya, "Lagi belanja juga?" tanya Adelia.

Renata mengangguk, "Iya, Bu."

"Sendirian atau sama temen?"

"Sama temen, Bu. Tapi misah cari keperluan masing-masing"

Adelia mengangguk, "Kapan-kapan makan siang sama aku ya"

Renata melongo mendengar ajakan tiba-tiba dari adik bos nya ini. Adelia yang menangkap ekspresi terkejut dari wajah Renata kembali tertawa, "Santai aja sama aku. Yang bos kamu kan Renjaka, kalau sama aku, kita temen. Jadi panggil Adelia aja, gak usah panggil Ibu. Aku belum jadi Ibu-Ibu. Panggil Lia aja"

Never Been Easy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang