E M P A T L I M A

34K 2.6K 31
                                    

Renjaka melihat Renata yang berjalan ke arah mobilnya dengan senyum lebar yang terpasang di wajahnya. Gadisnya ini memang selalu ceria, membuat semua orang yang melihatnya ikut tertawa, tertular dari cerianya. Termasuk Renjaka hari ini. 

Renata membuka pintu mobil bagian penumpang sebelah Renjaka, setelah masuk dan duduk, Renata menatap Renjaka dengan senyum lebarnya, "Morning, Mas"

Renjaka ikut tertawa lalu menarik pundak Renata mendekatinya dan mengecup kening kekasihnya itu sebelum menjawab, "Morning, Ta" yang membuat wanita itu tersipu malu di tempatnya. 

Walaupun Renjaka sudah beberapa kali melakukan hal tersebut, Renata masih saja malu setiap Renjaka melakukannya. Hanya sekedar kecupan kening, namun bagi Renata itu adalah ekspresi sayang Renjaka pada dirinya, dan Renata sangat menyukainya. 

Hari ini Renata bermaksud untuk berbelanja beberapa kebutuhannya yang sudah habis. Semalam Renjaka mengajaknya bertemu hari ini, awalnya Renata menolak karena Ia memang sudah niat berbelanja, tapi Renjaka malah menawarkan diri untuk menemaninya. Renata meminta Renjaka juga mengajak Rendra agar Renjaka bisa menghabiskan waktunya juga dengan anak laki-lakinya itu, namun anak itu menolak diajak pergi hari ini.

"Kenapa Rendra nggak ikut, Mas?" tanya Renata mengenai alasan Rendra tidak jadi ikut mereka hari ini.

Renjaka menjalankan mobilnya menuju salah satu pusat perbelanjaan yang menjadi tujuan mereka hari ini, "Gak boleh sama Adelia"

Renata langsung menatap Renjaka, panik, "Rendra nggak boleh ketemu aku sama Lia?"

Renjaka tertawa mendengar dugaan Renata yang tentu saja salah paham, "Lia ngebiarin saya pacaran sama kamu berdua aja hari ini. Makanya Rendra ditahan di rumah sama dia"

"Beneran?"

Tangan kiri Renjaka mengusap surai hitam Renata, "Beneran, Sayang. Lagian apa alasan Lia ngelarang Rendra ketemu kamu?"

"Kali aja tiba-tiba Lia jadi gak setuju Mas berhubungan sama aku"

"Padahal kayanya malah Lia yang pengen banget jodohin kamu sama aku dari sejak kalian ketemu di mall sebelum kita pacaran" Renjaka tersenyum mengingat betapa adiknya itu mendorongnya berkali-kali untuk bisa dekat dengan Renata.

"Emang iya?"

Renjaka hanya menjawab dengan anggukan sambil tertawa, "You win my families' heart since day one, Ta. Jadi stop insecure"

Renata kembali memasang tawa lebarnya kemudian duduk bersandar di kursinya.

"Gimana minggu pertama di corsec?" tanya Renjaka kembali membuka obrolan di antara mereka.

"Baik-baik aja, Mas. Udah numpuk kerjaan juga karena memang corsec sudah butuh tambahan staff dari lama, jadi begitu aku dateng, langsung deh kerjaannya dateng semua" 

Renata memang sudah mulai pindah ke bagian corporate secretary sejak seminggu yang lalu. Dan selama seminggu itu pula, Ia tidak bisa bertemu dengan Renjaka karena kesibukan masing-masing. Renjaka juga selalu tidak sempat mengantarkan Renata pulang karena beberapa kali memiliki jadwal meeting, baik di dalam maupun di luar kantor, pada saat Renata sudah bersiap pulang. Hal itu jugalah yang membuatnya memaksa untuk menemani Renata berbelanja untuk sekedar bertemu dengan wanita itu. 

"Masih bisa kamu handle kan?"

Renata tertawa mendengar pertanyaan Renjaka, "Easy, Mas. Aku malah suka kalau aku gak banyak nganggur kalo di kantor. Untungnya temen-temen corsec juga helpful banget, aku jadi nggak kaya anak baru di antara mereka"

"Good"

"Lagian kan udah biasa waktu masih jadi sekretaris, Mas, banyak ngerjain ini itu"

Never Been Easy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang