BAB 10
Let's Play!
Jiyeon membuka instagram, berapa kali ia membatalkan follow an dari Eunwoo tetapi pria itu lagi dan lagi tak menyerah untuk mengikuti akunnya, Eunwoo pria mempunyai ambisi kuat, berani dan aneh. Daripada sibuk menghapus Eunwoo dari daftar pemintaan pertemanan, Jiyeon memilih membiarkan saja, tidak ada manfaat memikirkan kegilaan dari pria itu.
Jiyeon melihat jam ternyata sudah setengah jam Soo Hyun belum juga menjemputnya, tak seperti biasa pria itu telat. Jiyeon merasa bimbang, baru saja Jiyeon ingin menelpon Soo Hyun, pintunya terbuka menampilkan Soo Hyun yang membungkuk layaknya seorang pelayan. Soo Hyun menarik pintu untuk menutup, seperti biasa senyuman tipis terukir menyapa Jiyeon diiringi pelukan erat.
"Aku tidak bisa menemanimu sore ini."
Hal tak biasa lagi dari Soo Hyun lakukan padanya pelukan Soo Hyun terlalu singkat , di mana ciuman dan kata cinta? Pria itu juga terlihat gelisah. Jiyeon mengawasi gerak-gerik Soo Hyun hal itu pun membuat Jiyeon cemas, Jiyeon menahan tangan Soo Hyun sebelum pria itu mengambil Hoodie dari lemarinya.
"Kau ada masalah?"
"Tidak, 5 hari kedepan aku tidak bisa menemui mu."
Terpampang wajah khawatir Jiyeon, pria itu mendekat mencium pelan keningnya, "Kau kenapa? Jangan membuatku khawatir, jujur padaku."
Soo Hyun mendesah sebelum memeluk Jiyeon. Napas pria itu begitu hangat menyentuh area leher, bagaimanapun Soo Hyun adalah suaminya, kegelisahan Soo Hyun menjadi kecemasan bagi Jiyeon.
"Jangan khawatir, hanya ada masalah kecil."
"Bagaimana aku tidak khawatir, kau tak seperti biasanya."
Cukup lama suara Soo Hyun tidak terdengar sampai Jiyeon mengira Soo Hyun tak mendengar. Pelukan Soo Hyun selalu mendominasi dan penuh kuasa atas diri Jiyeon.
"Selama aku tak di sampingmu, tanpa izinku kau tidak boleh keluar, jangan pernah menerima apapun dari orang asing, kau paham? Terakhir, hanya berada di sampingku kau aman, Jiyeon."
Alih-alih merasa tenang Jiyeon semakin dilanda kecemasan, dentuman di jantung semakin tak berkompromi, pria ini sulit sekali untuk mengatakan apa yang terjadi, Jiyeon semakin mengeratkan pelukan berharap rasa cemas ini sedikit mereda, memejamkan mata demi menikmati elusan dari rambutnya hal itu membuat Jiyeon sedikit merasa nyaman.
"Sudah, aku harus pergi, jangan takut."
Jiyeon tetap tidak mau melepaskan pelukan Soo Hyun. "Bagaimana aku tidak takut Soo Hyun, kau tidak bersamaku."
"Kau aman selagi kau mengikuti perintahku."
Jiyeon merasa berat untuk melepaskan pelukan, jelas Jiyeon sangat berharap setidaknya Soo Hyun menyempatkan diri untuk sekedar menemuinya walau hanya sebentar, lima hari bukanlah waktu yang singkat.